Kaskus

Story

jaxxx12Avatar border
TS
jaxxx12
Hormatilah Suamimu
*“Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,”*

Ini adalah salah satu anjuran yang disampaikan kepada setiap pasangan menikah. Tapi bagaimanapun, banyak kaum wanita yang masih mempertimbangkannya dan menilai bahwa perintah itu kurang sesuai dan tidak relevan dengan kehidupan modern seperti saat ini. Yang lainnya berpendapat bahwa perintah ini hanya mengungkung peran seorang wanita dalam rumah tangga. ‘Tunduk pada suami’ diinterpretasikan sebagai bentuk kepatuhan untuk mendengar tanpa komentar dan tidak memiliki andil dalam mengutarakan pendapat di tengah urusan rumah tangga. Pendapat lain juga menyampaikan bahwa ‘tunduk pada suami’ berarti memposisikan istri hanya pada perannya mengurus urusan rumah tangga seperti memasak, mengurus anak dan merawat dirinya.

Berikut beberapa hal yang terjadi pada beberapa keluarga:

*1. Terlalu banyak Menuntut keluarga yang ideal dan sempurna.*

Sebelum menikah, seorang wanita membayangkan pernikahan yang begitu indah, kehidupan yang sangat romantis sebagaimana ia baca dalam novel maupun ia saksikan dalam sinetron-sinetron.

Ia memiliki gambaran yang sangat ideal dari sebuah pernikahan. Kelelahan yang sangat, cape, masalah keuangan, dan segudang problematika di dalam sebuah keluarga luput dari gambarannya.

Ia hanya membayangkan yang indah-indah dan enak-enak dalam sebuah perkimpoian.

Akhirnya, ketika ia harus menghadapi semua itu, ia tidak siap. Ia kurang bisa menerima keadaan, hal ini terjadi berlarut-larut, ia selalu saja menuntut suaminya agar keluarga yang mereka bina sesuai dengan gambaran ideal yang senantiasa ia impikan sejak muda.

Seorang wanita yang hendak menikah, alangkah baiknya jika ia melihat lembaga perkimpoian dengan pemahaman yang utuh, tidak sepotong-potong, romantika keluarga beserta problematika yang ada di dalamnya.


*2. Tidak tunduk kepada suami*

Tidak tunduk adalah sikap membangkang, tidak taat dan tidak menghormati suami. Wanita yang melakukan ini adalah wanita yang melawan suami, melanggar perintahnya, tidak taat kepadanya, dan tidak menghormati pada kedudukan yang Tuhan telah tetapkan untuknya. Dimana di Alkitab mengajarkan bahwa suami adalah imam. Imam berarti pemimpin dalam keluarga sebagai representatif Allah. Istri tidak menghormati suami = tidak menghormati Allah.

Istri seperti ini memiliki beberapa ciri, diantaranya adalah:
– Menolak ajakan suami ketika mengajaknya ke tempat tidur, dengan terang-terangan maupun secara samar.
– Mengkhianati suami, misalnya dengan menjalin hubungan gelap dengan pria lain.
– Memasukkan seseorang yang tidak disenangi suami ke dalam rumah.
– Lalai dalam melayani suami.
– Mubazir dan menghambur-hamburkan uang pada yang bukan tempatnya.
– Menyakiti suami dengan tutur kata yang buruk, mencela, dan mengejeknya.
– Keluar rumah tanpa izin suami.
– Menyebarkan dan mencela rahasia-rahasia suami.
- berhubungan dengan orang lain melalui media sosial secara diam-diam.

Seorang istri takut akan Tuhan akan senantiasa menempatkan ketaatan kepada suami di atas segala-galanya. Tentu saja bukan ketaatan dalam kedurhakaan kepada Allah, karena tidak ada ketaatan dalam kenajizan kepada Allah. Ia akan taat kapan pun, dalam situasi apapun, senang maupun susah, lapang maupun sempit, suka ataupun duka. Ketaatan istri seperti ini sangat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan cinta dan memelihara kesetiaan suami.


*3. Tidak menyukai keluarga suami*

Terkadang seorang istri menginginkan agar seluruh perhatian dan kasih sayang sang suami hanya tercurah pada dirinya. Tak boleh sedikit pun waktu dan perhatian diberikan kepada selainnya. Termasuk juga kepada orang tua suami. Padahal, di satu sisi, suami harus berbakti dan memuliakan orang tuanya, terlebih ibunya.

Salah satu bentuknya adalah cemburu terhadap ibu mertuanya. Ia menganggap ibu mertua sebagai pesaing utama dalam mendapatkan cinta, perhatian, dan kasih sayang suami. Terkadang, sebagian istri berani menghina dan melecehkan orang tua suami, bahkan ia tak jarang berusaha merayu suami untuk berbuat durhaka kepada orang tuanya. Terkadang istri sengaja mencari-cari kesalahan dan kelemahan orang tua dan keluarga suami, atau membesar-besarkan suatu masalah, bahkan tak segan untuk memfitnah keluarga suami.

Ada juga seorang istri yang menuntut suaminya agar lebih menyukai keluarga istri, ia berusaha menjauhkan suami dari keluarganya dengan berbagai cara.


*4. Tidak menjaga penampilan*

Terkadang, seorang istri berhias, berdandan, dan mengenakan pakaian yang indah hanya ketika ia keluar rumah, ketika hendak bepergian, menghadiri undangan, ke kantor, mengunjungi saudara maupun teman-temannya, pergi ke tempat perbelanjaan, atau ketika ada acara lainnya di luar rumah. Keadaan ini sungguh berbalik ketika ia di depan suaminya. Ia tidak peduli dengan tubuhnya yang kotor, cukup hanya mengenakan pakaian seadanya: terkadang kotor, lusuh, dan berbau, rambutnya kusut masai, ia juga hanya mencukupkan dengan aroma dapur yang menyengat.

Jika keadaan ini terus menerus dipelihara oleh istri, jangan heran jika suami tidak betah di rumah, ia lebih suka menghabiskan waktunya di luar ketimbang di rumah. Semestinya, berhiasnya dia lebih ditujukan kepada suami Janganlah keindahan yang telah dianugerahkan oleh Allah diberikan kepada orang lain, padahal suami nya di rumah lebih berhak untuk itu.


*5. Kurang berterima kasih*

Tidak jarang, seorang suami tidak mampu memenuhi keinginan sang istri. Apa yang diberikan suami jauh dari apa yang ia harapkan. Ia tidak puas dengan apa yang diberikan suami, meskipun suaminya sudah berusaha secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan keinginan-keinginan istrinya.

Istri kurang bahkan tidak memiliki rasa terima kasih kepada suaminya. Ia tidak bersyukur atas karunia Allah yang diberikan kepadanya lewat suaminya. Ia senantiasa merasa sempit dan kekurangan. Sifat bersyukur atas apa yang diberikan Allah kepadanya sangat jauh dari dirinya.


*6. Mengingkari kebaikan suami*

Banyak istri-istri yang mengingkari janji kepada suami bahkan kebaikan-kebaikan yang telah diperbuat suaminya. Andaikata seorang suami berbuat kebaikan sepanjang masa, kemudian seorang istri melihat sesuatu yang tidak disenanginya dari seorang suami, maka si istri akan mengatakan bahwa ia tidak melihat kebaikan sedikitpun dari suaminya.


Inilah penyebab banyaknya kaum wanita stress, merasa tidak berbahagia, merasa di neraka. Mari kita lihat diri setiap kita, kita saling introspeksi, apa dan bagaimana yang telah kita lakukan kepada suami anda?


*7. Mengungkit-ungkit keburukan masa lalu*

Setiap orang tentunya memiliki kebaikan, tak terkecuali seorang istri. Yang jadi masalah adalah jika seorang istri menyebut kesalahan di suaminya dalam rangka mengungkit-ungkit keburukannya semata. Buat apa mengungkit seribu kebaikan tapi menghakimi dengan satu kesalahan.


*8. Sibuk di luar rumah*

Seorang istri terkadang memiliki banyak kesibukan di luar rumah. Kesibukan ini tidak ada salahnya, asalkan mendapat izin suami dan tidak sampai mengabaikan tugas dan tanggung jawabnya.

Jangan sampai aktivitas tersebut melalaikan tanggung jawab nya sebagai seorang istri. Jangan sampai amanah yang sudah dipikulnya terabaikan.

Ketika suami pulang dari mencari nafkah, ia mendapati rumah belum beres, cucian masih menumpuk, hidangan belum siap, anak-anak belum mandi, dan lain sebagainya. Jika hni terjadi terus menerus, bisa jadi suami tidak betah di rumah, ia lebih suka menghabiskan waktunya di luar atau di kantor.


*9. Cemburu buta*

Cemburu merupakan tabiat wanita, ia merupakan suatu ekspresi cinta. Dalam batas-batas tertentu, dapat dikatakan wajar bila seorang istri merasa cemburu dan memendam rasa curiga kepada suami yang jarang berada di rumah. Namun jika rasa cemburu ini berlebihan, melampaui batas, tidak mendasar, dan hanya berasal dari praduga; maka rasa cemburu ini dapat berubah menjadi cemburu yang tercela.


*10. Kurang menjaga perasaan suami*

Kepekaan suami maupun istri terhadap perasaan pasangannya sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya konflik, kesalahpahaman, dan ketersinggungan. Seorang istri hendaknya senantiasa berhati-hati dalam setiap ucapan dan perbuatannya agar tidak menyakiti perasaan suami, ia mampu menjaga lisannya dari kebiasaan mencaci, berkata keras, dan mengkritik dengan cara memojokkan. Istri selalu berusaha untuk menampakkan wajah yang ramah, menyenangkan, tidak bermuka masam, dan menyejukkan ketika dipandang suaminya.

Ingatlah *"Apa yang kamu tabur itu yang akan kamu tuai, Apa yang kamu katakan dan perbuat semua itu tercatat dalam buku kehidupan. Dan semua itu harus kamu pertanggung jawabkan di hadapan Tuhan pada saat hari penghakiman"*
Diubah oleh jaxxx12 15-09-2021 08:55
bukhoriganAvatar border
bukhorigan memberi reputasi
1
452
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan