Ampun sudah, Karin menyerah dengan rumah tangganya. Dia pilih mengibarkan bendera putih, pilih angkat koper, lempar handuk atau sejenisnya.

Ia sudah tak bisa lagi berumah tangga dengan Donwori. Bagi perempuan 31 tahun itu, Donwori sudah keterlaluan. Keterluan nge-gamenya. “Siang malam, nge-game aja. Tak tahu waktu,” tegasnya.

Saking sumpek dengan suaminya, Karin memilih jalur terakhir. Mendaftarkan gugatan cerai di Pengadilan Agama (PA) Klas IA Surabaya, sepekan lalu.

Setahun menikah, rumah tangga Karin vs Donwori berjalan mulus tanpa ada halangan. Namun dua tahun terakhir, pernikahan itu mulai terasa gonjang-ganjing. Kalau sudah bermain Mobile Legend, Donwori lupa waktu. Bahkan Donwori sampai lupa kalau punya anak dan istri.  “Sopo sing nggak sumpek, duwe bojo sakarepe dewe. Sampek aku gak diurusi,” kata Karin.

Karin yang kadung sebel dengan suaminya itu, sempat pulang ke rumah orang tuanya. Karin saat itu menjenguk orang tuanya lantaran terlibat kecelakaan hingga dia mengurusnya sampai sembuh. Sudah hampir setahun, pulang ke kampung halaman di Kediri, Donwori sama sekali tidak menjenguk Karin. Perempuan beralis tipis itu pun mantab. Makin yakin berpisah, karena merasa Donwori sudah tak punya perhatian lagi.

Karin sempat memberikan kesempatan kepada suaminya supaya tidak melulu main game dan fokus dengan hubungan rumah tangganya. Akan tetapi, hal itu malah ditolak oleh suaminya.

“Alasannya dia refreshing, habis pulang kerja main game. Tapi kan saya juga butuh perhatian,” ucap Karin.

Karin yang kadung muntab nyeplos kata cerai kepada suaminya. Dia sudah nggak sanggup, setiap kali di rumah selalu sibuk dengan permainan di gawai suaminya. “Dia sempat bilang talak, langsung saya besoknya urus cerai,” pungkasnya.

=====

Main game itu memang asyik. Cukup ampuh untuk melepas kebosanan dan kepenatan. Terlebih sekarang dengan kemajuan teknologi smartphone, game begitu mudahnya kita akses dari dalam genggaman dan dengan hanya memainkan ujung jari. Bisa kita akses dimana saja dan kapan saja. 

Namun sayang kelebihan teknologi ini kadang membuat orang yang tidak punya pengendalian diri menjadi terlena, terlarut dalam dunia game, sehingga memengaruhi kehidupan sehatnya di dunia nyata. Mau sarapan main game, ada waktu senggang dikit saat istirahat buka game, kumpul bareng teman-teman main game (mabar), sebelum tidur pun menyempatkan diri untuk bermain game tak peduli kondisi fisik yang sebenarnya perlu istirahat. Bahkan seperti berita di atas, anak dan istripun jadi hilang dari prioritas utama untuk diperhatikan. 

Sudah jelas di sini gara-gara si suami lebih peduli dengan game jadinya komunikasi keluarga jadi buruk. Padahal dalam berumah tangga itu istri bukan hanya perlu diberi uang tetapi juga membutuhkan belaian kasih sayang. Giliran dibelai orang langsung berubah garang sambil angkat pedang. Bukan mustahil, masalah perselingkuhan bisa saja terjadi bila pasangan tidak terpuaskan secara batin (haus perhatian) dan minim dicukupi kebutuhan biologis. Sudah banyak kejadian.

Maka dari itu kawan-kawan di sini khususnya yang sudah berumah tangga, TS sekadar mengingatkan termasuk untuk diri ini sendiri. Berumah tangga itu merupakan perjalanan panjang yang belajarnya setiap hari seumur hidup. Jangankan memahami pasangan, kadang untuk memahami diri sendiri kita kwalahan. Sebelum kejadian-kejadian buruk menimpa, sebelum ucapan seperti talak dan cerai menggema, sudah sepatutnya kita fokus memberikan yang terbaik untuk pasangan kita. Kalau suka main game, silahkan main game dengan bijak. Atur waktu. Kita harus punya kendali atas diri sendiri. Jangan mau hidup kita yang berharga ini dicuri dan dikendalikan oleh game.

Kalau sampai ada kejadian perceraian gara-gara game seperti di berita atas itu sungguh terlalu. Maaf, bodohnya kebangetan gitu loh. Jadi suami itu kita jadi pemimpin, lah ini memimpin-mengendalikan diri sendiri dari nafsu kepengen main game aja gak bisa.

Sekedar sharing saja saat sering WFH selama pandemi, TS pernah juga suka main game. Nama gamenya Devil May Cry. Entah dapat link darimana. Langsung download setelah tahu kalau yang seri ke 5 ternyata sudah keluar. Dulu TS pernah main tu game yang seri ke 4 saat masih kuliah, saat masih kumpul dengan pasukan mahasiswa cangkruk gak jelas.

Nah, setelah beres semua tugas kantor hari itu, setelah beres juga target bikin naskah buku, TS main tu game. Diam-diam tanpa sepengetahuan istri. Mainnya cuma bisa di malam hari dan sembunyi-sembunyi. 

Suatu malam, saat sedang seru-serunya melawan big bos, bini TS nongol dengan costum malam jumat. Kaget, gak sempat tutup layar game yang lagi aktif. "Ooo pantes ya tidur malam jam sebelesan terus beberapa hari ini. Sampai jadwal penting kita malam ini aja lupa. Ternyata lagi enak-enak selingkuh." Kira-kira begitulah ucapnya sambil mencekik manja leher TS.

Konyolnya TS ngeles gak lagi selingkuh tapi lagi membuang penat dengan main game. Eh malah kena serangan lagi. "Katanya penulis, dasar penulis gadungan, makna kata selingkuh saja gak tahu. Buka KBBI." Ucapnya dibarengi dengan mengambil alih kendali mouse. Buka control panel, dan klik uninstall. TS cuma bisa melongo melihat DMC 5 di-uninstall sebelum ditamatkan. Istri pun buka KBBI online, eh benar ternyata kata Selingkuh itu juga bermakna: Suka menyembunyikan sesuatu untuk kepentingan sendiri; tidak berterus terang; tidak jujur.

Malam TS langsung sadar dan merasa bersalah. Sudah berapa belas jam yang terbuang sia-sia beberapa hari itu. 

Sengaja TS share aib diri sendiri. Sebab thread ini bukan untuk menggurui. Ini TS jadikan tempat untuk saling mengingatkan dalam kebaikan. Semua dari kita pernah salah dan khilaf, betul gak?