mx667Avatar border
TS
mx667
Jangan Pacaran Dulu Sebelum Kaya Raya!
Hahaha, kira-kira gansis setuju gak sama kata-kata ini? Kalau misalnya kita itu bagusnya pacaran pas udah kaya raya aja, bukan pas miskin. Ini keresahan ane aja sih karena kalau kita pikir ya, pacaran itu gak mudah loh. Pas ane lagi jatuh cinta, gampang banget mikir bahwa semuanya akan indah. Kita akan melalui kehidupan ini bersama, apapun masalahnya kita akan lalui. Nah, pas pacaran baru mulai sadar.



relationship (sumber gambar: unsplash.com)



Kita tau kan kalau misal tujuan dari pacaran itu adalah menikah, yang mana biaya menikah bisa saja besar. Covid-19 mengajarkan kita juga bagaimana pentingnya investasi untuk biaya pensiun kita, tidak hanya mengandalkan pensiunan dari tempat kerja yang mana sekarang banyak yang PHK. Kita tahu juga bahwa biaya pendidikan naik terus sebesar 20% per tahun. Apa kita sudah siap berkeluarga dan punya anak?

Kalau kita memutuskan untuk gak punya anak atau childfree, apa pasangan kita akan setuju?

Ane pikir pacaran itu akan membuat hidup lebih berwarna, ada orang yang ngertiin kita, ada orang yang dengarkan cerita kita. Mungkin sebagian kita tidak pernah bisa bercerita apapun ke siapapun, pas pacaranlah kita bisa cerita. Tapi kadang kenyataannya gak semudah itu, apalagi pas kita masih miskin. Ketika rumah kita masih bobrok, ortu kita masih hidup susah, apa pacaran itu adalah obat dari semua penderitaan itu?

Ane rasa gampang buat kita untuk mikir bahwa cinta adalah obat, tapi di dalam pacaran, ada yang harus dikorbankan. Misalnya kaya waktu, duit, perasaan. Ketika pacar kita minta jemput, dianterin ke suatu tempat, dan lain-lain. Padahal ortu kita jarang kita ajak jalan-jalan, kenapa pacar jadi lebih sering diajak jalan-jalan?

Buat kita atau ketika kita yang lagi dalam masa-masa kesepian, kita mikir bahwa pacaran adalah obat kesepian. Tapi apa benar begitu?

Pengalaman ane ketika pacaran, jujur aja ane merasa ane ini pasangan yang toxic pas awal pacaran. Pengennya chat dan telfonan terus. Semakin lama kita pacaran, bisa jadi kita akan jadi semakin manja. Lebih sering pengen ketemu, ujung-ujungnya malah lebih gampang terjerumus ke dosa.

Pada saat Corona mulai melanda, ane pada saat itu masih kuliah dan harus kuliah daring / online. Ane dan pacar ane mulai LDR karena pacar harus pulkam. Sebenarnya berat ya, mengingat ane adalah pacar yang toxic yang pengen selalu bersama. Tapi ane mulai seriusin buat belajar. Kebetulan jurusan ane TI jadi ane belajar pemrograman. Ane mulai menemukan passion untuk jadi programmer.

Nah, di saat ane menemukan passion inilah, ane jadi mulai sibuk belajar dan kerja. Saat ane mulai sibuk, ane jadi gak terlalu manja lagi, dan gak terlalu toxic kayak dulu. Malah ane jadi lebih bisa fokus ke masa depan ane. Ane gak tau apa ini efek karena ane udah menemukan passion atau karena memang dukungan dari pacar. Tapi cara keluar dari kesepian adalah bukan hanya pacaran. Menurut ane, cara untuk menghadapi kesepian ya menemukan passion juga.

Intinya kalau gansis ada yang merasa kesepian, coba temukan dulu passion-mu. Kan sekarang banyak tuh tutorial menggambar, memasak, bangun rumah, berkebun, dan sebagainya. Kenapa kita gak memanfaatkan waktu luang dengan belajar dan mengejar passion? Mengerjakan apa yang kita sukai. Sama kaya ane yang belajar pemrograman juga murni 100% dari internet. Sekolah dan kuliah cuma ngajarin dasar.

Sama seperti nasehat kebanyakan orangtua laki-laki kepada anaknya: "Fokus cari duit aja dulu nak, nanti kalau dah kaya, pasti cewek-cewek bakal dateng sendiri".

Gimana menurut gansis?
bukan.bomatAvatar border
sudarmadji-oyeAvatar border
sudarmadji-oye dan bukan.bomat memberi reputasi
0
671
11
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan