Aku, kekasihmu yang tangguh Seberapa pun pedang ingin membunuh Berjuta mata ingin merenggut tubuh Nyawa tak lagi merengkuh Namun aku tetap berdiri di sini Menggenggam kuat cinta di hati Menenggelamkan rindu menyiksa diri Aku, kekasihmu yang selalu mencintai Tak peduli waktu merenggutmu Tak peduli
Akan ada banyak jiwa-jiwa bercahaya Terpaksa terpisah raga Hantaman alam semesta begitu dahsyat Semua hancur lebur menembus daratan Tak bisa berlari kemanapun Berhenti pasrah berteman kematian Semua akan terjadi tepat waktu Bumi bernyanyi lautan berirama sendu
Aku berlayar ditemani bola-bola cahaya Berisi harapan agar segera ketepian Kudayung perahu seorang diri mengaurungi samudera Berharap ada kilatan di atas langit malam Tak ada menyerah meski ingin menepi Namun gelora hasratku kian mengisi Hatiku terus saja ingin segera sampai Di penghujung tempat m
I love you, but i hate you Gimana sih rasanya mencintai sekaligus membenci? Indah sekali. Sebuah pertengkaran hebat membuatku membencimu, tapi satu jam kemudian aku melihatmu tersenyum manis sekali, kau begitu tampan dan seketika aku jatuh cinta lagi padamu. Ah, sederhana sekali aku jatuh cinta pa
Hujan deras mengguyur soreku Mataku jauh menatap langit sendu Memeluk rindu mencumbu cintamu Hatiku terus saja memanggil namamu Bias seroja tak lagi anggun Tenggelam asa dalam pelukmu Semangat jiwaku merengkuh kasihmu Aku kekasih yang begitu mencintaimu
Pikiranku kosong menerawang jauh Menepi dimanapun keberadaanmu Detak jantungku kian menggebu Tubuh sakau menyebut namamu Halusinasi pandangan akan dirimu Memeluk mesra tak ingin berpisah darimu Aku begitu mencintaimu tanpa kau tahu Kau pemilik seluruh jiwa dan hatiku
Tak ada paksaan untuk mencintaimu Aku begitu suka rela membiarkan jiwaku menjadi milikmu Tak ada lelah terbakar hasrat padamu Akulah kekasih yang selalu memujamu Selalu saja tentangmu Hanya ada dirimu seorang kasihku Hatiku telah sepenuhnya milikmu Cintaku begitu mendambamu Masih tentang rindu S
Kau adalah karya terindahku Mencintaimu menjadi candu Berkali-kali hampir mati karenamu Hanya kaulah belahan jiwaku Aku masih terus sibuk mengukir sajak tentangmu Tidak peduli lautan kebencian menghujam tubuh Aku selalu saja bertahan untuk mencintaimu Aku kekasihmu yang begitu tangguh memujamu Sem
Jiwaku telah kembali bersama sepoi angin Menerbangkan dedaunan ke langit Kibaskan payung berlindung dari terik Kusingkap waktu agar terus bersamamu di sini Gradasi langit mengekor kesempurnaan Keseimbangan diri kesederhanaan cinta Memeluk rindu mencumbu bayang Mencintaimu tanpa rasa lelah
Kau adalah sumber ambisiku Bersama tinta dan buku bertumpuk Kau adalah eja demi eja huruf Rangkaian karya yang tersusun Meski petualang selalu menjauhkanku Namun malam tetaplah akan merengkuh Mentari kan datang menyapaku Bersama hangatnya cintamu Aku mencintaimu dalam diri maupun sajak Cintaku buk
Aku dan Perjalanan Aksaraku Waktu terus saja berganti Mengukir setiap mimpi lebih baik Kata demi kata terpatri Tertuang dalam bait puisi Tintaku sempat mengering Jiwaku sempat terkoyak mati Anak panah menyiksa diri Namun aku berdiri tertatih di sini Belajar akan hal yang kusukai Berbagi ilmu tanp
Lukisan Waktu Bersama waktu kuhitung bait demi bait Detik jam berlalu meninggalkan diri Kupeluk diri di balik jendela langit Cahaya malam rembulan menyinari Kulukis dinding-dinding hati Mengukir mimpi meraih cita Mengikat diri mengepung istana Kibarkan sayap lepaskan diri dalam karya
Jerit-jerit kematian berdengung di telinga Ada sesak yang tak bisa terungkap Tersingkap di antara reruntuhan Terperangkap di antara derasnya air lautan Ada jiwa-jiwa menjerit pertolongan Meraih tanganku mengharap datang Ada kematian yang tak terselamatkan Tak ada lagi harapan, semua sirna
Biarkan malam menenggelamkan diri Di bawah derasnya aliran air Tubuhku menggigil seorang diri Menahan napas agar rinduku berhenti Namun kian tertahan kian menghunus Darahku semakin mendidih terbunuh Putih pucat bibirku memanggil namamu Berharap rinduku kan mereda sembuh Namun justru semakin dalam
Rindu ini semakin menghujam tubuh Sesak rasanya menyayat kalbu Bagaimana harus kusingkap waktu Sedangka jarak enggan mempertemukanku Diam mengamati langit Hening malam tak mampu mengobati Semua tenggelam dalam risau batin Rinduku begitu mematikan di sini
Not-not berdering pilu Memainkan gema senandung sendu Mengikis hati menahan rindu Sapa pun enggan menyentuh Satu tangga saling terhubung Cipta aksara tentang rinduku padamu Koyak batin menahan asaku Sesak beribu perih menghujum Waktu banyak berlalu Rinduku terus saja bernyanyi tentangmu Mencintaim
Sepi malam telah menepi Senja pun kini berganti Langit gelap menutup diri Koyak payung mendinginkan hati Sayu mata menatap sunyi Kicau burung membunuh musik Gema senandung menyayat risau Rinduku terbunuh waktu Kaki melangkah menapak langit Tawa senyap bersembunyi Bayang menelan asa pahit Wajah pia
Terikat tubuh oleh kerinduan menghujam Terseok-seok meronta hilang uap Namun senduku tak pernah hilang Membekas di ujung-ujung pancang Aku masih tergeletak memeluk rindu Menjerat jerit nestapa sunyi pilu Hadirmu bagai bayang tak tersentuh Aku merindukanmu dari sudut tak berujung
Dinginnya salju memeluk tubuhku Hujan serbuk mengitari sekitarku Mata menutup hati terbuka Semua indah pada tempatnya
The Queen Kemegahan singgasana berbalut emas Senyum anggun menghias Mahkota corak berbinar terang Wanita cerdas berparas elok seroja Berteman makhluk alam semesta Menebar energi cinta kasih tanpa batas Harum wangi semerbak diri Mata menyipit bibir tersenyum manis