Petak Umpet "Main petak umpet, yuk!" ajak Reni pada kedua saudara sepupunya yang bernama Wawan dan Fandi. "Boleh, boleh. Siapa yang jaga?" tanya Wawan. "Aku aja, nanti kalian bakal kena duluan." Tantang Reni. "Cepet. Kuitung sampe sepuluh. Satu, dua ...."
Aku punya cerbung dari cerita itu. Tapi masih bab 9 aja. Belum aku post di sini. Karena ini kisah nyata dan aku nulisnya pake POV 1 laki-laki, sedikit berat karena nulis konfliknya nggak tega :(
Cinta Dalam Diam Senja mulai tampak di ujung barat. Warna merah saga yang dihasilkan percikan sinar mentari sangat indah untuk menutup sebuah memori. Gerimis sedari tadi belum reda. Meskipun belum satu jam rintik turun dari langit, sekarang membuat hawa saat ini ingin memeluk kulit. Jaket yang m
amekachi asam urat yang ada Gan:D Aku biasanya minum air rebusan kcg ijo. Lebih cepet naikin tensi. Kalo obat penambah darah atau sate kambing, nggak ngaruh.
Tekanan darah Gan. Kalo diteliti lbh mendalam aku gak tau ya. Kebanyakan yg punya hipertensi/darah tinggi kalo tidur di lantai itu tekanan darahnya naik. Beda kalo yang punya hipotensi/darah rendah kayak aku. Tidur di lantai malah tekanan darahku turun.
Si Kecil Ayunda Ayunda mendekap boneka beruang sembari tangannya merapikan beberapa mainan di lantai yang berceceran. Bibirnya mengerucut sambil menggerutu tidak jelas. "Adik! Diam di situ. Jangan main jika tidak bisa merapikan mainan ini. Kakak capek," ucapnya dengan duduk dan melurusk
Razia Gara-gara tidur terlalu malam, Farid kalamg kabut pagi ini. Jam delapan kurang sepuluh menit dia baru bangun dari mimpi indahnya. "Bu, Farid berangkat kerja!" Dia nyalakan sepeda motornya dan langsung tancap gas tanpa menunggu mesin sepeda motornya panas dahulu. Dengan waktu yan
Buta Siang ini semangat Lani kembali full. Seperti hape yang di charger penuh. Dia menyalakan sepeda motornya dan pergi meninggalkan rumahnya sementara waktu. Bukan untuk bersenang-senang, dia tersenyum ria untuk datang ke ATM untuk mengambil hadiah give awak berupa uang sebanyak 200 ribu rupiah. S
Sebuah Impian "Bukankah ini impianmu? Sekarang aku wujudkan mimpimu itu dan aku memilihmu bukan karena harta atau kecantikanmu saja, tetapi kamu selalu mengerti aku," ucap Ricky pelan dengan mata yang berkaca-kaca. Pria itu tidak pandai menangis. Dia pria yang tegas dan berwibawa. Namun
Double Surprise "Makan di luar, yuk! Sekarang, kan, malam minggu," ucap Sora yang menggelayut manja pada Tirta. Akan tetapi, Tirta fokus pada ponsel yang ada di genggamannya. Sora melepas pelukannya dan berganti duduk dengan gelisah. "Mas, aku sedang ngomong sama kamu." &q