si.pemikirAvatar border
TS
si.pemikir
Nikah Muda Dan Poligami Bukan Solusi Pencegahan Untuk HIV/AIDS!


Beberapa hari yang lalu, Wakil Gubernur Jawa Barat membuat pernyataan yang cukup membuat heboh, dimana dirinya mengusulkan untuk mengurangi kasus HIV/AIDS di Jawa Barat dengan poligami bagi yang sudah menikah dan menikah bagi anak-anak muda. Sebuah pernyataan yang tentunya sangat kontroversial dari seorang Wakil Gubernur. Karena sejatinya poligami dan nikah muda bukan solusi dan bisa menjadi bumerang kepada pelaku bahkan pemerintah.



Poligami dan nikah muda sudah menjadi bahasan yang cukup umum di kalangan orang Indonesia, karena kebanyakan hasilnya bukan memberikan dampak baik tapi malah dampak buruk. Berdasarkan data Dalam Revisi Badan Pusat Statistik (BPS) 2017, persentase perempuan usia 20-24 tahun yang berstatus cerai dan pernah menikah sebelum berumur 18 tahun sebesar 4,53 persen, sedangkan yang menikah setelah usia 18 tahun lebih rendah, yaitu 3,02 persen([url=https://news.detik.com/kolom/d-5583241/nikah-muda-dan-disharmonisasi-keluarga#:~:text=Dalam%20Revisi%20Badan%20Pusat%20Statistik,%2C%20yaitu%203%2C02%20persen.]Sumber[/url]). Ini membuktikan bahwa semakin rendah umur mereka menikah semakin tinggi pula tingkat penceraiannya. Yang berarti nikah mudah bukan berarti menangani kasus HIV/AIDS tapi menimbulkan masalah baru bagi mereka dan juga menimbulkan masalah baru bagi pemerintah karena menimbulkan keluarga miskin baru.



Poligami sendiri juga tidak menjadi solusi untuk mengurasi kasus HIV/AIDS, karena pada dasarnya kalo orang itu seneng "jajan", mereka akan seneng buat icip yang baru ketimbang gunain jasa yang lama. Dan yang paling dirugikan tentu istri dan anak-anaknya. Karena penghasilan bulanan yang tadinya untuk istri seorang dibagi menjadi banyaknya jumlah istri. 

Okelah kalo laki-laki ini adalah orang yang kaya yang tidak ada masalah dengan penghasilannya, tapi gimana nasib istrinya yang dimadu? Semua perempuan yang gw temuin mengaku tidak ingin dipoligami, alasan merekapun cukup mudah untuk ditelaah, "coba lu bayangin kalo lu jadi cewek dan suami lu minta poligami, emang lu mau?". Kalo kita sayang sama suatu barang, terus barang ini kita bagi dua, rasanya aja udah ga rela, apalagi ini orang, yang awalnya cintanya full sama kita tapi cintanya harus dibagi dua sama orang lain, apa kalian tega?

Gw sendiri punya beberapa kenalan yang punya istri muda, dan rata-rata mereka nikah siri dengan istri mudanya. Endingnya hampir sama, penghasilannya ga cukup untuk dibagi dua dan akhirnya istri mudalah yang ditalak. Dan akhirnya menimbulkan masalah baru buat pemerintah, perceraian dan meningkatnya jumlah kemiskinan. 

Poligami juga ga hanya merugikan suami dan istri saja, tapi anak-anak turut kena imbasnya. Gw sebagai anakpun ga mau kalo bokap nikah lagi, karena gw punya kakek yang memiliki istri muda. Dan sampai beliau tua, nenek gw masih membenci si istri muda kakek sampai ke anak-anaknya. Dan seperti yang gw bilang tadi, usaha nenek dan kakek gw perlahan-lahan habis untuk membiayai si istri muda tanpa sepengetahuan nenek. 

Itu kenapa Poligami dan nikah muda bukan solusi untuk menangani HIV/AIDS. Solusi terbaik untuk menangani HIV/AIDS adalah edukasi baik untuk anak muda maupun pasangan yang sudah menikah agar tidak seks bebas atau jajan karena dampaknya tidak hanya ke diri sendiri tapi juga ke keluarga.

bukan.bomatAvatar border
bukan.bomat memberi reputasi
1
539
8
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan