Hari manusia biasa Pagi tuliskan hangatnya tema Siang gambarkan teriknya rima Senja ceritakan kilau baitnya Dan gelap malam satukan puisinya
baik-baiklah saja kala kau bosan baik-baiklah saja kala kau sibuk setidaknya kau miliki harapan walau bercampur lelah dan keluh thanks udah mampir gan :)
Bukan refleksi Lelah menyapa ujung senja Hantarkan jiwa ke peraduan Dalam gulana rasa bertanya Sekali lagi dan lagi terulang Lagi... Harapan terkoyak kecewa Lagi... Dunia seolah tak berotasi Lagi... Pikiran seeperti tak berada Kembali... Haruskah hadapi semua ini?
Ilustrasi Bagaikan dua kutub dunia Rumusan hidup kita tak sama Aku seorang penggila kata Kau penguasa sang lapangan Senyatanya perbedaan Tak selalu sama sekata Konflik hadir tanpa rencana Menguji batas antara kita Terasa sama semu dan rata Tak berasa tak berwarna Detik berganti perlahan Tempo h
Keluh fakta atas dunia Kemanapun takdir mengarah Entah bagaimana yang terasa Dalam suka terus menyusun tekad Dalam duka bersandiwara tuk suka Lebih sekian hari telah terlewati Bukan tuk tunggu pedih berhenti Sekalipun mimpi hancur berakhir Sekalipun genggaman tak meraih Tanyaku segera menyasar Pa
Dalam gerah penuh gelisah aku bertanya pada temaram siang hari Sunyi kunikmati sepenuh hati tanpa ada risih yang hampiri Merenung dalam lama entah berapa jarum jam berganti Sosokmu tiada habisnya hantui pikiran ini mentari
Ujian -_- Pekan ini seakan terus memberat Bersama materi yang telah tergurat Perang nyata pun dimulai tanpa urat Melawan rasa malas tuk tegakkan niat
Sekilas coretan diri Merindukanmu bagiku sudah menjadi candu Dimana tak berusai hingga kau pun kelak tahu Siapa aku bukanlah orang baru Terselip rapi di celah memorimu Aku adalah embun pagi di setiap harimu Yang lenyap oleh kemilau kala kau terbit Aku adalah laksana musim hujan kala itu Yang gena...
Penantian 13 : Akankah cahaya itu kembali Terlanjur aku terpikat olehnya Hingga tanpanya aku tak biasa Gulana bergulir terus saja Tak terhitung tak bersisa Kelabu ini renggut warna bahagia Membunuhku dalam hambar dunia Tak ada rasa ataupun sambungan asa Inikah drama dunia sesungguhnya Diantara se
Kau di hari 13 ini Kompetisi demi kompetisi kau lewati Dengungan pujian banjiri hasil prestasi Hingga layangkan namamu begitu tinggi Lelah demi lelah pudar dan terus berganti Jawaban setiap do'a mu kini telah terbukti Namun jauh di lain sisi dirimu hatiku kini sepi
Seperti biasa aku bermesra dengan akustik Sambut awal hari dibawah tetes gemercik Kugugah gelapnya jiwa yang nyenyak Menahan ribu tanya yang merangsak Kulempar pandang bagai memohon terbang Mengingat kembali atas segala yang berulang Sebagaimana waktu pernah berkata kepadaku Dia tak akan lekas sebe
Segala Senja Senja permata Senja berharga Senja kala kita bersama Senja kita bertabur rasa Senja Terbentang Senja Lxxxxng Senja Bxxxxng Senja Sxxxxxxng Senja terkenang Senja pelipur Senja pengukur Senja di timur Senja yang gugur Senja dan guntur Senja yang luhur Senjaku dan dirimu satu...
... Malam terhampar senada Sunyi tak sanggupkan tiada Karena hati masih untuk disana Segoyah apapun tetaplah sama Cinta damaikan disana Rindu membisik sebisanya Setia tegarlah menjaga Waktu berjanjilah kan ada
Teruntuk penebar rindu dalam sanubari Akan kupanjat dinding dinding batas ini Batas antara realitas dan kegilaan di hati Kini rasaku menggenap sekian waktu Rajut romansa cerah maupun kelabu Dalam titian virtual kita menyapa kala rindu Dalam sebait do’a kita sama-sama bertempur (absolutely alway...
dari jauh aku bermandi cemas sekalipun tak meminta batas semua untukmu biarlah bebas namun jangan pernah kau lepas genggaman nyataku yang ikhlas (kata tanpa tinta, merindu mentari)
Kau tercipta dari luka luka untuk terbitkan bahagia Permata dalam lumpur lumpur dunia tak ber asa Siapkah kau terima apabila ku tak sepantasnya Maaf bila hadirku justru bangkitkan lara di jiwa Matahari, semesta bukan saja kita semata Ini tentang segala yang tercipta luar biasa Dimana kita sebagai v
Mimpi Sebaris kata pembawa prestis Muara dari risau pesimis Bunga tidur tanpa baris bening bak ilusi Ada tak kasat mata Ada membangun cita Ada mengubah dunia Percaya dia ada Percaya berusaha Percaya kan bisa Walau berawal gila Walau terbanting gagal Walau tergores kecewa Biar dia bernilai gila
Jika kau bertanya soal luka Sebenarnya posisi kita sama Kau yang paling meradang Sedang aku tak terkenang Soal waktu yang berlalu maafkan aku Tak pernah ku mau sejarah yang buntu Salahku salahmu tak jadi soal Salah kita tak selalu kekal