Hari bergulir begitu cepat. Mas Fadil terlihat lebih diam dan selalu sibuk dengan gawainya. Entah apa yang ada di dalam sana. Naluri sebagai seorang istri mengatakan bahwa suamiku masih berhubungan dengan sang Pelakor. Ingin rasanya merampas dan melihat semua isi benda pipih itu, lalu aku lempar ...
Waktu berjalan begitu lambat, hampir satu minggu Mas Fadil tidak kunjung pulang ataupun memberi kabar. Aku tidak lagi mencari tahu tentangnya. Toh, Sekarang kami telah bercerai. Namun, rumah ini terasa kosong dan sepi, seperti ada yang hilang dan kurang. Di luar sana, rintik hujan terdengar beriram
Malam semakin larut, hawa dingin menyelusup di balik selimut. Mata ini tidak hendak terpejam, suara bising dari Mas Fadil yang sedang Vidio Call dengan selingkuhannya membuat dada ini panas dan bergemuruh. Ingin rasanya melemparkan gawai yang tengah ia pegang hingga hancur berkeping-keping. Seperti
Badan Fariz semakin panas, bocah kecil itu terlihat lemas dan menggigil. Aku memeluknya erat sambil berlari ke rumah Ibu. "Bu, Fariz! " "Ada apa? Astagfirullah. " Ibu terlihat sama gemasnya dengan diriku. Fariz semakin menggigil. Tubuhnya kejang-kejang beberapa kali. "Fa
Badai Matahari Terjang Bumi di 2024? https://s.kaskus.id/images/2024/01/15/10598794_202401151022510395.jpg sumber gambar Setelah sekian lama, akhirnya berjumpa lagi dengan ane di thread ane. Beberapa hari ini berseliweran vidio dan artikel mengenai badai matahari di beranda sosial media ane. Cuk
Aku gelisah sepanjang hari, menunggu kabar dari Mas Fadil. Apakah lelaki itu menepati janjinya? Warna oranye sudah menghiasi cakrawala, pertanda senja telah datang. Netraku masih terpaku pada benda pipih hitam yang tidak kunjung menyala, hingga akhirnya kuberanikan diri untuk menghubunginya terlebi
"Ra, buka pintunya!" Suara Mas Fadil terdengar jelas dari balik pintu. Lelaki itu menekan pegangan pintu beberapa kali. "Ra, kamu mau kan dimadu?" cecarnya beberapa kali, seperti anak kecil yang merengek meminta permen. "Aku nggak mau. Sampai kapanpun aku nggak sudi dimad