Kaskus

Entertainment

ashibnuAvatar border
TS
ashibnu
Juliana, Keberuntungan Belanda Yang Tertunda
Juliana, Keberuntungan Belanda Yang Tertunda
Juliana lahir pada tanggal 30 April 1909 di istana Noordeinde di Den Haag. Dia merupakan putri tunggal dari Ratu Wilhelmina dan Duke Henry of Mecklenburg Schwerin.
Ibunya pernah mengalami 2 kali keguguran dan melahirkan 1 anak dengan kondisi meninggal. Hal ini sempat membuat krisis suksesi hingga lahirlah Juliana. Dengan demikian menjamin kelangsungan hidup keluarga kerajaan.
Juliana menghabiskan masa kecilnya di istana Het Loo di Apeldoorn dan di istana Noordeinde serta istana Huis ten Bosch di Den Haag, sejak usia enam tahun, sang putri dapat menerima pendidikan dasar bersama anak-anak seusiannya.
Karena konstitusi Belanda menetapkan bahwa Putri Juliana harus siap naik tahta, pendidikannya berjalan lebih cepat daripada kebanyakan anak-anak seusiannya.
Pada tahun 1930 ratu Wilhelmina mulai mencari calon suami yang cocok untuk putrinya dan harus memenuhi standar dan harus dari kalangan kerajaan yang menganut agama protestan. Kerajaan Inggris dan Swedia pun masuk dalam daftar namun beberapa pangeran telah ditolak oleh Putri Juliana.
Pada Olimpiade musim dingin 1936 di Bavaria, Putri Juliana bertemu dengan pangeran Bernhar dari Lippe Biesterfeld yang merupakan sepupu ke 7 nya karena direstui, kemudian tanggal pernikahan pun di atur.
Sebelum pernikahan pada 24 November 1936, pangeran Bernhard diberi kewarganegaraan Belanda dan mengubah ejaan namanya dari Jerman menjadi Belanda, mereka menikah di Den Haag pada 7 Januari 1937.
Juliana, Keberuntungan Belanda Yang Tertunda
Putri pertama mereka dari keempat putri mereka, Putri Beatrix lahir pada tanggal 31 Januari 1938 disusul oleh putri Irene pada tanggal 5 Agustus 1939.
Pada tanggal 12 Mei 1940 selama invansi Belanda oleh Jerman dalam perang dunia kedua. Pangeran Bernhard dan Putri Juliana dievakuasi ke Inggris dan diikuti pada hari berikutnya oleh Ratu Wilhelmina dan pemerintah Belanda yang mendirikan pemerintahan di pengasingan.
Putri Juliana melahirkan anak ketiganya di Ottawa kanadaa sedangkan ibunya tetap menetap di London Inggris. Pada tanggal 2 Mei 1945, Putri Juliana dikembalikan bersama ibunya ke Belanda.
Sikapnya yang rendah hati membuatnya disayangi oleh rakyatnya sehingga mayoritas rakyat Belanda segera ingin Ratu Wilhelmina turun tahta demi putrinya , anak terakhirnya Marijke Christina tertular Rubella dan memiliki katarak dikedua matanya dan hampir buta.
Seiring berjalannya waktu dan dengan kemajuan teknologi medis, penglihatannya membaik sehingga dengan kacamata tebal dia bisa bersekolah dan bahkan mengendarai sepeda.
Kesehatan Wilhelmina yang semakin memburuk membuatnya semakin sulit untuk menjalankan tugasnya. Juliana dipaksa untuk mengambil alih jabatan bupati dari  tanggal 14 Oktober hingga 1 Desember 1947.
Wilhelmina sempat berpikir untuk turun tahta namun Juliana memaksa ibunya agar tetap berada di tahta sehingga dia dapat merayakan ulang tahun emasnya pada tahun 1948.
Akan tetapi, Wilhelmina terpaksa menyerahkan tugas kerajaannya kepada Juliana sekali lagi pada tanggal 4 Mei 1948 karena masalah kesehatan yang lebih parah.
Ratu mengumumkan niatnya untuk turun tahta dan melakukannya pada tanggal 4 September 1948. Dua hari kemudian di hadapan dunia, Juliana dilantik menjadi Ratu Belanda yang baru, banyak yang percaya keputusan wilhelmina turun tahta karena dia kehilangan wilayah Indonesia.
Pada tanggal 27 Desember 1949 di Istana Dam di Amsterdam, Ratu Juliana menandatangani dokumen yang mengakui kedaulatan Indonesia atas bekas koloni Belanda tersebut.
Juliana, Keberuntungan Belanda Yang Tertunda
Warga Belanda sangat menyayangi dia, dikarenakan sifat dan  sikapnya yang super ramah dan merakyat. Dia sering menghirup udara segar dengan bersepeda namun bukan berarti hidupnya tidak penuh dengan krisis, salah satunya saat putrinya, Beatrix ingin menikah dengan diplomat Jerman Claus von Amsberg.
Popularitas pribadi Ratu Juliana hanya menurun sementara. Dia terpaksa bersembunyi sementara saat putrinya menikahi pria yang dicintainnya. Namun, ekonomi Belanda membaik dengan lahirnya putra dari Beatrix. Kali ini demonstrasi di jalan itu diwarnai oleh cinta dan antusiasme.
Pada tanggal 30 April 1980 di ulang tahunnya yang ke 71, Ratu Juliana turun tahta dan putri sulungnya menggantikannya. Juliana tetap aktif dalam berbagai kegiatan amal sehingga usianyya menginjak delapan puluhan.
Sejak pertengahan 1990, kesehatan Juliana menurun karena ia menderita demensia progresif pangeran Bernhard mengatakan dalam sebuah wawancara televisi pada tahun 2001 bahwa mantan ratu tidak lagi dapat mengenali keluarganya dan bahwa dia telah menderita penyakit Alzeimer selama beberapa tahun.
Juliana meninggal dalam tidurnya pada tanggal 20 Maret 2004 pada usia 94 tahun di istana Soestdjik di Baarn karena komplikasi pneumonia pada tanggal 30 Maret 2004 dimakamnkan di samping ibunya di brankas kerajaan di bawah Nieuwe Kerk di Delft.



KOLEKSI THREAD MENARIK

Quote:
Diubah oleh ashibnu 14-08-2024 01:28
0
216
4
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan