- Beranda
- Komunitas
- Toba Ethos
Mangadati : sedikit cukup, banyak habis


TS
jeanchristyo158
Mangadati : sedikit cukup, banyak habis
Saya dan suami berasal dari kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, merantau bekerja di Jakarta.
Di pertengahan tahun 2022 saat masih pacaran kami memiliki niat untuk membina rumah tangga, tentunya meresmikan secara agama dan adat Batak Toba
Tentunya banyak ketakutan mengenai hal biaya, kami mendengar dari satu suara ke suara lain yang sudah mangadati, ada yang bilang 200 juta kurang, ada yang bilang 150 juta cukup.
Suami saya sudah yatim piatu sejak kami masih SMA (kebetulan kami sekelas dulunya) saat ini merantau bersama di Jakarta, dengan penghasilan dibawah dua digit, begitupun saya.
Kami rutin menabung bersama, setiap gajian dia langsung menyetor setengah gajinya kepadaku.
Begitupun jika dia dapat bonus uang masuk langsung diberikan kepadaku. Kami membuat kertas buram (sele-sele) sebagai perkiraan dana yang dibutuhkan untuk pemberkatan dan mangadati. Saya ingat sekali kami menulisnya di suatu cafe sambil beberapa kali bersilang pendapat.
Beberapa poin adat yang kami kurang paham harganya kami coba gugling namun berbeda2 literasi harga yang kami dapat. Begitupun catatan2 yg dibagikan teman kami yang sudah mangadati pun berbeda-beda, mungkin tergantung tempat, waktu dan pemilihan vendornya.
Tujuan utama kami hanya satu, diberkati dan diadati.
Setelah sempat ditentang oleh bapak karna menikah butuh banyak dana, sedangkan bapak sedang merenov rumah sehingga tidak bisa membantu. Justru membuat kami semakin gencar menabung, dan berusaha mendapatkan persetujuan orangtua untuk menikah di akhir tahun 2022.
Menurut kami jika akhir tahun kami tidak menikah alias ditunda maka akan banyak tahun-tahun yang baru yang menjadi rencana-rencana belaka.
Saya langsung meminta bantuan kakak sepupu saya (anak inangtua) yang paham adat dan masih bergaul banyak dengan saya, langsung saya ceritakan bahwa bapak menentang karna alasan biaya, dan kunyatakan kesanggupan kami untuk adat full 100 juta (hanya adat) kakak sepupu saya langsung menghubungi bapak. Mukjizat bapak langsung setuju dan mengajak saya dan suami untuk vc conference.
Hari demi hari semakin sering saya komunikasi dengan mamak, mamak selalu bilang untuk adat ada dua poin penting
1. Sedikit cukup, banyak habis
2. Pesta adat tidak boleh makanan sampai kurang
Lalu setelah sering diskusi dengan mamak, saya tanya perihal 100 jt cukup ga mak ?
Mamak menjawab : menikahkan anak adalah kewajiban orangtua
100 juta yang kami anggarkan adalah diluar pakaian menikah, ongkos pesawat, cincin.
Berikut kira-kira biaya pernikahan kami (pudun saut, pemberkatan, mangadati)
✅ gedung wisma (beserta dekor permanent) 4.500.000
✅ jambar 6.300.000
✅ ikan mas 1.500.000
✅ catering saksang (700pax) 23.100.000
✅ lomok lomok 2.500.000
✅ lappet kopi teh 1.250.000
✅ musik 4.200.000
✅ bunga gereja 600.000
✅ nasi kotak 6.600.000
✅ ulos 4.200.000
✅ catering pudunsaut 7.000.000
✅ dokumentasi 6.000.000
✅ hias bensin mobil pengantin 500.000
✅ saloon 7.500.000
✅ sarapan sibuhabuhai 1.500.000
✅ beer 1.600.000
✅ snack 1.200.000
✅ es cream 1.000.000
✅ riasan kakak pengantin 1.000.000
✅ uang keluar di gedung (adat) 3.000.000
✅ upa tulang 2.000.000
✅ tuhor ni boru 400.000
✅ parhata 800.000
✅ pastor 300.000
✅ KDS 150.000
✅ organis 100.000
✅ liturgos 300.000
✅ lingkungan 300.000
✅ kebersihan 100.000
✅ aqua, tuak, teh botol 2.000.000
✅ amplop ulos 2.500.000
✅ olop olop 2.000.000
✅ kanonik gereja 1.000.000
✅ ingot-ingot pudun saut 300.000
✅ rokok 1.500.000
✅ ucapan syukur gereja 200.000
✅ titin marangkup 400.000
✅ ulak ni tandok 600.000
✅ togu-togu ro ke STM 750.000
✅ tambahan snack 200.000
✅ olop olop balik ni ulos STM+Panorop 2.000.000
✅ souvenir 500.000
✅ undangan 2.000.000
✅ back drop photobooth 1.200.000
⛔️
✅ amplop paranak 414.000
✅ panombean 1.100.000
✅ parsuion 450.000
✅ sumbah tu hula hula 1.960.000
✅ tu tulang 1.000.000
✅ gereja 200.000
✅ pinggan panukunan 400.000
✅ transport dan rokok pudunsaut 700.000
✅ sirambu manis 400.000
✅ raja parhata 600.000
✅ dll 250.000
✅ transport tulang 1.000.000
*maaf jika ada salah penulisan (cmiiw)
Dan biaya kami sendiri diluar 100 juta
Jas stel pria 3.500.000
Kebaya pengantin dan songket 8.000.000
Sepatu pria 1.500.000
Sepatu pengantin 800.000
Cincin 8.000.000
Mengunjungi saudara dan jiarah 500.000
Ongkos pesawat pp 5.000.000
Kado untuk yang dilangkahi 3.000.000
Prawed 2.000.000
Jadi memang kalau dihitung hitung 100juta tidak cukup, dan untungnya banyak rezeki kami terima dari teman2 yang kami berikan undangan online, dari kantor, dan ada aja tiba2 uang masuk dari kerjaan sebelum hari H
PUJI TUHAN
Kalau ditanya sinamotku berapa ? Akupun bingung karna adat yang kami pakai adalah sitombol
Sitombol kalo dijelaskan kira-kira begini : Biaya pesta + sinamot, diberikan pihak laki-laki ke pihak perempuan, sehingga yang menggelar pesta dipihak perempuan.
Ya walaupun di uang tsb sebenarnya ada uang ku juga, kami bersama menabung selama ini, karna aku punya prinsip
Yang pesta itu bukan cuma dia, aku dan keluargaku juga bahkan lebih banyak yg merasakan keluarga ku karna dia kan sudah yatim piatu suamiku ini. Jadi memang harus berdua mengeluarkan dana, enaknya kan mau sama2 menikmati pesta. Ya walaupun 70% dari suamiku dan aku 30%.
Jadi mamak bapak melahirkan borunya menyekolahkan gak dapat sinamot apa apa ?
Jangan salah ya, untungnya aku yg pertama nikah di keluarga ku, jadi mamak bapak ku ibarat lumayanlah panen kalo soal amplop 😇😇 Puji Tuhan
Mungkin disitu mamak ku mengikhlaskan sinamot, tapi berbuah dari amplop amplop tersebut.
Puji Tuhannya orangtua ku bukan tipe mokus hepengon 😄 bersyukur boru nya bisa menikah dan tidak banyak memberatkan paradatan, sudah disyukuri.
Selamat buat pejuang pejuang mangadati 😇🙏
Di pertengahan tahun 2022 saat masih pacaran kami memiliki niat untuk membina rumah tangga, tentunya meresmikan secara agama dan adat Batak Toba
Tentunya banyak ketakutan mengenai hal biaya, kami mendengar dari satu suara ke suara lain yang sudah mangadati, ada yang bilang 200 juta kurang, ada yang bilang 150 juta cukup.
Suami saya sudah yatim piatu sejak kami masih SMA (kebetulan kami sekelas dulunya) saat ini merantau bersama di Jakarta, dengan penghasilan dibawah dua digit, begitupun saya.
Kami rutin menabung bersama, setiap gajian dia langsung menyetor setengah gajinya kepadaku.
Begitupun jika dia dapat bonus uang masuk langsung diberikan kepadaku. Kami membuat kertas buram (sele-sele) sebagai perkiraan dana yang dibutuhkan untuk pemberkatan dan mangadati. Saya ingat sekali kami menulisnya di suatu cafe sambil beberapa kali bersilang pendapat.
Beberapa poin adat yang kami kurang paham harganya kami coba gugling namun berbeda2 literasi harga yang kami dapat. Begitupun catatan2 yg dibagikan teman kami yang sudah mangadati pun berbeda-beda, mungkin tergantung tempat, waktu dan pemilihan vendornya.
Tujuan utama kami hanya satu, diberkati dan diadati.
Setelah sempat ditentang oleh bapak karna menikah butuh banyak dana, sedangkan bapak sedang merenov rumah sehingga tidak bisa membantu. Justru membuat kami semakin gencar menabung, dan berusaha mendapatkan persetujuan orangtua untuk menikah di akhir tahun 2022.
Menurut kami jika akhir tahun kami tidak menikah alias ditunda maka akan banyak tahun-tahun yang baru yang menjadi rencana-rencana belaka.
Saya langsung meminta bantuan kakak sepupu saya (anak inangtua) yang paham adat dan masih bergaul banyak dengan saya, langsung saya ceritakan bahwa bapak menentang karna alasan biaya, dan kunyatakan kesanggupan kami untuk adat full 100 juta (hanya adat) kakak sepupu saya langsung menghubungi bapak. Mukjizat bapak langsung setuju dan mengajak saya dan suami untuk vc conference.
Hari demi hari semakin sering saya komunikasi dengan mamak, mamak selalu bilang untuk adat ada dua poin penting
1. Sedikit cukup, banyak habis
2. Pesta adat tidak boleh makanan sampai kurang
Lalu setelah sering diskusi dengan mamak, saya tanya perihal 100 jt cukup ga mak ?
Mamak menjawab : menikahkan anak adalah kewajiban orangtua
100 juta yang kami anggarkan adalah diluar pakaian menikah, ongkos pesawat, cincin.
Berikut kira-kira biaya pernikahan kami (pudun saut, pemberkatan, mangadati)
✅ gedung wisma (beserta dekor permanent) 4.500.000
✅ jambar 6.300.000
✅ ikan mas 1.500.000
✅ catering saksang (700pax) 23.100.000
✅ lomok lomok 2.500.000
✅ lappet kopi teh 1.250.000
✅ musik 4.200.000
✅ bunga gereja 600.000
✅ nasi kotak 6.600.000
✅ ulos 4.200.000
✅ catering pudunsaut 7.000.000
✅ dokumentasi 6.000.000
✅ hias bensin mobil pengantin 500.000
✅ saloon 7.500.000
✅ sarapan sibuhabuhai 1.500.000
✅ beer 1.600.000
✅ snack 1.200.000
✅ es cream 1.000.000
✅ riasan kakak pengantin 1.000.000
✅ uang keluar di gedung (adat) 3.000.000
✅ upa tulang 2.000.000
✅ tuhor ni boru 400.000
✅ parhata 800.000
✅ pastor 300.000
✅ KDS 150.000
✅ organis 100.000
✅ liturgos 300.000
✅ lingkungan 300.000
✅ kebersihan 100.000
✅ aqua, tuak, teh botol 2.000.000
✅ amplop ulos 2.500.000
✅ olop olop 2.000.000
✅ kanonik gereja 1.000.000
✅ ingot-ingot pudun saut 300.000
✅ rokok 1.500.000
✅ ucapan syukur gereja 200.000
✅ titin marangkup 400.000
✅ ulak ni tandok 600.000
✅ togu-togu ro ke STM 750.000
✅ tambahan snack 200.000
✅ olop olop balik ni ulos STM+Panorop 2.000.000
✅ souvenir 500.000
✅ undangan 2.000.000
✅ back drop photobooth 1.200.000
⛔️
✅ amplop paranak 414.000
✅ panombean 1.100.000
✅ parsuion 450.000
✅ sumbah tu hula hula 1.960.000
✅ tu tulang 1.000.000
✅ gereja 200.000
✅ pinggan panukunan 400.000
✅ transport dan rokok pudunsaut 700.000
✅ sirambu manis 400.000
✅ raja parhata 600.000
✅ dll 250.000
✅ transport tulang 1.000.000
*maaf jika ada salah penulisan (cmiiw)
Dan biaya kami sendiri diluar 100 juta
Jas stel pria 3.500.000
Kebaya pengantin dan songket 8.000.000
Sepatu pria 1.500.000
Sepatu pengantin 800.000
Cincin 8.000.000
Mengunjungi saudara dan jiarah 500.000
Ongkos pesawat pp 5.000.000
Kado untuk yang dilangkahi 3.000.000
Prawed 2.000.000
Jadi memang kalau dihitung hitung 100juta tidak cukup, dan untungnya banyak rezeki kami terima dari teman2 yang kami berikan undangan online, dari kantor, dan ada aja tiba2 uang masuk dari kerjaan sebelum hari H
PUJI TUHAN
Kalau ditanya sinamotku berapa ? Akupun bingung karna adat yang kami pakai adalah sitombol
Sitombol kalo dijelaskan kira-kira begini : Biaya pesta + sinamot, diberikan pihak laki-laki ke pihak perempuan, sehingga yang menggelar pesta dipihak perempuan.
Ya walaupun di uang tsb sebenarnya ada uang ku juga, kami bersama menabung selama ini, karna aku punya prinsip
Yang pesta itu bukan cuma dia, aku dan keluargaku juga bahkan lebih banyak yg merasakan keluarga ku karna dia kan sudah yatim piatu suamiku ini. Jadi memang harus berdua mengeluarkan dana, enaknya kan mau sama2 menikmati pesta. Ya walaupun 70% dari suamiku dan aku 30%.
Jadi mamak bapak melahirkan borunya menyekolahkan gak dapat sinamot apa apa ?
Jangan salah ya, untungnya aku yg pertama nikah di keluarga ku, jadi mamak bapak ku ibarat lumayanlah panen kalo soal amplop 😇😇 Puji Tuhan
Mungkin disitu mamak ku mengikhlaskan sinamot, tapi berbuah dari amplop amplop tersebut.
Puji Tuhannya orangtua ku bukan tipe mokus hepengon 😄 bersyukur boru nya bisa menikah dan tidak banyak memberatkan paradatan, sudah disyukuri.
Selamat buat pejuang pejuang mangadati 😇🙏





Sambelterasi052 dan b0c4h.n4k4l memberi reputasi
2
863
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan