Sumber Gambar

Berita mengenai penggantian nama jalan Kramat Sentiong menjadi Kramat Shin Tae Yong telah menjadi viral. Ini terjadi setelah keberhasilan Tim Nasional U-23 masuk ke babak semifinal Piala Asia 2024 dan banyak orang mengapresiasi pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae Yong. Beberapa orang bahkan secara kreatif mengusulkan penggantian nama jalan untuk menghargai usaha Shin Tae Yong. Salah satunya adalah memviralkan penggantian nama jalan Kramat Sentiong menjadi Kramat Shin Tae Yong. Dalam foto editan yang beredar, rambu nama jalan Kramat Sentiong diganti dengan nama Shin Tae Yong.

Namun, bagaimana prosedur penggantian nama jalan? Menurut situs Hukumonline, peraturan penamaan jalan masih mengikuti peraturan daerah masing-masing. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memiliki aturan mengenai penamaan jalan. Perubahan nama jalan di DKI Jakarta mengacu pada Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 28 Tahun 1999 tentang Pedoman Penetapan Nama Jalan, Tanah, dan Bangunan Umum di Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Berikut adalah prosedur penggantian nama jalan:
1. Usulan: Penggunaan nama seseorang sebagai nama jalan bisa diajukan oleh perseorangan, kelompok organisasi, atau inisiatif Pemerintah Daerah sendiri. Permohonan ini diajukan secara tertulis kepada gubernur.
2. Evaluasi: Usulan dinilai oleh tim dari Badan Pertimbangan Pemberian Nama Jalan, Taman, dan Bangunan. Badan ini mempertimbangkan nilai ketokohan, kepahlawanan, atau jasa-jasa orang yang diusulkan. Penetapan nama jalan juga didasarkan pada sifat promosi nama yang dipilih, mudah dikenal masyarakat, dan tidak bertentangan dengan kesopanan dan ketertiban umum.

Jadi, penggantian nama jalan Kramat Sentiong menjadi Kramat Shin Tae Yong memerlukan proses formal dan persetujuan dari pihak berwenang.

Mengubah nama jalan merupakan keputusan yang penting dalam perkembangan suatu wilayah atau kota. Pertama-tama, nama jalan adalah bagian dari identitas suatu tempat. Nama jalan dapat mencerminkan sejarah, budaya, atau nilai-nilai yang penting bagi masyarakat setempat. Oleh karena itu, mengubah nama jalan dapat menjadi langkah strategis untuk merefleksikan perubahan dalam nilai-nilai atau identitas suatu wilayah yang berkembang seiring waktu.

Kedua, mengubah nama jalan juga dapat menjadi upaya untuk menghormati tokoh-tokoh yang berjasa atau peristiwa bersejarah yang layak dihormati. Dalam beberapa kasus, nama-nama jalan dapat terkait dengan tokoh atau peristiwa yang kemudian dinilai kontroversial atau tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat. Dalam hal ini, mengubah nama jalan menjadi kesempatan untuk memperbarui narasi sejarah dan menghargai individu atau peristiwa yang lebih memadai untuk dihormati.

Selain itu, mengubah nama jalan juga dapat memiliki dampak praktis dalam navigasi dan identifikasi lokasi. Nama-nama jalan yang mudah diingat dan diucapkan dapat membantu meningkatkan kejelasan dan efisiensi dalam navigasi kota, terutama bagi wisatawan atau pendatang baru. Dengan demikian, memilih nama yang sesuai dan mudah diingat dapat membantu meningkatkan keterbacaan dan kegunaan sistem navigasi kota.

Terakhir, mengubah nama jalan dapat menjadi langkah menuju inklusivitas dan representasi yang lebih baik dalam masyarakat. Dalam beberapa kasus, nama-nama jalan dapat mencerminkan ketidaksetaraan atau eksklusi terhadap kelompok tertentu dalam sejarah atau budaya suatu wilayah. Dengan mengubah nama jalan untuk mencerminkan keberagaman dan inklusivitas yang lebih baik, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih ramah dan merangkul seluruh anggota masyarakat, tanpa meninggalkan siapa pun dalam narasi identitas kota atau negara.

Link Referensi