Kaskus

Story

berkassiska1208Avatar border
TS
berkassiska1208
CERITA HOROR TRUE STORY
BAPAK SUDAH DIKATAKAN MENINGGAL !!

TETAPI DENGAN CEPAT SEORANG BALIAN DATANG MENOLONG DAN MEMBAWA SUKMA BAPAK KEMBALI.

90 HARI DI ALAM MEREKA, DISURUH MENABUH GENDANG TANPA HENTI OLEH SOSOK ULAR YANG MENJELMA SEBAGAI PENARI.

MRAWAN - GUMITIR, 1970.
#ceritahoror #truestory #horor

Masih belum percaya sih bapak punya kisah kelam seperti itu. Kelam dan juga menakutkan. Sebelumnya, kepada balian/bli ...
Terima kasih sudah menolong bapak. Jika anak cucumu pernah mendengar juga cerita ini darimu. Aku mewakili keluarga mengucpkan terima kasih yg banyak.

Kemarin berkunjung ke Mrawan. Desa di tengah gunung gumitir. Nostalgia dan jg mencari tahu apkah benar cerita itu ada, ternyata benar.

Sekali lagi, terima kasih bli.
Salam toleransi.

Disini aku pgn menulis cerita ini sebagai pemberi wawasan dan jg ilmu baru tntang toleransi.

jadi kakek nenek aku itu dulu tinggal di sebuah desa di dalam hutan. Nama desanya adalah mrawan. Desa mrawan sendiri masih masuk dalam kecamatan silo, Jember. Dulu akses menuju desa ini itu sangat amat sulit sekali. Dari pintu gerbang utama sampai pintu gerbang desa itu jauh.

GERBANG UTAMA MASUK DESA MRAWAN
CERITA HOROR TRUE STORY

Gak ada yang berubah sejak aku kecil sampai sekarang untuk jalan. Masih makadam dan berbatu. Bedanya hanya sekarang banyak orang yang sudah mempunyai kendaraan pribadi. Seperti mobil dan sepeda motor.

Dulu, selain jalan kaki satu²nya yang bisa mengantar tamu sampai ke desa adalah ojek. Itupun harus menunggu lama sekali karena tidak semua pada jaman segitu punya kendaraan.

Jadi misal ada tamu, sebelum pulang harus menghubungi sanak saudara di desa untuk memanggil ojek aagar menjemput di gerbang utama. misal lupa ?

ya kalau ada ojek yang datang berarti rejeki. Tetapi kalau menunggu lama namun ojek tak kunjung datang maka alamat jalan kaki. Ada alternatif juga kalau mau motong jalan dan bisa sampai desa dengan cepat. Kita lewat belantara hutan yang mana nanti jalan itu akan sampai di trowongan. Semisal waktu lewat jalan utama menghabiskan waktu 30 menit. Kalau motong jalan dan lewat trowongan bisa menghemat waktu. Sekita 15-20 menit sudah sampai rumah.

Namun, di jalur ini jarang di lewati orang karena sesuatu. Kenapa jarang di lewati ?
Itu karena ada sosok kuntilanak merah dan juga sumur ghaib yang berpindah-pindah dari tempat satu ke tempat yang lainnya. Banyak kok penduduk yang menjadi korbannya. Sering jatuh masuk ke dalam sumur tersebut. Kata mereka dalam sumur itu tidak bisa di ukur. Mereka hanya bisa berkata "dalam" karena orang dewasa seperti mereka saja bisa sampai tenggelam dan saat itu tidak menyentuh dasar sumur. Entahlah, aku kira ada yang sampai meninggal. Ternyata tidak ada. Beberapa selamat dengan kisah masing2 yang mana salah satunya mereka bisa berenang. Untuk kuntilanak merah, wuhhh ini masih ada sampai sekarang. Terakhir kali aku lihatnya sih ada di atas gerbang trowongan.

Menurut orang tua disana, dia sering pindah. Kadang ada di watu gudang, kadang ada di sekitar patung penari, kadang di trowongan.

Kalau jalan kaki nanti ketemunya di sini yaakk. Jembatan kecil dari kayu itu. Nanti jalan lewat pinggir rel kereta deh. Aman kok, jaraknya lebih lebar dan agak jauh. Jadi aman ketika kereta tiba-tiba lewat.

Disini juga ada stasiun kecil, dulu kereta lewat pasti berhenti. Namun, seiring bertambah tahun. Kereta udah gak pernah berhenti di stasiun ini.
Karena ?
Gak ada penumpang.
Semua warga mrawan udah punya kendaraan pribadi hehehe...

1970

Desa saat itu sudah riuh sehabis subuh. Suara kambing dan juga suara sapi yang berdengus panjang di dalam kandang terdengar sampai telinga. Kakek sudah bersiap untuk berangkat kerja. Kakek saat itu kerja di perkebunan. Berangkat gelap pulangjuga gelap. Waktu itu hari jumat, bapak selalu pulang tiap akhir pekan. Karena bapak sekolah di garahan yg jaraknya jauh dari rumah, jadi dari pada selalu telat, bapak memutuskan untuk menginap di rumah saudara. Tiap akhir pekan bapak pulang ke desa. Nenekku selalu masak banyak kalau bapak sudah pulang. Maklum anak semata wayang. Bapak tiba di rumah setelah dzuhur. Dia melihat kakek sudah membawa rumput di atas kepala dan melewatinya.

"Le, nanti kamu cari rumput lagi buat pakan kambing. Ini tidak cukup kalau dibagi dua." ucap kakek

Bapak langsung menyetujuinya. Bapak segera masuk ke rumah dan pergi makan. di rumah nenek sambil masak langsung cerita ke bapak.

"Le, ibu kok tadi malem mimpi ular ya ? katanya kalau mimpi ular itu ada janji yang belum dipenuhi? gimana le menurutmu ?" tanya nenek

Bapak cuma tertawa.
Dengan lahap menghabiskan makanannya.

"katanya kalau mimpi ular itu gak baik. Pertanda bakalan ada sesuatu yang terjadi. Aku kok jadi was-was ya." ucap nenek.

Setelah menghabiskan secangkir air minum, bapak langsung menoleh ke arah nenek

"kalau terjadi sesuatu atau bahaya nanti. Entah itu ke bapak atau aku, doamu buk yang mampu menolongku. Jadi, jangan berhenti berdoa buat aku sama bapak." ucap bapak

Nenekku tersenyum dan kemudian membereskan meja makan yang saat itu berantakan.

Sore tiba, waktunya bapak untuk mencari rumput. Kebetulan saat itu dia ditemani oleh mbah wahid. Biasanya, mbah wahid ini selalu mencari rumput dengan kakek. Tetapi karena kakek saat itu tidak bisa, maka beliau berangkat bersama bapak.

"Kita nanti cari di alas wangkit."

Mereka berdua berangkat.

jalur yg mereka lalui saat itu adalah menyebrang sungai. Dari pada ikut jalan setapak yang biasanya. Mereka lebih memilih untuk lewat sungai agar segera sampai dan segera mencari rumput.

Kenapa kok sampai jauh ke sana ?
mengapa tidak mencari yg dekat ?

yang mereka cari adalah daun kelor wono yak. Bukan rumput biasa. Nah, biasanya untuk mencari daun kelor wono ini dulu gak mudah. Mereka harus menunggu kabar dari pencari rumput sebelumnya diarea mana saja yang masih ada daun kelor wono ini. Bapak dan mbah wahid dapetnya di area alas wangkit.

Saat itu tidak ada yang aneh. Mereka ngobrol seperti biasa. Hingga mbah wahid berkata

"Nanti di alas itu jangan lama-lama. Disana itu di jaga sama danyang. Kamu harus hati-hati." ucap mbah wahid. Bapak mengangguk.

Karena asik mengobrol, mereka sudah sampai di alas tersebut sunyi dan sepi. Pohon-pohon masih menjulang tinggi dan juga sangat wingit sekali. Tanpa basa-basi bapak langsung mengayunkan sabitnya danmemotong batang daun kelor wono. Mereka berdua dalam mode serius.

Dengan cepat memotong batang demi batang agar segera banyak yang terkumpul. Bapak melihat mbah wahid berada lumayan jauh dari tempatnya. Namun, karena masih terlihat menurut bapak aman-aman saja.

Tiba-tiba terdengar suara lonceng krincingan yang mendekati bapak. Seketika bapak menoleh ke arah sekitarnya. Dia tidak menemukan apa-apa. Melihat langit, sepertinya sudah lingsir. Bapak memanggil mbah wakih yang berada jauh darinya dengan menepuk kedua tangannya berkali-kali dan mbah wahid merespon dengan melempar dengan jempol. Bapak tersenyum dan beres2.

Sambil menunggu mbah wahid selesai. Bapak duduk di bawah pohon trembesi. Saat menyandarkan punggungnya ke pohon bapak tidak sengaja melihat ke arah atas. Kaget dan juga terkejut. Dia melihat sebuah makhluk yg besarnya seperti rumah yg bapak ingat saat itu adalah bagian perut. Makhluk sebesar rumah itu jalan melewatinya di atas. Sungguh bpk mengenali ciri makhluk itu. Ular ! Bapak tidak percaya akan bertemu ular sebesar itu disana. Entah, mata bapak tdk bisa berpaling. Tubuhnya semakin lama seperti ditarik dan kaku. Kemudian bapak tak sadarkan diri.

Setelah tak sadarkan diri, bapak tdk mengingat apa saja yg terjadi setelah itu. Namun, kisah ini berlanjut ke mbah wahid dan juga kakek nenek yang saat itu menyaksikan langsung bagaimana raga bapak di kuasai oleh siluman itu. Pak wahid dengan cepat berlari melewati jalan setapak di tengah jalan, tiba-tiba pak wahid ketakutan. Dia melihat sekumpulan pocong berwajah hitam sedang menghadang jalannya. Posisi pak wahid saat itu sangat bingung. Meninggalkan bapak seorang diri di alas wingit dan dia harus segera sampai di desa untuk mengabari apa yg terjadi dengan bapak. Dalam hati pak wahid hanya bisa pasrah dan ingin segera menolong bapak. Saat itu di hendak membopong tubuh bapak. Tetapi karena tubuh bapak kaku dan tidak bisa di tekuk. Mbah wahid panik. Kenapa kondisi bapak jadi seperti itu ??!

Dengan tekad yang kuat, mbah wahid tetap berjalan lurus dan tidak memperdulikan kumpulan pocong itu. Akhirnya beberapa orang termasuk kakek langsung berlari ketika mendengar bapak sudah terbujur kaku di alas wingit. Dengan membawa obor ditangannya, kakek menerjang gelapnya malam di hutan itu. Di ikuti oleh beberapa orang dibelakangnya. Kakek menemukan bapak tergeletak kaku dan matanya menatap tajam ke atas. Mereka yang datang langsung terkejut, lantaran tubuh dan wajah bapak sudah berubah menjadi kurus kering, mata abu2 dan mulut menganga.

Bapak langsung di bawa pulang.

Hari demi hari tidak ada perubahan akan kondisi bapak. Masih terbujur kaku dan tubuhnya semakin kering. Sudah sebulan lamanya, kakek nenek ikhtiar membawa siapapun yang katanya adalah orang pintar. Namun, tidak menemukan hasil. Kambing dan sapi milik kakek habis terjual lantaran untuk biaya pengobatan bapak. Sudah dibawa ke rumah sakit di jember. Tapi tidak ada kemajuan bapak sadar dan juga akan sembuh. Akhirnya, oleh kakek bapak di bawa pulang dan di obati secara tradisional saja.

Sudah 2 bulan berjalan. Warga juga sudah ada firasat bahwa bapak tidak akan sembuh dan pasti meninggal. Kebetulan pagi itu, nenek habis membasuh tubuh bapak dan mengganti pakaiannya. Nenek kemudian pergi ke dapur utk mengambil air hangat. Saat kembali ke kamar. Nenek sangat terkejut lantaran bapak sudah melayang. Saat itu bapak menari seperti dengan sendirinya. Sungguh pemandangan yang tidak masuk akal. Bayangkan saja tubuh kurus kering, melayang dan menari dengan serius. Nenek berteriak dan memanggil tetangga saat itu. Karena sudah aneh dan juga diluar kendalinya.

Sehabis kejadian itu, bapak bertingkah aneh. Kadang dia sudah ditemukan di pinggir jendela dan tersenyum melihat siapapun yang melihatnya. Di hari itu, bapak membawa seorang ustad yang memang di kenal ahli dalam bidang supranatural. Tapi malah sebaliknya, setan yang ada didalam tubuh bapak menangkis. Saat dibacakan ayat suci, setan itu juga ikut menjawab bahkan dengan kalimat yang sama. Disitulah, nenekku menangis dan sedih.

Apa sudah waktunya nenek harus ikhlas bapak pergi ? Warga sudah menyarankan untuk melakukan pendem rogo. Sebuah tradisi jika tubuh seseorang sudah dikendalikan iblis. Tubuh yg masih ada di dunia harus dikubur paksa. Itu artinya, nenek dan kakek harus ikhlas menganggap bapak sudah meninggal. Keesokan harinya, beberapa warga sudah membawa keranda dan juga telisik makam yang mereka taruh di depan rumah.

Kakek dan nenek sudah ikhlas dan tidak ingin berat hati lagi. Kalau memang sudah takdirnya bapak kembali kepada sang pencipta. Maka mereka berdua sudah menerima dengan lapang dada. Namun, tiba-tiba terdengar suara riuh diluar rumah. Mbah wahid saat itu langsung lari menghampiri Kakek dan nenek yang saat itu tengah duduk disamping jasad bapak. Rupanya ada tamu yang tidak mereka kenal. Tamu berpakaian serba putih dan memakai sarung (kata kakek) tapi lebih tepatnya saput ya menurutku. Soalnya sarung motif kotak2 hitam putih. Aku meyakini itu kain saput.

"Rahajeng tengahi, salam. Saya jro mangku. Saya dapat kabar bahwa anak kalian dibawa Gamang ? benar demikian ?" ucap jro mangku. Kakek dan nenek yang saat itu tidak paham dengan perkataan lelaki tersebut hanya bisa tersenyum dan kemudian mempersilahkan beliau duduk. "Saudara tahu dari mana ? kalau di lihat saudara tidak berasal dari daerah dekat sini." ucap kakek.

"Saya dari bali. Ada yang menyuruh saya untuk datang kesini langsung." ucap jro mangku.

Kakek semakin tidak mengerti. Namun, karena tekad kakek belum hilang untuk kesembuhan bapak, akhirnya kakek mengijinkan jro mangku untuk mengobati bapak. Saat jro mangku masuk ke kamar. Iblis yang ada di dalam tubuh bapak melakukan penolakan atas kehadiran jro. Namun, semua itu bisa di atasi olehnya. Jro mangku kemudian semedi dan kemudian membunyikan lonceng Tak menunggu lama. Kemudian terdengar suara lirih dari bapak.

"Pak.. Buu.. Tolong." ucap bapak. Kepalanya menoleh ke arah jro mangku. Air matanya mengalir pelan. Namun, tidak lama. Bapak berteriak dan mengadap ke atas. Tatatpannya kosong kembali dan matanya kembali abu2.

Nenekku langsung menangis sejadi-jadinya.

Sangat mengerti sekali bahwa bapak memberi isyarat kalau dia masih hidup dan ingin cepat di tolong. Kakek yang dipanggil bapak langsung menangis juga.

(aku agak kaget, karena kakek bukan tipe laki2 yang gampang nangis didepan orang)

Dengan keyakinan yang luar biasa. Jro mangku akan menyelamatkan bapak.

"Saya minta ijin kepada bapak untuk melakukan ritual khusus untuk masuk ke alam mereka. Tetapi syarat masuk kesana harus ada penari. Biar itu saya atur. Mungkin besok akan segera di mulai." ucap jro mangku

Kakek dengan gembira mengijinkan jro mangku. Kakek tahu betul bahwa jro mangku adalah orang Hindu. Orang yang tiba-tiba datang dengan sendirinya dan mau menolong bapak parti beliau bukan orang sembarangan. Kakek menganggap beliau salah satu orang baik yang ada di dunia. dengan hati yang lapang. Kakek berdoa selepas sholat subuh.

"Ya Allah, hartaku di dunia ini bukanlah benda yang aku punya. Tetapi anak istriku. Jika harta itu engkau inginkan maka segera ambil. Jika masih engkau percayakan padaku, akan aku rawat sampai aku mati." ucap kakek

Pagi tiba.

Kata jro mangku, jatah waktu bapak adalah 10 hari untuk selamat. Maka jika ditotal maka genap 100hari bapak harus kembali. Namun, sampai sore tiba. Kedatangan jro mangku belum juga nampak. Sempat terlintas bahwa jro mangku mungkin hanya bercanda dan tidak seperti yang mereka pikir.

Namun, sebuah salam dari seseorang memecah suasana hening di rumah kakek.
"Maaf, tadi harus menjemput dia dari banyuwangi. Saya butuh dia untuk masuk ke alam mereka." ucap jro mangku

Terlihat seorang gadis yang harum sekali bau badannya. Wanita itu memakai mahkota yang terbuat dari daun pisang dan menutupi wajahnya. Kakek dan nenek kemudian dudukdi lantai. Diikuti semua orng yang saat itu menjadi saksi. Kata jro mangku, wanita itu akan melakukan sebuah tarian mengusir roh halus. Tarian itu dinamakan tari seblang.

Kata kakek ini tarian horor banget. Si perempuan ini kelihatan masih muda sekali. Kemudian power magisnya itu kerasa bgt saat itu. Dia menari hampir 7 jam non stop dan enggak lelah. Kata jro mangku yg menari saat itu adalah danyang yang akan membawanya masuk ke dimensi lain. Dengan cepat jro mangku meletakkan satu kilo daging di tiap sudut kamar. Kemudian ada sebuah wadah yang terbuat dari anyaman bambu berisi bunga di taruh di bawah tiap2 daging. Dibawah tempat tidur bapak diletakkan 3 dupa yang tertancap di sebuah gelas berisi beras. Jro mangku memanggil kakek untuk menjaga perempuan itu agar aman. Karena setelah menari dia sudah dirasuki oleh roh halus. Saat itu juga jro mangku akan segera masuk ke alam mereka. Setelah aturan di jelaskan. Akhirnya tanpa menunggu lama jro mangku duduk bersila dan memejamkan kedua matanya. Ternyata, pada saat itu kakek juga tertarik kedalam dimensi mereka. Jro mangku, penari seblang dan kakek sudah masuk ke alam mereka yang mana disana itu gelap. Dari cerita kakek, saat itu mereka langsung dipandu oleh sang penari menuju suatu tempat yang terdengar riuh sekali dari jauh. Bahkan suara tabuhan gendang dan suara gong terdengar jelas. Oiya aku lupa ngasih tahu. Sebelum masuk ke alam mereka. Jro mangku meletakkan damar kambang di bawah tempat tidur bapak. Sebagai tanda bahwa sukma bapak harus kembali ke tempat damar kambang itu intinya, biar sukma bapak gampang tahu jalan pulang.

Penari seblang itu menari dengan sangat gemulai. Tiba-tiba mereka dihadang oleh sosok penari berkepala ular yang mana dibelakangnya itu banyak laki-laki yg bertelanjang dada. Kakek saat itu gemetar bukan main. Lumayan kaget Penari seblang itu menari dengan sangat cepat dan mengitari sosok penari berkepala ular itu. empat kali putaran katanya. Setelah mengitari mereka. Sang penari seblang mengambil bunga di kepalanya dan kemudian melemparkan kepada penari berkepala ular serta para lelaki itu. Kata kakek, Itu adalah simbol bahwa sang penari seblang adalah danyang yang memang dihormati. Tidak menunggu lama, penari berkepala ular itu kemudian memberikan selendang berwarna kuning sebagai tanda bahwa mereka boleh membawa kembali sukma bapak. Dgn cepat jro mangku mengambil selendang itu dan kembali berdiri di belakang penari seblang.

Dengan gemulai penari itu kemudian berjalan menuju sukma bapak berada. Ternyata, sampai di sebuah tempat dimana ada kolam yg sumber airnya besar.

Seperti sebuah kolam jaman kerajaan.

di tengah kolam itu terlihat beberapa pemuda yang sedang menabuh gendang tanpa henti. Terlihat beberapa penari yang dengan lincah menari di depan mereka. Kemudian penari seblang menunjuk sesuatu disana. Ternyata dari ciri2 pemuda itu adalah bapak. Dengan cepat jro mangku dan kakek berjalan memutari kolam. Jalan untuk sampai di tempat bapak berada adalah jalan memutar. Dengan cepat kakek sedikit berlari. Saat sampai di lokasi, perempuan yang menari itu berhenti dan memandangi kakek serta jro mangku dengan serius. Disitu kakek panik. Gak ngerti mau ngapain.
Sempat melihat bapak yang saat itu padangannya kosong dan tetap menabuh gendang tanpa henti. Kakek juga melihat tangan bapak udah keluar darah.

Jro mangku kemudian menyerahkan kain kuning tadi dan kemudian penari-penari itu langsung memberi jalan. Salah satu penari megalungkan kain itu ke leher bapak. Seketika bpk berhenti menabuh gendang.

Dengan deraian air mata. Kakek menuntun bapak untuk berdiri. Jro mangku turut membantu menuntun bapak. Tatapan bapak masih kosong. Kakek dan jro mangku membawa bapak ke penari seblang entah kenapa setelah bapak di lempar bunga sang penari seblang. Langkahnya langsung cepet sekali. Kayak digerakkan sesuatu. Kakek saat itu bingung tapi saat itu pikiran receh harus segera dibuang jauh2 yang terpenting bagaimana caranya mereka segera kembali. Kakek mengikuti penari seblang itu berjalan. Kemudian ada tanah yang di gali. Persis seperti kuburan. Didalam kuburan itu ada damar kambang yang persis sekali di taruh jro mangku di bawah tempat tidur bapak.

Tanpa basa basi, bapak di lempar kedalam kuburan itu. Sempet ragu sih tapi kakek percaya penuh kepada jro mangku dan penari seblang. Sekarang, tinggal mereka bagaimana caranya untuk kembali. Dengan cepat sang penari seblang berjalan. Kakek dan Jro mangku mengikuti. Tercium bau dupa yang sangat pekat sekali dan kemudian *lapp* ada cahaya~

yang menghantam mereka. Seketika pandangan kakek berubah. Dia menghirup bau udara, bau tanah, bau angin dan bau kehidupan. Kakek sujud syukur sudah kembali ke dunia. Namun, kakek bingung ada dimana ? pandangannya tertuju pada jro mangku yang berjalan menuju pura. Ada pura besar disana. Pikiran kakek masih antara percaya dan tidak percaya apakah dirinya sudah kembali atau belum ? Saat dilihat secara seksama, kakek baru menyadari bahwa dirinya berada di pura giri salaka. Pura yang berada di Alas Purwo Banyuwangi. Kakek saat itu gak habis fikrii !!!
Awalnya ada di kamar bapak mengapa ada di alas purwo. Namun jro mangku saat itu hanya bisa memeluk kakek dengan lembut.
"Oh hyang widhi wasa. Segala sesuatu di dunia ini bermacam-macam. Sampai ada sesuatu yang tidak bisa di tembus oleh akal manusia" ucap jro mangku sambil memandang langit. Kakek saat itu segera pamit dan hendak menunaikan ibadah sholat dzuhur. Kakek tau kalau itu masuk jam dzuhur karena matahari berada agak condong ke barat. Jro mangku menunggu kakek sholat.

Anehnya saat itu, mereka hanya berdua. Kemana perginya penari seblang itu ?

Kata jro mangku dia sudah kembali. Kehadiran jro mangku menjadi tanda tanya besar karena beliau hilang tanpa kabar.

SEKIAN

namakuveAvatar border
bukhoriganAvatar border
rinandyaAvatar border
rinandya dan 4 lainnya memberi reputasi
5
309
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan