Durasi kita bersama Sosokmu hampiriku Tergesa dan penuh kepastian Tiada terpaku waktu Sibukmu sejenak kau lupakan Waktu temu diantara kita Sungguh begitu jelas nyata Lepaskan segala keluh beban Obati luka-luka akan kerinduan Semakin hangat mentari menatap Perjumpaan terasa amat lengkap Walaupun d...
Selalu, selalu, selalu dan selalu Ku jawab setiap senyum sapamu Ku hargai segala daya upayamu Setiap waktuku... Sebisaku... Dan dengan caraku Dintara jarak aku dan kamu Selalu... thanks udah mampir :)
Luka hatiku biarlah urusan waktu Selama hatiku masih mencintaimu tanpa ragu Rapuh jiwaku biarlah hancur begitu Selama jiwaku masih menjadi bagian dirimu Masa laluku biarlah berlalu Selama tak mengubah rasaku kepadamu Biarlah, karena sekarang aku denganmu... (kanggo salira nu dinya, Ri) ceudeumna
Ketika mimpi membawa ingatan ke satu titik Ketika dunia membawa segudang rasa pelik Ketika jiwa membawa beban lelah dan gelisah Ketika hati membawa puing rasa yang patah Ketika itu sanggupkah untuk tetap mencintai Ketika itu sanggupkah untuk tetap bertahan Sanggupkah kau tetapkan prinsip itu tegap
Saha éta jajaka di lapang Matak resep katingalna Jangkung lenjang kasép pisan Imut ku kareu'uet tuh seurina Duh engkang ni hoyong wanoh Niat nyobat bet jadina bogoh Puguh waé yeuh haté atoh Kasinugrahan cinta ti Allah Keukeuh deudeuh urang pajauh Meungkeut nya'ah najan papisah Urang ngumbara
bergelimang cahaya membuat kagum pujangga mengintip di ufuk timur membahana hingga di barat ia kembali tidur bukan sekedar mempesona ia pun membuat yg lain tampak mempesona membuat sekitar tampak berwarna terima kasih Tuhan telah menciptakannya seperti mentari lewat pantulan sinarnya ku sadar hid...
Kupandangi ruang ujung dapur Melempar waktu menjelajah memori Mengingat banyak hal yang kulewati Entah berapa lama ku terpekur Tahun bulan hari terus berganti Perlahan berubah tak kusadari Perabotan ini menjadi kusam Menua seiring dimakan usia Walau masih sama pada tempatnya Jika bicara mereka kan
Serpihan sepi itu kembali terurai Lalu membangun pemisah untuk kita Jarakmu denganku yang meninggi Menguji sejauh mana makna dan rasa Ri aku kadang lelah menunggu Aku kadang gelisah dan jemu Semoga dan semoga harapku kemanapun itu kau pulang padaku (kembali merindu mentari)
Kemarin sore kulihat kau berjalan di rumput hijau dago pakar Menikmati suasana rindang Bandung penuh bahagia disana Aku tersenyum takzim dari kejauhan berlatar lorong virtual Berharap ada saatnya bersama di tengah waktu yang langka stereogram
Waktu hampir sepenggal hari Langit kelabu enggan tuk pergi Tengah kemana kau hari ini Tak juga bersinar sedari tadi
Kutatap dia dengan seribu kagum Hanya itu realisasi segala lamunku Ku peluk dia dengan rangkaian kata Sebab terlalu naif akui senyatanya Maaflah, aku ini tak bernyali juga
Aku menjaga perasaan ini untuk kebaikan nanti, sebagai utusan takdir. Buktinya bukan hari ini, kita lihat yang bertahan terakhir tersenyum takzim. Hari ini aku terambang di tengah gulir dunia, masih berjuang mencari tuk menepi. Wahai pengikat rindu disana, janganlah kau jengah untuk ku cintai
Bagaikan gerhana hari ini Dingin redup seolah pergi Mungkin tengah lelah Hingga gelap muram Kumohon kembalilah lagi Tetaplah seperti mentari Yang menyibak kalut di dalam hati Yang memikul beban demi prestasi Yang memberiku cahaya sepenuh hati
prime id : arisevenri kloningan id : - domisili : "kota leutik camperenik" by pm only :malus Hobi : bermacam macam tergantung mood :D Baru sempat isi buku tamu :hammers :malus Salam kenal semuanya :) :shakehand
Ketika garis edar mereka sejajar Hiruk pikuk pengagumnya berdebar Tak sepertiku, Yang lagi-lagi terhalang garis waktu Seakan garis edar kita tak pernah bertemu :norose: #gerhana #maafgakadaide Mungkin harapmu adalah bertemu Ketika sejajar lalu menyatu Sayangnya gerhana tak begitu Melintas pun
Ditangan ku genggam bunga putih Sambil melangkah lelah tertatih Mencoba buktikan sekuat hati Lagi lagi jatuh lalu berdiri Terus begitu berulang lagi Sendiri diterjang sepi Berdo'a dan menanti Hanya itu senjata hati Haruskah seperti ini Sampai ada kala henti
Mentari bukanlah untukmu Meski jauh di atas langitku Takan kurela lepas Sekalipun kandas Demikian tertanda waktu Kepada kisah amat kelabu Takan ku balas Biar ku ikhlas
kita duduk satu meja kita berbagi percaya tapi kenapa kau ambil dia dariku kawan tega benar kau khianatiku
Dan apakah jiwaku kini Bukan patah hati Apalagi frustasi Mengapa ini terjadi Tiada bisa terkendali Bimbang tak juga pergi