Hai brosis dan sistah, kabar terbaru dari dunia maya lagi rame banget nih. Ada video viral yang lagi heboh banget di media sosial, tentang seorang terapis yang diduga melakukan tindakan kekerasan terhadap bocah pengidap autisme.

Dalam video yang beredar, terapis tersebut tampak sangat dingin dan cuek ketika menjepit kepala bocah tersebut di antara kedua kakinya, sambil memainkan ponsel. Waduh, emangnya bocah itu mainan terapis ya? Apa sih yang ada di pikiran terapis ini? Coba bayangkan kalau bocah itu adalah adik, anak, atau saudara kita sendiri, pasti hati kita bakal nggak tega banget.

Cekidot Videonya
INFIA - Fact on Instagram: “Sebuah video viral di media sosial memperlihatkan seorang terapis yang diduga melakukan tindakan kekerasan terhadap bocah pengidap autisme…”

Kejadian ini disinyalir terjadi di sebuah rumah sakit di Depok, Jawa Barat. Sadis banget ya, malah tempat yang seharusnya memberikan kesembuhan dan perawatan malah menjadi tempat terjadinya tindakan kekerasan. Ini bukanlah sikap profesional dari seorang terapis, tapi lebih mirip dengan aksi premanisme.

Padahal, bocah yang menjadi korban ini adalah seorang pengidap autisme. Anak-anak yang mengalami kondisi ini sudah sangat rentan dan membutuhkan perlakuan khusus serta kasih sayang. Tapi apa yang terjadi? Malah diperlakukan dengan kejam dan sadis.

Kita semua harus mengutuk tindakan kekerasan seperti ini. Semoga terapis yang melakukan aksi kekerasan ini bisa segera ditindak dan diproses secara hukum. Kita juga harus lebih selektif dalam memilih tempat terapi dan terapis untuk orang terdekat kita. Kesehatan mental dan fisik merupakan hak yang harus dijaga dan dilindungi, bukan dijadikan sebagai bahan permainan.

Perlu kita ingat juga, bahwa tindakan kekerasan terhadap anak bukan hanya merugikan korban, tetapi juga dapat menimbulkan dampak jangka panjang pada kesehatan mental dan emosional mereka. Anak-anak yang menjadi korban kekerasan bisa mengalami trauma, depresi, kecemasan, serta kesulitan dalam membangun hubungan sosial di kemudian hari.

Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengambil tindakan preventif dan interventif dalam mencegah tindakan kekerasan terhadap anak. Masyarakat, keluarga, dan institusi pendidikan dan kesehatan harus bersama-sama membangun kesadaran akan pentingnya perlindungan anak dan memberikan edukasi yang tepat tentang hak-hak anak serta cara mengatasi kekerasan.

Sebagai individu, kita bisa membantu mencegah tindakan kekerasan dengan mengajarkan nilai-nilai empati, kasih sayang, dan toleransi pada anak-anak sejak dini. Kita juga bisa melaporkan jika melihat atau mengetahui tindakan kekerasan terhadap anak di sekitar kita.

Kita harus menjaga keamanan dan perlindungan anak