Waktu hampir sepenggal hari Langit kelabu enggan tuk pergi Tengah kemana kau hari ini Tak juga bersinar sedari tadi
Kemarin sore kulihat kau berjalan di rumput hijau dago pakar Menikmati suasana rindang Bandung penuh bahagia disana Aku tersenyum takzim dari kejauhan berlatar lorong virtual Berharap ada saatnya bersama di tengah waktu yang langka stereogram
Serpihan sepi itu kembali terurai Lalu membangun pemisah untuk kita Jarakmu denganku yang meninggi Menguji sejauh mana makna dan rasa Ri aku kadang lelah menunggu Aku kadang gelisah dan jemu Semoga dan semoga harapku kemanapun itu kau pulang padaku (kembali merindu mentari)
Kupandangi ruang ujung dapur Melempar waktu menjelajah memori Mengingat banyak hal yang kulewati Entah berapa lama ku terpekur Tahun bulan hari terus berganti Perlahan berubah tak kusadari Perabotan ini menjadi kusam Menua seiring dimakan usia Walau masih sama pada tempatnya Jika bicara mereka kan
bergelimang cahaya membuat kagum pujangga mengintip di ufuk timur membahana hingga di barat ia kembali tidur bukan sekedar mempesona ia pun membuat yg lain tampak mempesona membuat sekitar tampak berwarna terima kasih Tuhan telah menciptakannya seperti mentari lewat pantulan sinarnya ku sadar hid...
Saha éta jajaka di lapang Matak resep katingalna Jangkung lenjang kasép pisan Imut ku kareu'uet tuh seurina Duh engkang ni hoyong wanoh Niat nyobat bet jadina bogoh Puguh waé yeuh haté atoh Kasinugrahan cinta ti Allah Keukeuh deudeuh urang pajauh Meungkeut nya'ah najan papisah Urang ngumbara
Ketika mimpi membawa ingatan ke satu titik Ketika dunia membawa segudang rasa pelik Ketika jiwa membawa beban lelah dan gelisah Ketika hati membawa puing rasa yang patah Ketika itu sanggupkah untuk tetap mencintai Ketika itu sanggupkah untuk tetap bertahan Sanggupkah kau tetapkan prinsip itu tegap
Luka hatiku biarlah urusan waktu Selama hatiku masih mencintaimu tanpa ragu Rapuh jiwaku biarlah hancur begitu Selama jiwaku masih menjadi bagian dirimu Masa laluku biarlah berlalu Selama tak mengubah rasaku kepadamu Biarlah, karena sekarang aku denganmu... (kanggo salira nu dinya, Ri) ceudeumna
Selalu, selalu, selalu dan selalu Ku jawab setiap senyum sapamu Ku hargai segala daya upayamu Setiap waktuku... Sebisaku... Dan dengan caraku Dintara jarak aku dan kamu Selalu... thanks udah mampir :)
Durasi kita bersama Sosokmu hampiriku Tergesa dan penuh kepastian Tiada terpaku waktu Sibukmu sejenak kau lupakan Waktu temu diantara kita Sungguh begitu jelas nyata Lepaskan segala keluh beban Obati luka-luka akan kerinduan Semakin hangat mentari menatap Perjumpaan terasa amat lengkap Walaupun d...
Jika mereka menganggapku tak punya hati Mengapa aku bisa merasakan cinta hari ini Iya seperti ini dan tak juga ingin berhenti Sekalipun kini kau telah beranjak pergi Ku tahu kau tengah berganti mimpi
... Riak hujan malam ini Bawakan rasa gelisah Bersama hawa dingin Tiupkan rasa tak berarah Terasa mengalir begitu saja Seolah mencari titik muara Hingga mencipta Mencipta kerinduan tiada akhir Hingga memaksa Memaksa raga tuk bisukan bibir Hingga berusaha Berusaha tiada lelah berfikir Hingga ber
Kesunyian pagi ini tak juga mengerti Bagaimana hati tak bisa dipungkiri Cerahnya mentari tak juga hangatkan Kosongnya hati sejak kau tinggalkan Penghujung januari 2016 Tan
Entah ini dorongan dari kalbu, atau ketidaksengajaan tulisan tanganku untukmu ri Akupun kuat menghadapi hal yang tak bisa ku mengerti Lalu masihkah kau takut akan takdir yang penuh misteri Jika iya, ku pertanyakan tekad kuatmu yang dulu pasti Jika tidak, berarti aku tak salah dalam meletakan hati
Kisah hari Hari berjalan tiada henti Goreskan lembar sejarah Warnai peran dan takdir Hidupkan kisah tiap insan Tentang cinta yang menghampiri Tentang duka terbungkus raga Tentang bahagia yang dinanti Tentang rindu dalam lantunan do'a
Sajak tak jelas Tak pernah berujung itulah tulisanku Bercerita banyak hal sepanjang waktu Entah itu biasa, istimewa, sedih dan bahagia Semuanya sama, berpadu menjadi cerita Entah aku ini sedang bersajak apa Jika menulis tak ingin lepas dari rima Segalanya harus harmonis dan seirama Padahal ini buk
Dua puluh januari Rindu di dua puluh Januari Membawa kembali memori Memori yang begitu berarti Saat sendiriku kau temani Memori indah kala musim itu Hadirkan berjuta rasa dan haru Terangkum begitu rapi Detail dalam s'tiap detik Teringat jelas ketika hari itu Kita bersama merajut waktu Menyatukan
Sebatas kerisauan hati Aku yang terobsesi akan puisi setidaknya lebih memahami getirnya hati lewati hari demi hari sendiri Kata kata selalu memeluk dan menemaniku ketika seorangpun tak ada yang memberi peduli Tanpa sinarnya aku bagaikan langit mendung yang putih tanpa satupun goresan garis Dalam
Yakinlah Mentari mungkin kau bahagia menjadi kawan dari sebuah bola voli Melawan entah berapa tim hingga lelahnya tubuh tak kau gubris Semua yang kau lakukan aku tahu bukan sebatas mimpi Perjuanganmu juga tak sekedar beberapa langkahan kaki Bagimu impian adalah ambisi dan tekad dalam diri Kejarlah
Cerita kita Ini bukan hanya tentang aku Ini adalah rangkaian dalam hidup Ini juga terkait kamu dan mereka Ini hidup dan ini adalah cerita Entah kapan ini bermula Kemarin, hari ini, dan esok nanti Adalah durasi cerita kita Penuh warna drama dan emosi Ini bukan semata barisan kata Ini cerita kita y