Penantian 13 : Akankah cahaya itu kembali Terlanjur aku terpikat olehnya Hingga tanpanya aku tak biasa Gulana bergulir terus saja Tak terhitung tak bersisa Kelabu ini renggut warna bahagia Membunuhku dalam hambar dunia Tak ada rasa ataupun sambungan asa Inikah drama dunia sesungguhnya Diantara se
Sekilas coretan diri Merindukanmu bagiku sudah menjadi candu Dimana tak berusai hingga kau pun kelak tahu Siapa aku bukanlah orang baru Terselip rapi di celah memorimu Aku adalah embun pagi di setiap harimu Yang lenyap oleh kemilau kala kau terbit Aku adalah laksana musim hujan kala itu Yang gena...
Ujian -_- Pekan ini seakan terus memberat Bersama materi yang telah tergurat Perang nyata pun dimulai tanpa urat Melawan rasa malas tuk tegakkan niat
Dalam gerah penuh gelisah aku bertanya pada temaram siang hari Sunyi kunikmati sepenuh hati tanpa ada risih yang hampiri Merenung dalam lama entah berapa jarum jam berganti Sosokmu tiada habisnya hantui pikiran ini mentari
Keluh fakta atas dunia Kemanapun takdir mengarah Entah bagaimana yang terasa Dalam suka terus menyusun tekad Dalam duka bersandiwara tuk suka Lebih sekian hari telah terlewati Bukan tuk tunggu pedih berhenti Sekalipun mimpi hancur berakhir Sekalipun genggaman tak meraih Tanyaku segera menyasar Pa
Ilustrasi Bagaikan dua kutub dunia Rumusan hidup kita tak sama Aku seorang penggila kata Kau penguasa sang lapangan Senyatanya perbedaan Tak selalu sama sekata Konflik hadir tanpa rencana Menguji batas antara kita Terasa sama semu dan rata Tak berasa tak berwarna Detik berganti perlahan Tempo h
Bukan refleksi Lelah menyapa ujung senja Hantarkan jiwa ke peraduan Dalam gulana rasa bertanya Sekali lagi dan lagi terulang Lagi... Harapan terkoyak kecewa Lagi... Dunia seolah tak berotasi Lagi... Pikiran seeperti tak berada Kembali... Haruskah hadapi semua ini?
baik-baiklah saja kala kau bosan baik-baiklah saja kala kau sibuk setidaknya kau miliki harapan walau bercampur lelah dan keluh thanks udah mampir gan :)
Hari manusia biasa Pagi tuliskan hangatnya tema Siang gambarkan teriknya rima Senja ceritakan kilau baitnya Dan gelap malam satukan puisinya
Dan apakah jiwaku kini Bukan patah hati Apalagi frustasi Mengapa ini terjadi Tiada bisa terkendali Bimbang tak juga pergi
kita duduk satu meja kita berbagi percaya tapi kenapa kau ambil dia dariku kawan tega benar kau khianatiku
Mentari bukanlah untukmu Meski jauh di atas langitku Takan kurela lepas Sekalipun kandas Demikian tertanda waktu Kepada kisah amat kelabu Takan ku balas Biar ku ikhlas
Ditangan ku genggam bunga putih Sambil melangkah lelah tertatih Mencoba buktikan sekuat hati Lagi lagi jatuh lalu berdiri Terus begitu berulang lagi Sendiri diterjang sepi Berdo'a dan menanti Hanya itu senjata hati Haruskah seperti ini Sampai ada kala henti
Ketika garis edar mereka sejajar Hiruk pikuk pengagumnya berdebar Tak sepertiku, Yang lagi-lagi terhalang garis waktu Seakan garis edar kita tak pernah bertemu :norose: #gerhana #maafgakadaide Mungkin harapmu adalah bertemu Ketika sejajar lalu menyatu Sayangnya gerhana tak begitu Melintas pun
prime id : arisevenri kloningan id : - domisili : "kota leutik camperenik" by pm only :malus Hobi : bermacam macam tergantung mood :D Baru sempat isi buku tamu :hammers :malus Salam kenal semuanya :) :shakehand
Bagaikan gerhana hari ini Dingin redup seolah pergi Mungkin tengah lelah Hingga gelap muram Kumohon kembalilah lagi Tetaplah seperti mentari Yang menyibak kalut di dalam hati Yang memikul beban demi prestasi Yang memberiku cahaya sepenuh hati
Aku menjaga perasaan ini untuk kebaikan nanti, sebagai utusan takdir. Buktinya bukan hari ini, kita lihat yang bertahan terakhir tersenyum takzim. Hari ini aku terambang di tengah gulir dunia, masih berjuang mencari tuk menepi. Wahai pengikat rindu disana, janganlah kau jengah untuk ku cintai
Kutatap dia dengan seribu kagum Hanya itu realisasi segala lamunku Ku peluk dia dengan rangkaian kata Sebab terlalu naif akui senyatanya Maaflah, aku ini tak bernyali juga