Bermandikan oli pun tak mampu menghapus bayangmu dari pikiranku Tak mampu mengurangi perasaan ingin tahu tentangmu Selalu ku abaikan perasaan itu ketika bermunculan Bahkan ketika mereka protes aku bekerja tidak seperti biasanya Yah, aku pun mulai merasa aku berbeda Entah bermula dari kapan Apakah d
Pemula yang tak mampu bermain kata Hingga sajak-sajak cerita hilang begitu saja Padamu Puan yang membuat degub bergetar Seolah semua sirna ketika melihat aksaramu terpancar Hari ini aku tersenyum melihat kemarahanmu Perutku tergelitik melihat betapa tegas amarahmu Ada pancaran membunuh dan mematik
Ada getar gejolak ketika tahu tentangmu Bagaimana aksara itu mampu menarikku padamu Meski awalnya aku begitu ingin membunuhmu Namun kini justru ingin mengenalmu Awan-awan gelap itu bergerak Menggantikan kelabunya jiwa Hingga tak kusangka mengenalmu tanpa sebab Kau gadis yang tak pernah kupikirkan s
Aku adalah aku Aku adalah kamu Aku dan kamu adalah satu Aku adalah nurani Nurani adalah aku Aku dan nurani adalah satu Aku adalah akal Akal adalah aku Aku dan akal adalah satu Aku adalah jiwa Jiwa adalah aku Aku dan jiwa adalah satu Aku adalah tubuh Tubuh adalah aku Aku dan tubuh adalah satu Ak
Penyatuan jiwa karena terpisah oleh hitam dan putih, ketika jalan itu selalu bercabang dan semakin bercabang. Bukan tentang penghubung yang selalu dan, melainkan kata yang memang dibuat sesederhana mungkin. Bagaimana aku memahami diriku sendiri. Bagaimana aku mampu mencintai diriku sendiri. Bagaim
Kisah itu tertulis jelas di kertas putih tak bergaris. Selalu tergores setiap waktu ketika mata terbuka Kisah itu tertulis nyata di atas bara membakar hebat, bagaimana harus terus bertahan hidup demi seikat hati yang terus berlari. Kisah itu menghilang di balik dedaunan senja, menelisik di antara
Jalan-jalan itu mulai terbuka, membias bayang di ujung senja. Menitipkan rindu menerbangkan angan akan tentangmu. Kaki terus saja melangkah, berharap cahaya kan menerangi keabadian. Ada banyak kisah di balik tangisan jiwa-jiwa kehilangan arah. Tersesat di ujung tombak hingga harus berdarah dan mati
Awalnya setiap tahu bahwa itu adalah kamu, aku cemburu. Aku selalu cemburu, tapi aku menyimpannya di dalam hati. Melihatmu bahagia saja sudah cukup, lalu aku fokus pada healingku. Aku sadar diri bahwa bukan aku, bukan aku. Aku tidak pernah dianggap ada, aku memilih diam dan sibuk dengan duniaku. S
Kita berbeda Aku kaki untuk berpijak Engkau tanah untuk melangkah Dia bunga begitu semerbak menyengat Tidak akan pernah sama ketika berusaha menyamakan Beda akan selamanya berbeda aku, kamu, dan dia Bukan lagi kisah kita yang tak terselamatkan Namun memang tidak ada lagi rasa di antara kita Perasa
Cinta itu terlahir murni dari hati, menyatukan dua insan menjadi satu takdir. Cinta itu tumbuh dari kalbu yang terus memupuk subur. Cinta itu terlahir baru lagi, lagi, dan lagi padaku dan kamu. Kita pernah dipisahkan oleh jarak, ruang, dan waktu. Sebelum Tuhan menyatukan dua hati menjadi satu. Sam
Aku adalah seseorang yang berpetualang dalam hidup. Gunung ke gunung lain, hutan ke hutan lain, lembah ke lembah lain, sungai ke sungai lain, daratan satu ke daratan lain sampai berhenti pada sebuah tujuan. Aku adalah diriku yang tak pernah terlihat orang lain, tapi aku memang nyata adanya. Ketika
Ada banyak hal yang terus terkunci ketika belati-belati menusuk perih. Ada banyak kata yang tersimpan rapi, ketika sajak-sajak enggan menampakkan diri. Bukan, bukan karena tak ingin berbagi. Melainkan ego percaya bahwa aku masih kuat berdiri di sini. Nyatanya terpontang-panting ke sana-sini, terbaw
Bagaimana memendam rasa rindu itu? Menyakitkan bukan? Bagai badai di tengah gurun pasir, sangat pengap, sesak, dan berdebu. Bagaimana rasanya ketika dipaksa menjauh, pura-pura tidak mengenali? Menyakitkan bukan? Bibir terkunci dengan pita suara terkikis gengsi. Bagaimana harus memberi jarak ketika
Aku adalah cinta untukmu Cinta yang mungkin tak akan kau temukan selain padaku Aku adalah jiwamu Jiwa yang mungkin tak akan kau temukan selain padaku Aku adalah kedamaian Damai yang mungkin tak akan kau temukan selain padaku Aku adalah kekasih Kekasih yang mungkin tak akan kau temukan selain padaku
Ruang batin itu tercipta begitu damai Hanyut seperti air mengalir Dipenuhi kegundahan hati Maka diam menyatu bersama alam adalah sejati Alam adalah rumahku pulang Dimana jiwaku damai tenang Ragaku bisa bernapas bahagia Tidak ada kecemasan dan ketakutan Aku berdiri di sini Menatap air terjun yang b
Pada malam yang hampir saja menghilang Berganti fajar bertemankan kokok ayam Bau pembakaran di sudut-sudut rumah Mata mengedar ke alam semesta Ku temukan binar wajahmu di balik awan Tersenyum melepas asa kerinduan Mengepak sayap memeluk mesra Hati kita terpaut menjadi satu dalam buai cinta Aku yan
Getir getah menelan darah Cabik raga berbalut kasa Menghitam lebam tak lagi berharga Derit mencekam membungkam asa Membisu kata tak lagi terdengar Sebatas sapa tak lagi menikam Waktu tak lagi sama Pudar bersama kabut bermandikan hujan
Gejolak itu kembali menggerogoti minda Mencabik koyak berlumur busuk asa Menangkup tangan tak lagi terdengar Melangkah kaki menghilang malam Sepoi angin menerpa buai Merintih seroja pada getir Bibir bergetar menekan perih Mata membias jatuh mengalir Lalu adalah lalu yang tak kembali Diputar pun be
Bagaimana aku terus mencintaimu? Karena aku melupakan kesalahan dan mengingat kebaikanmu. Tidak ada yang baik-baik saja, tidak ada. Aku pernah terluka, terluka begitu dalam. Sangat dalam. Bahkan untuk menjadi alasan membencimu pun aku sanggup, seperti mereka yang membencimu. Namun aku memilih men
suboyxxx alhamdulillah baik, Mas. Iya, nih. Update mele. Aku baru buka kaskus karena ada mention darimu.