Pada pukul 15.00 saat itu saya berniat akan menjemput orang tua saya di Bandara Soekarno Hatta. Saat melintas di Palmerah, situasi jalan raya sedikit tersendat. Pada saat mobil saya bergeser ke arah kiri, kaca kiri mobil saya diketuk. Pengendara itu berkata 'jangan mentang-mentang aparat seenaknya saja'. Saya kaget lalu turun dari mobil untuk menanyakan masalahnya. Saya berpikir motornya terserempet tapi ternyata tidak. Saya tinggalkan dia sambil dia mengancam akan melaporkan ke atasan saya. Saya bilang silakan saja.
Saya kembali ke mobil dan siap melanjutkan perjalanan menuju bandara karena khawatir, orang tua saya mengidap sakit jantung. Ketika akan menyalakan mesin mobil, pintu mobil saya ditendang dan kaca mobil diketok oleh pengendara motor itu. Saya turun dan sempat mengeluarkan dan mengacungkan air soft gun dan stik besi yang saya punya agar dia mengeluarkan SIM miliknya. Lalu Pomdam Jaya melintas dan saya dibawa.
Spoiler for Berita Lengkap:
Video yang menayangkan seorang pria menaiki mobil berplat nomor TNI yang mengamuk, mengacung-acungkan pistol ke arah seorang pengendara sepeda motor, membuat publik heboh.
Aksinya menggenggam pistol membuat pria itu dijuluki 'koboy Palmerah' -- lokasi insiden terjadi. Markas Besar Angkatan Darat mengakui, pria dalam rekaman itu adalah anggotanya, Kapten A.
Namun, Mabes membantah Kapten A, perwira yang terlibat perselisihan dengan pengendara motor di Palmerah, Jakarta Barat, mengumbar tembakan saat peristiwa berlangsung.
Kepala Sub Dinas Penerangan Umum TNI Angkatan Darat, Kolonel Zaenal Mutaqin menjelaskan, Kapten A saat itu hanya membawa pistol mainan berupa airsoft gun untuk menjaga diri.
"Kami sangat menyayangkan kedua belah pihak tak dapat mengendalikan emosi. Sampai anggota kami juga mengambil pistol mainan, airsoft gun, dan hanya mengacung-acungkan ke udara, tidak ditembakkan, karena itu kan bukan senjata api," ujar Zaenal, saat ditemui di kantornya, Mabes AD, Jakarta Pusat, Selasa, 1 Mei 2012.
Menurut Zaenal, Kapten A juga menyampaikan kronologi pada saat kejadian berlangsung di Palmerah, Jakarta Barat, Senin, 30 April 2012. Selembar kertas yang merupakan pernyataan Kapten A dibacakan oleh Zaenal. Wartawan tak dibolehkan melihat isinya secara langsung.
Berikut pengakuan Kapten A:
Pada pukul 15.00 saat itu saya berniat akan menjemput orang tua saya di Bandara Soekarno Hatta. Saat melintas di Palmerah, situasi jalan raya sedikit tersendat. Pada saat mobil saya bergeser ke arah kiri, kaca kiri mobil saya diketuk. Pengendara itu berkata 'jangan mentang-mentang aparat seenaknya saja'. Saya kaget lalu turun dari mobil untuk menanyakan masalahnya. Saya berpikir motornya terserempet tapi ternyata tidak. Saya tinggalkan dia sambil dia mengancam akan melaporkan ke atasan saya. Saya bilang silakan saja.
Saya kembali ke mobil dan siap melanjutkan perjalanan menuju bandara karena khawatir, orang tua saya mengidap sakit jantung. Ketika akan menyalakan mesin mobil, pintu mobil saya ditendang dan kaca mobil diketok oleh pengendara motor itu. Saya turun dan sempat mengeluarkan dan mengacungkan air soft gun dan stik besi yang saya punya agar dia mengeluarkan SIM miliknya. Lalu Pomdam Jaya melintas dan saya dibawa.
Kira-kira seperti itulah surat pernyataan Kapten A. Sekali lagi pihak Mabes AD membantah jika Kapten A sempat melepaskan tembakan.
"Karena dia emosi, dia keluarkan pistol mainan itu, dia keluarkan airsoft gun untuk menjaga diri," ungkapnya.
Sementara itu, saat ini Kapten A masih diproses di Pomdam Jaya akibat perilakunya itu.
Original Posted By yustisiaadit►emang harus ya ngluarin pistol ma besi cuma buat minta sim?lagian di video ada bagian yg dia mukul helm si pengendara motor...itu gimana?
gini aja,kan banyak saksi tuh pas disana..tanyain,apa bener tu pengedara motor nendang mobil dan triak2 ke si koboy???apa bener tu pistol softgun/pistol beneran..mereka pasti tau lah..wong ada di tekape..
Quote:
Original Posted By ic2ng►napa sih mesti ngeluarin pistol... apalagi tuh oknum pangkatnya kapten,(udah masuk jajaran perwira),, harusnya bisa lebih bijak dalam menyakapi persoalan begini..
jangan rusak citra TNI dengan tindakan konyol...
ini bukan medan tempur pak, bukan pula situasi darurat.. toh..yg dihadapi pun hanya seorang warga sipil yg g bersenjata apa2.. (senjatanya cuman nyali gede.)..
Quote:
Original Posted By chakihendarmin►alah alasan, mana ada orang yg berani ngetuk mobil tentara trus bilang... 'jangan mentang-mentang aparat seenaknya saja'
ada yg berani ngomong gitu ga para kaskuser ?
'jangan mentang-mentang aparat seenaknya saja' ?
emang ada masalah ada gitu tiba2 yg motor bilang gitu ke tentara nya?
pasti ada sebab, kalo tu orang bisa sampe ngetuk kaca trus ngomong jangan seenaknya.....
ke senggol kan ngga, motor nya, ketabrak ngga... trus apa masalah nya?
Quote:
Original Posted By nayamul►Yang namanya aparat selalu merasa hebat dari warga sipil karena bisa memiliki dan membawa senjata api. Saya pernah mengalami kedua posisi tersebut (pernah menjadi pengendara motor dan juga pengendara mobil di jalan raya).
Saya hanya coba menyampaikan pendapat saya saja dari video yang di unggah di youtube, walaupun saya tidak ada di lokasi kejadian dan banyak yang mengatakan video ini tidak utuh.
Entah bagaimana penilaian yang lain, ingat setiap cerita selalu ada 2 sisi. Ada dari sisi anggota TNI dengan mobil atau dari sisi pengendara vespa.
Terlihat sekali kalau di video yang ada bahwa sang anggota TNI yag terlihat sangat agresif dengan melayangkan pukulan berkali-kali ke arah kepala sang pengendara motor.
Ada comment di youtube, akan saya kutip di bawah ini:
"sangat disayangkan video yang ditampilkan hanya sepenggal... awal kejadian pengendara motor berkaos biru menarik pengemudi mobil avanza keluar dari pintu mobil dengan mencekek lehernya.. banyak yang tidak tahu awal kejadian tapi berbicara seperti menghakimi..
yudith aditya 36 minutes ago 9"
Comment dari orang yang sama lagi:
"video ini tidak menampilkan realita yg sebenarnya... hnya sepenggal.. pengendara motor berkaos biru menarik keluar pengemudi mobil avanza dengan mencekik lehernya..
yudith aditya 5 seconds ago"
Saya sendiri tidak tahu Yudith Aditya ini seorang saksi yang ada disana atau bukan, apakah keluarga dari anggota TNI, atau bahkan si anggota TNI itu sendiri. Yang pasti ia terlihat berada di pihak TNI tersebut. OK, seandainya benar ia ada dilokasi sebagai saksi, dan jika benar sang pengendara motor mencekik terlebih dahulu, apakah harus MENGELUARKAN SENJATA API DAN TONGKAT BESI (apapun tongkat itu)???
Pembelaannya sih ia merasa tertekan karena pengendara motor berbadan lebih besar. Yah itu mah derita anda berhadapan dengan lawan yang lebih besar. Bukan berarti anda boleh seenaknya mengeluarkan senjata api dan tongkat besi serta melayangkan tongkat besi itu ke kepala (walau memakai helm). Maaf yah pak aparat. Itu saksi yang ngeliat banyak lhooo, ditambah sekarang saksi yang melihat dari video. Kalau benar memang sebelumnya anda dicekik lehernya tinggal melihat saja berapa banyak saksi mata yng sempat melihat anda dicekik. Tapi tetap saja anda terlihat membawa senjata api (dalihnya air soft gun).
APARAT OH APARAT!!! SAYA TIDAK PERNAH MENGERTI KENAPA SAYA TIDAK PERNAH MEMILIKI RASA SIMPATI TERHADAP PIHAK APARAT. SAYA TIDAK BILANG BAHWA SEMUA APARAT BUSUK, TAPI KEBUSUKAN MEREKA NYATANYA MENUTUPI SEGALA KEBAIKAN YANG MEREKA LAKUKAN. ENTAH ITU KEBUSUKAN TINDAK KEKERASAN, SUAP, PENYALAHGUNAAN JABATAN, DLL.