Kaskus

News

blogtekno6700Avatar border
TS
blogtekno6700
Mengenal Watak Tembang Macapat, Apa Saja Ciri-Cirinya?
Tembang macapat memiliki ciri tersendiri agar dapat dikenali dengan mudah. Hal ini dikarenakan lirik lagu tembang macapat tersebut tidak baku. Dengan kata lain dalam sebuah tembang macapat dapat memiliki lirik lagu yang berbeda-beda, walaupun jenis tembang macapatnya sama. Secara umum tembang macapat terdiri dari 11 kelompok atau macam.
Adapun macam-macam tembang macapat yaitu meliputi :


1. Tembang Asmarandana
2. Tembang Dandanggula
3. Tembang Durma
4. Tembang Gambuh
5. Tembang Kinanthi
6. Tembang Maskumambang
7. Tembang Megatruh
8. Tembang Mijil
9. Tembang Pangkur
10. Tembang Pocung
11. Tembang Sinom


Setiap jenis tembang macapat tersebut memiliki pengertian dan watak yang berbeda-beda. Watak tembang macapat tersebut disesuaikan dengan karakter atau ciri-ciri tembang macapat itu sendiri. Kita sendiri pada umumnya dapat membuat lirik tembang macapat selama menggunakan dasar ketentuan kaidah baku yang berlaku.


Biasanya kaidah baku tembang macapat berdasarkan ciri dari tembang macapat tersebut. Pengertian dari kaidah baku yaitu ketentuan penulisan lirik seperti pada tiap baris, vokal dan bait yang harus dipenuhi pada setiap jenis tembang macapat.


Secara umum tembang macapat memiliki beberapa ciri-ciri seperti di berikut :


1. Kaiket dening wewaton guru atau berkaitan dengan kaidah seperti guru lagu, guru gatra dan guru wilangan.
2. Perangkaian tembang macapat menggunakan gaya baru bahasa jawa serta terdapat bahasa jawa kuno yang terselip.
3. Isi tembang macapat dapat berbentuk sopan santun, cerita wayang, nasehat, dongeng dan sebagainya. Untuk itu sifat isi tembang macapat lebih fleksibel karena disampaikan dalam bentuk rasa, selama tujuan yang dicapainya positif.


Watak dalam tembang macapat berguna untuk dasar pembuatan lirik lagu, meskipun secara mutlak tidak berlaku. Meski begitu isis dari tembang macapat berguna dalam kehidupan manusia.


Di bawah ini terdapat penjelasan dari onetipout mengenai kaidah baku tembang macapat pada setiap jenisnya. Adapun penjelasan jenis-jenis tembang macapat yaitu sebagai berikut :


Tembang Maskumambang


Jenis tembang macapat yang pertama yaitu tembang maskumambang. Filosofi yang terkandung dalam tembang maskumambang adalah kehidupan dari awal seorang manusia diciptakan. Gambaran manusia tersebut daat dijelaskan dalam bentuk embrio dalam rahim sang ibu untuk dapat tumbuh. Bahkan jenis kelamin dan jati diri anak tersebut belum diketahui.


Asal kata Maskumambang berasal dari kata "Mas" yang bermakna perempuan atau laki-laki masih belum diketahui dan "Kumambang" bermakna mengambangnya kehidupan karena dalam kandungan ibunya.


Watak tembang macapat maskumambang menjelaskan karakter suasana hati, duka atau kesedihan yang nelangsa. Ciri-ciri tembang maskumambang memiliki kaidah berupa 12i-6a-8i-8o


Tembang Mijil


Tembang macapat selanjutnya ada tembang Mijil. Filosofi yang terkandung dalam tembang mijil yaitu gambaran benih atau biji yang bentuknya berupa kelahiran di dunia. Mijil berdasarkan segi bahasanya bermakna benih atau biji. Untuk itu mijil digunakan sebagai lambang seorang manusia yang awal mula perjalanannya berada di dunia fana.


Wata tembang mijil yaitu memiliki sifat yang terbuka. Untuk itu tembang mijil biasanya berisi tentang ungkapan asmara, nasehat dan cerita. Ciri-ciri tembang macapat mijil yaitu memiliki kaidah baku 10i-6o-10e-10i-6i-6o.


Tembang Kinanthi


Selanjutnya ada tembang macapat kinanthi. Asal mula tembang kinanthi berasal dari kata "Kanthi" dengan makna menuntun atau menggandeng. Tembang kinanthi memiliki filosofi kisah hidup seorang anak kecil sehingga didunia ini harus dituntun supaya nantinya dapat berjalan sendiri. Orang tua memang perlu menuntun seorang anak seperti pemahaman berlakukanya berbagai adat dan norma sehingga tidak hanya belajar berjalan.


Watak tembang macapat kinanthi adalah teladan yang baik, kasih sayang, kesenangan dan nasehat. Isi tembang kinanthi ini dapat berupa gambaran nasehat dalam kisah atau cerita yang disampaikan mangandung kasih sayang dan kebaikan. Ciri-ciri tembang kinanthi tersebut adalah memiliki kaidah baku merupa 8u-8i-8a-8i-8a-8i.


Tembang Sinom


Jenis tembang macapat selanjutnya ialah tembang sinom. Sinom memiliki makna pucuk baru bersemi atau tumbuh. Tembang sinom memiliki filosofi berupa seorang manusia yang digambarkan beranjak dewasa dan bersemi menjadi remaja atau pemuda.


Watak tembang sinom ialah keramahtamahan dan kesabaran. Biasanya kegunaan tembang sinom ialah untuk menjelaskan rasa persahabatan dan nasehat baik yang terkandung. Ciri ciri tembang macapat sinom yaitu  memiliki kaidah baku 8a – 8i – 8a – 8i – 7i – 8u – 7a – 8i – 12a.


Tembang Asmarandana


Macam tembang macapat selanjutnya ialah tembang macapat. Asal Asmarandana ialah dari kata “Asmara” dengan makna cinta kasih. Tembang asmarandana memiliki filosofi seorang manusia yang perjalanan hidup bersama pasangannya telah tiba waktunya dalam memadu kasih.


Watak tembang Asmarandana ialah asmara dan cinta kasih yang dilengkapi dengan rasa sedih atau pilu. Adapun ciri ciri tembang asmarandana ialah memiliki kaidah baku berupa 8i – 8a – 8e – 7a – 8a – 8u – 8a.


Tembang Gambuh


Tembang Gambuh memiliki makna menyambungkan. Tembang ini memiliki filosofi berupa perjalanan ketika pasangan hidup seseorang sedang ditemukan karena baginya cocok. Selain itu filosofi tembang gambuh juga menjelaskan ikatan pernikahan yang sangat sakral menuju kehidupan cinta yang langgeng. Watak tembang macapat gambuh ialah persahabatan dan keramahtamahan. Ciri ciri tembang gambuh yaitu memiliki kaidah baku berupa 7u – 10u – 12i – 8u – 8o.


Tembang Dhandanggula


Jenis tembang macapat selanjutnya ialah tembang Dhandanggula. Asal kata Dhandanggula ialah dari “Dhandang” bermakna tempat dan “Gula” bermakna manis. Tembang Dhandanggula memiliki filosofi kisah pasangan baru yang kehidupannya tengah berbahagia karena apa yang dicita citakan telah diperoleh.


Watak tembang Dhandanggula ialah merasuk kehati dan luwes atau bersifat universal. Ciri ciri tembang macapat dhandanggula ialah memiliki kaidah baku berupa 10i – 10a – 8e – 7u – 9i – 7a – 6u – 8a – 12i – 7a.


Tembang Durma


Macam tembang macapat selanjutnya ialah tembang durma. Tembang Durma bermakna pemberian. Filosofi yang terkandung dalam tembang durma ialah tentang kisah saat kehidupan mengalami kekurangan, duka maupunn selisih akan sesuatu hal. Tembang ini memiliki filosofi berupa ajaran kehidupan manusia agar saling melengkapi dan saling memberi satu sama lain. Watak tembang durma ialah penuh amarah yang menggebu gebu, tegas dan keras. Adapun ciri ciri tembang durma yaitu memiliki kaidah baku 12a – 7i – 6a – 7a – 8i – 5a – 7i.


Tembang Pangkur


Asal tembang pangkur ialah dari “Mungkur” dengan makna meninggalkan atau pergi. Tembang pangkur memiliki filosofi berupa gambaran yang harus dihindari dalam kehidupan seperti sifat buruk angkara murka dan hawa nafsu. Tembang pangkur juga menggambarkan kesiapan seseorang untuk lebih dekat dengan Tuhan dan meninggalkan berbagai hal yang sifatnya keduniawian.


Watak tembang macapat pangkur ialah bersifat hati besar, gagah, perkasa dan kuat. Kegunaan tembang pangkur biasanya terdapat dalam kisah perjuangan, peperangan dan kepahlawanan yang disampaikan. Adapun ciri ciri tembang macapat pangkur yaitu memiliki kaidah baku 8a – 11i – 8u – 7a – 8i – 5a – 7i.


Tembang Megatruh


Jenis tembang macapat selanjutnya ialah tembang megatruh. Asal tembang megatruh ialah dari kata “Megat” dengan makna telah terlepas atau putusnya dan “Roh” berarti arwah atau roh. Tembang megatruh memiliki filosofi tentang manusia yang telah berpulang atau perjalanan hidupnya telah usai dari dunia untuk menuju sang Pencipta.


Watak tembang megatruh ialah kedukaan dan kesedihan. Kegunaan tembang megatruh ialah untuk menjelaskan rasa kehilangan harapan dan putus asa. Adapun ciri ciri tembang megatruh ialah memiliki kaidah baku berupa 12u – 8i – 8u – 8i – 8o.


Tembang Pocung


Macam tembang macapat selanjutnya ialah tembang pocung. Asal kata pocung ialah dari “Pocong” dengan makna seseorang yang keadaannya telah meninggal dimana ia telah dipocong atau dibungkus kain kafan sebelum dikebumikan. Tembang pocung memiliki filosofi berupa upacara pemakaman atau ritual dalam pelepasan kepergian seseorang.


Watak tembang pocung ialah tindakan sesuka hati atau kebebasan. Kegunaan tembang pocung ialah untuk cerita nasehat dan lelucon. Adapun ciri ciri tembang pocung yaitu memiliki kaidah baku berupa 12u – 6a – 8i – 12a.

0
1.2K
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan