Halo agan - agan semua
Ketemu lagi sama Traveller Kaskuser dan Chicko
____
Manusia adalah Makhluk yang penuh cinta. Jika rutinitas sehari - hari mungkin membuat agan lupa tentang cinta, mari kita bersama - sama mulai mengingatnya kembali, gan
Quote:
Disini, ane cuma berniat untuk berbagi, membuka pengetahuan dan kesadaran seluas - luasnya dan tidak bermaksud untuk mendiskreditkan agama atau kepercayaan tertentu.
Ane juga gak berusaha memaksakan sesuatu kepada siapapun
Hari ini seorang suplier mengalami masalah. Barang yang dikirimnya dengan alamat yg sdh benar sprti biasanya, ternyata salah sasaran. Entah karena kargo tmpat mengirimnya yg berbeda atau krn sebuah kebetulan yang tak diharapkan.
Konsumen yg sebenarnya mjd penerima paket tentu saja kebingungan krn paketnya hilang. Sedangkan orang yg mjd penerima "dadakan" tentu saja eang bukan kepalang. Maklum harga barang dalam paket itu jutaan.
Jika Anda dalam posisi konsumen yg kehilangan barang, pastilah Anda sedih bukan? Sebaliknya jika Anda adalah si penerima "dadakan", percayalah bhw sebagian orang akan mengaku bersyukur kpd Tuhan dan menganggap itu berkah. Sifat kebanyakan pikiran manusia adalah mudah bersyukur utk keberuntungan dan bersedih utk kemalangan.
Bgmn seandainya paket itu berisi bom atau barang terlarang yg sdg mjdi incaran serta pantauan polisi anti teror? Apkah jika barang itu tak sampai ke tangan Anda maka Anda sedih? Atau jika Anda secara kebetulan mdj penerima "dadakan" dari barang itu, apakah Anda akan bersyukur di hadapan polisi yg kmudian memborgol Anda? Yakinlah cerita dan perasaan Anda akan berubah, tidak seperti kejadian pertama.
Begitulah mudahnya pikiran kita menjadikan keberuntungan mjd kemalangan dan kemalangan menjadi keberuntungan.
Cerita diatas adalah cerita pengiriman barang oleh manusia, yg bisa saja atau bahkan sering mengalami kejadian salah kirim/terima. Bedanya dengan "paket" kiriman Tuhan lewat kerja alam semesta, tak pernah satu pun yang salah. Maka sungguh, tak ada kebetulan di dunia ini. Siapa menerima paket SUKA dan siapa menerima paket DUKA, LARA atau KEMATIAN, sdh pasti sesuai dgn alamat dan identitasnya penerimanya. Tak ada kesalahan sedikitpun. Namun yang sama dari cara kita menerima adalah, mudah mengatakan itu kemalangan jika yg didapat adalah paket DUKA, LARA atau KEMATIAN, tapi langsung menyebutnya keberuntungan jika paket itu adalah paket SUKA. Tidakkah demikian yg sering Anda rasakan saat ini saudara semestaku?
Quote:
Pesan cerita; "Karena paket SUKA, DUKA, LARA dan KEMATIAN itu tak pernah salah kirim, saatnya kini kita memesan paket sesuai dengan yang kita inginkan. Kita tinggal memilih pikiran, sikap, kata dan perbuatan positif agar menerima paket SUKA. Atau memilih pikiran, kata, sikap dan perbuatan negatif untuk mendapat kiriman paket DUKA, LARA, atau paket KEMATIAN yg lebih cepat dari jadwal semestinya. Tak ada kemalangan atau keberuntungan, melainkan segalanya sdh teratur sempurna apa adanya"
(Apa pesanan Anda seharian ini saudara semestaku terkasih? Adakah yang salah kirim atau salah terima?)