Mereka duduk di pasir pantai, yang kering dan tidak terkena ombak pantai yang cukup besar. Mereka memandangi lautan yang luas dengan beberapa menara mercusuar yang berada di jarak yang cukup jauh dari pantai. "Jadi kita harus ke sana?" tanya Gio menatap salah satu mercusuar yang terliha...
Namun tawa mereka terhenti seketika, saat suara keras yang berasal dari pintu depan yang tertutup kencang. suara langkah kaki terdengar nyaring, sedang mendekat ke arah mereka. Tentu mereka hanya diam, seolah mengikuti gaya dari patung patung yang mereka temui tadi. Arya melirik ke patung wanita ...
"Astaga!" pekik pemuda pemilik anjing tersebut. Ia terkejut karena melihat ada tiga orang pria yang tiba tiba muncul dari rumah angker terkenal di daerahnya. "Kalian hantu atau manusia!" tanyanya dengan bersiap untuk kabur. "Hei, kami manusia. Tenang dulu, terutama anjingmu
Sebuah mobil parkir di jalan yang tak jauh dari mereka. Hans dan Jean keluar dari dalamnya dan seolah membawa angin segar bagi mereka yang masih ada di tempat ini. Mereka berdua mendekat ke Nayla dan Wira. "Loh, kamu ngapain pakai baju itu?" tanya Jean melihat Wira heran. "Di bawah a
Hans dan Abimanyu mundur dan berjaga jaga. Menunggu sampai lintah tersebut keluar dari tubuh inang lamanya dan pasti akan mencari inang baru. Jean mengambil sebuah tombak yang awalnya dijadikan hiasan dinding. Ia menggenggamnya kuat kuat dan berusaha fokus pada pria di depannya. Arya mendekat ke ...
Sejak dulu, Hans dan Jean adalah hunter, yang memang bertugas untuk membantu menumpas kejahatan makhluk supranatural. Mereka berada dalam satu organisasi yang tersebar di penjuru bumi. Black demon, merupakan salah satu dari sekian banyak jenis makhluk yang harus ditumpas. Setelah black demon binasa
Ketiga pria itu tertawa bersahutan, apalagi saat salah satu dari mereka menceritakan hal yang lucu. Entah dari pihak Abi dan Gio yang membahas masa lalu Arya, mau pun dari Arya di masa sekarang. "Ternyata ayah nggak banyak berubah," cetus Abi di sela sela obrolan hangat sore itu. Ketiga n
Aku berjalan di sebuah lorong gelap. beberapa orang mengejarku lalu menyeretku dengan kasar. Indra berusaha menolongku, tapi dia tidak bisa meraihku. Kami pun berpisah "Astagfirullohhaladzim,"ucapku saat membuka mata. Ternyata ini mimpi. "Hei, Kenapa, Sayang?"tanya Indra yang m
Aku bangun lebih pagi dari biasanya. Indra masih terlelap. Aku yakin dia sangat lelah. Setelah mandi dan salat subuh, aku menuju dapur. Kubuatkan coklat hangat untuk Indra dan sarapan sekalian. Mamah yg baru keluar kamar kaget melihatku sudah ada di dapur. "Pagi banget, Nis??"tanya mamah
Setelah salat subuh, kami diajak sarapan oleh Mang Ude. "Kalian jadi balik hari ini?" tanya beliau disela sela sarapan. "Jadi, Mang. Nih Nisa ngotot balik sekarang," sahut Indra. "Makasih ya, Mang, Bibi sama Wayan. Maaf juga ya, kami merepotkan," ucapku sungkan. &qu
"Anda Pak Putu?" tanya Indra. "Iya betul. Saya Putu, ini Pak Indra Saputra dengan Ibu Khairunissa, ya?" tanyanya sambil menatap kertas yang diambil dari saku bajunya. "Iya. Jadi bapak yang akan mengantar kami?" tanya ku ramah. "Iya. Betul sekali. Saya tour guide
Dering alarm ponsel ku membuatku terjaga. Pukul 04.30, waktu subuh, seperti biasa aku harus terbangun di jam ini untuk melaksanakan kewajiban ibadah subuh. Saat aku berbalik, aku menyentuh seseorang dan langsung kaget. Aku lantas duduk lalu menatapnya. "Astaga! Indra." Aku hampir lupa
"Bangun, sayang," bisik seseorang di telingaku. Aku hanya menggumam dan menggeliat, tanpa membuka mata dan mulutku. Aku sudah tau kalau dia Indra. Suaranya jelas sekali di telingaku. "Kok cuma 'hm' sih, Nis? Ayok bangun. kita jalan jalan yuk," ajaknya. Aku membuka sedikit mat
Hari ini aku sudah bisa masuk kerja lagi. Pimpinanku di kantor sudah tau tentang keadaanku yang tidak bisa masuk kerja beberapa hari kemarin. Seperti biasa Indra mengantarku ke kantor. Sampai lobby kantor, sudah ada pak Dikin sedang menyapu di area sekitar lobby. "Mba Nissa.." seru nya.
Sore ini aku berencana akan ke RSJ tempat mas Galih di rawat. Indra tidak bisa mengantar karena masih bekerja sampai malam. "Nis, kamu jadi ke Rumah sakit?"tanya Dimas selepas kami membereskan meja hendak pulang. "Hu um.." "Sama Indra Nis?"tanya Mia. "Enggak, I
Atas rekomendasi dan campur tangan mamah Indra, aku sudah mulai bisa bekerja hari ini. Ini hari pertamaku bekerja. Langkahku pelan berjalan masuk ke dalam gedung besar dengan 20 lantai tersebut. Suatu tindakan nepotisme kecil memang. Tapi, aku akan berusaha bekerja keras dan tidak mempermalukan M...
Bau tanah basah karena hujan, masih kental berputar di rongga hidungku. Sejak aku sampai di rumah, hujan bagai penyambut dan masih ber-euforia hingga kini. Kami pulang ke Jawa. Meninggalkan Kalimantan dengan sejuta kenangan. Baik, buruk, sedih dan bahagia. Indra juga sudah ada di rumahnya. Tadi k...
ceritanya bagus sist, agak bingung sih.. tp malah plot ceritanya bisa maju mundur Iya. Harusnya ane posting season ini dulu, gan. Karena dulu udah pernah di posting ane pikir ga usah, tapi ada yg nanya season 1 nya. :hammer