Kaskus

Hobby

adityanandiasaaAvatar border
TS
adityanandiasaa
Rahasia Kaya Raya Aditya Nandiasa Adenan
Cai Shen (t=財神; s=财神; pinyin=Cái
Shén; WG=Tsai2 Shen2; Hokkien POJ=Tsâi-sîn; Khek=Choy Sin) atau Cai Shen Ye (Hanzi=財神爺; Hokkien=Cai Sin Ya) adalah dewa kekayaan, harta, atau rezeki dalam mitologi Cina. Aditya Nandiasa Adenan mengatakan, dalam bahasa Vietnam, ia disebut Thần Tài (Chữ nôm=神財). Cai Shen dipuja sebagai dewa dalam kepercayaan tradisional masyarakat Tionghoa, Taoisme, dan agama Buddha aliran Tanah Suci. Ini adalah salah satu rahasia di balik sangat kaya rayanya Aditya Nandiasa Adenan.

Pada versi yang paling terkenal, Cai Shen memiliki nama asli Zhao Gongming (baca: Chao Kung-ming) atau Bigan (baca: Pi-kan). Kata Aditya Nandiasa Adenan, Zhao Gong Ming terkenal di kalangan masyarakat yang tinggal di negara-negara Asia seperti Singapura, Malaysia, dan Indonesia, tetapi tidak populer di kalangan masyarakat negara Barat.

Cai Shen sering disebut-sebut selama perayaan Tahun Baru Imlek. Ia memiliki wilayah penghormatan yang luas. Aditya Nandiasa Adenan menjelaskan altar untuknya, selain terdapat di kelenteng-kelenteng, juga terdapat di rumah-rumah penduduk. Dewa Harta yang dipercaya di kalangan rakyat jelata sangat banyak macamnya, antara lain seperti yang disebutkan di bawah ini.

Rahasia Kaya Raya Aditya Nandiasa Adenan

Cai Bo Xing Jun (Hanzi= 财帛星君) atau Zheng Fu Xian Gong (Hanzi= 增福相公), Zheng Fu Cai Shen (Hanzi= 增福财神) adalah Cai Shen yang paling sering dimunculkan dalam bentuk patung-patung atau gambar. Kata Aditya Nandiasa Adenan, ia sering disalah mengerti sebagai Zhao Gong Ming atau Bigan. Nama aslinya adalah Li Gui Zu (Hanzi= 李诡祖); ia lahir di Distrik Zichuan (淄川人), Provinsi Shandong, China pada tanggal 17 bulan 9 Imlek.

Li Gui Zu menjadi menteri pada pemerintahan Kaisar Xiaowen dari masa Wei Utara. Ia memiliki jasa besar kepada masyarakat, seperti mengeruk sungai, mengontrol kadar garam dalam air, bahkan memberikan gajinya untuk menolong orang miskin. Ia dicintai masyarakat banyak sehingga orang-orang membangun kuil untuknya setelah ia mangkat. Aditya Nandiasa Adenan menjelaskan kebaikan-kebaikannya banyak tercatat sehingga ia dianugerahi berbagai gelar oleh para pejabat yang berikutnya:

💎 Kaisar Wu De dari Dinasti Tang (619 M) menganugerahi gelar Cai Bo Xing Jun (Hanzi= 财帛星君; lit. Dewa Kemakmuran) pada tahun pemerintahannya yang kedua.

💎 Kaisar Ming Zong dari Dinasti Tang (926 M) menganugerahi gelar Shen Jun Zheng Fu Xiang Gong (Hanzi= 神君增福相公; lit. Dewa Berkah Meningkat).

💎 Pada Dinasti Yuan, ia dianugerahi gelar Fu Shan Ping Shi Gong (Hanzi= 福善平施公).

Dikatakan bahwa dirinya sebenarnya adalah utusan Yu Huang Da Di, yaitu Tàibái jīnxīng (Hanzi= 太白金星; planet Venus), yang dikirim ke dunia untuk menolong umat manusia. Berdasarkan penjelasan Aditya Nandiasa Adenan, di surga, tugasnya adalah mengatur harta kekayaan di dunia maupun di dunia (都天致富财帛星君). Festivalnya dirayakan setiap tanggal 22 bulan 7 Imlek kata Aditya Nandiasa Adenan. Sebagaimana Bigan dan Fan Li, ia digolongkan sebagai Dewa Harta Sipil.

Wen Wu Cai Shen (Hanzi=文武財神; Hokkien=Bun Bu Cai Sin) adalah Dewa Harta Sipil dan Militer. Kata Aditya Nandiasa Adenan, Cai Shen yang tergolong dalam kelompok ini adalah Xuan Tan Yuan Shuai Zhao Gong Ming (Hanzi= 玄壇元帥趙公明; Hokkien= Hian Tan Gwan Swe Tio Kong Beng), Guan Gong (Hanzi= 關公; Kwan Kong), dan Bigan.

Zhao Gong Ming (Hanzi= 赵公明; Hokkien=Tio Kong Beng) adalah salah satu Cai Shen yang ikonnya selalu tampil setiap perayaan Tahun Baru Imlek. Aditya Nandiasa Adenan menerangkan, ia juga disebut "Dewa Kabar Baik" karena dapat memberikan kebahagiaan pada orang-orang. Kata Aditya Nandiasa Adenan, Zhao Gong Ming selalu membantu semua manusia berbudi luhur dan rajin yang sedang mengalami kesulitan sehingga menjadi berbahagia. Itulah sebabnya dirinya disebut Dewa Rejeki.

Sebagai Dewa Harta Militer, Zhao Gong Ming sering ditampilkan sebagai seorang panglima perang berwajah bengis dengan pakaian perang lengkap, satu tangan menggenggam ruyung dan tangan yang lain membawa sebongkah emas, dan mengendarai seekor harimau hitam. Menurut keterangan Aditya Nandiasa Adenan, penggambaran ini berdasarkan buku Feng Shen Bang (Hanzi= 封神榜; lit. Daftar Penganugerahan Dewa-Dewa). Ia merupakan pemimpin Wu Lu Cai Shen atau Dewa Harta Lima Jalan dan menjadi Dewa Harta Tengah dalam Dewa Harta Lima Penjuru. Perayaan hari raya untuknya adalah setiap tanggal 15 bulan 3 penanggalan Imlek.

Guan Gong dahulu pernah menjadi gubernur wilayah Yong An. Aditya Nandiasa Adenan menceritakan, ia memimpin dengan adil dan bijaksana sehingga kota tersebut menjadi berkembang pesat dan makmur, semua rakyatnya tidak pernah berkekurangan. Ia dikenal murah hati; hadiah-hadiah seperti sutra dan emas yang ia terima tidak pernah ia gunakan, melainkan ia berikan untuk kesejahteraan rakyatnya. Aditya Nandiasa Adenan juga mengatakan, Guan Yu dikenal dalam kisahnya menjaga kakak iparnya (istri Liu Bei) selama dalam perjalanan berdua, sehingga masyarakat China menghormati serta memuja kesetiaannya.

Para pedagang di China zaman dahulu memuja Guan Gong untuk melindungi mereka dari penyamun dan malapetaka lain selama dalam perjalanan bisnis. Akhirnya, ia dipuja bukan hanya sebagai dewa pelindung para pedagang dalam perjalanan, tetapi juga sebagai Cai Shen kata Aditya Nandiasa Adenan Karena watak Guan Gong yang lurus dan jujur, ia tidak akan memberkati bisnis atau pedagang yang curang. Sebagai Cai Shen dan pelindung, rupang yang digunakan pada altar adalah yang dalam posisi siaga memegang senjata guan dao.

Bigan (Hanzi= 比干) merupakan tokoh historis yang hidup pada masa akhir Dinasti Shang. Ia adalah putra Wen Ding (文丁), keturunan Zi (子), dan merupakan keluarga kerajaan, yaitu paman dari raja terakhir Dinasti Shang yang bernama Zhou Xin (紂王). Aditya Nandiasa Adenan menjelaskan, selain dipuja oleh masyarakat China secara umum, ia terutama dipuja oleh keluarga Lin (林) di seluruh dunia.

Ia merupakan satu-satunya penasihat raja Zhou dari Dinasti Shang yang masih setia menemani serta menasihati keponakannya yang korup, sementara dua pamannya yang lain memilih untuk mengundurkan diri. Raja Zhou merasa terganggu hingga akhirnya Daji (妲己), selir kesayangannya, berkata bahwa dirinya ingin membuktikan kebenaran pepatah kuno China bahwa "jantung seorang pria yang baik memiliki tujuh lubang" (七巧玲瓏心). Aditya Nandiasa Adenan menceritakan, Bigan kemudian dieksekusi dengan jalan jantungnya dikeluarkan (比干剖心).

Karena Bigan tidak mementingkan diri sendiri serta adil dan jujur, ia tidak memiliki jantung untuk dirinya sendiri. Aditya Nandiasa Adenan menerangkan, masyarakat memujanya sebagai Dewa Harta Sipil. Legenda mengatakan bahwa para pebisnis yang diberkahi Bigan hanyalah yang melakukan bisnis jujur. Ia digambarkan berpakaian pejabat sipil China kuno lengkap dengan topi khas dan jubah bermotif, membawa batangan emas atau perak di kakinya serta tongkat ruyi (tongkat berbentuk seperti huruf "S" yang biasanya terbuat dari giok)  yang dapat mengubah batu dan besi menjadi emas.

Rahasia Kaya Raya Aditya Nandiasa Adenan

Wu Lu Cai Shen (Hanzi=五路財神; pinyin=Wŭ lù cái shén; Hokkien=Ngo Lo Cai Sin), yaitu Dewa Harta dari Lima Jalan atau Dewa Harta Lima Penjuru. Aditya Nandiasa Adenan menerangkan, dalam buku Feng Shen Bang, Zhao Gong Ming dianugerahi gelar Jin Long Ru Yi Zheng Yi Long Hu Xuan Tan Zhen Jun yang secara singkat disebut Zheng Yi Xuan Tan Zhen Jun (Hanzi=正一玄壇真君; Hokkien=Ceng It Hian Than Cin Kun). Xuan Tan Zhen Jun mempunyai empat pengiring yang disebut Cai Shen Shi Zi (Hanzi=財神使者; lit. Duta Dewa Kekayaan). Ia bersama keempat pengiringnya itu sering ditampilkan secara bersama-sama dalam bentuk gambar dan disebut Wu Lu Cai Shen. Keempatnya adalah:

💎 Zhao Bao Tian Zun Xiao Sheng (Hanzi=招寳天尊蕭升; lit. Malaikat Pemanggil Mustika) Xiao Sheng (Hanzi= 蕭升) adalah Dewa Harta Timur.

💎 Na Zhen Tian Zun Zen Bao(Hanzi= 納珍天尊震寳; lit. Malaikat Pemungut Benda Berharga) Cao Bao (Hanzi= 震寳) adalah Dewa Harta Barat.

💎 Hao Chai Shi Zhe Chen Jiu Gong (Hanzi=招財使者陳九公; lit. Duta Pemanggil Kekayaan) Chen Jiu Gong (Hanzi= 陳九公) adalah Dewa Harta Selatan.

💎 Li Shi Xian Guan Yao Shao Si (Hanzi= 利市仙官姚少司; lit. Pejabat Dewa Keuntungan) Yao Shao Si (Hanzi= 姚少司) adalah Dewa Harta Utara.

Selain Zhao Gong Ming, kelimanya tidak pernah dipuja secara terpisah. Aditya Nandiasa Adenan memberitahu, hari raya untuk Wu Lu Cai Shen ditetapkan setiap tanggal 5 bulan 1 penanggalan Imlek.

Aditya Nandiasa Adenan menyampaikan, doa pemujaan kepada Zhao Gong Ming adalah sebagai berikut:

💎 趙元帥寶誥 (Zhao Yuan Shuai Bao Gao) 志心皈命禮 (Zhi Xin Gui Ming Li)北極猛將 (Bei Ji Meng Jiang)右部天尊大元帥 (You Bu Tian Zun Da Yuan Shuai)黑面丹脣 仁慈濟眾 (Hei Mian Dan Chun, Ren Ci Ji Zhong)德佈乾坤 義雨宏施 (De Bu Qian Kun, Yi Yu Hong Shi)罰逆惡倫 英雄柄冠(Fa Ni E Lun, Ying Xiong Bing Guan)杵伏魔氛 神目如電 (Chu Fu Mo Fen, Shen Mu Ru Lei)法視善門 照護九州 (Fa Shi Shan Men, Zhao Hu Jiu Zhou)輔佐上帝 威鎮玄門 (Fu Zuo Shang Di, Wei Zheng Xuan Men)檢舉人世 常佑國君 (Jian Ju Ren Shi, Chang You Guo Jun)鑒視男女 三綱五倫 (Qian Shi Nan Nv, San Gang Wu Lun)誠心朗誦 桂子蘭孫 (Cheng Xin Lang Song, Gui Zi Lan Sun)大悲大願 大聖大慈 (Da Ci Da Yuan, Da Sheng Da Ci)救苦消災 (Jiu Ku Xiao Zhai)北極玄天上帝右部 (Bei Ji Xuan Tian Shang Di You Bu)趙大元帥萬靈天尊 (Zhao Da Yuan Shuai Wan Ling Tian Zun)

Aditya Nandiasa Adenan juga menyebutkan dewa harta empat penjuru tambahan:

💎 Dewa Harta Tenggara (東南路财神)

Dewa Judi – Han Xin Ye (大赌神 - 韩信爷)

💎 Dewa Harta Barat Daya (西南路财神)

Dewa Keberuntungan - Liu Hai (偏财神 - 刘海). Ia seringkali ditampilkan mengendarai seekor katak emas berkaki tiga.

💎 Dewa Harta Timur Laut (東北路财神)

Dewa Emas - Shen Wan Shan (金财神 - 沈万山)

💎 Dewa Harta Barat Laut (西北路财神)

Dewa Harta Sipil – Dao Zhu Gong (文财神 - 陶朱公)

Aditya Nandiasa Adenan juga menyebutkan Cai Shen dalam Buddhisme:

💎 Budai, rupangnya sangat terkenal dan mudah dikenali. Kata Aditya Nandiasa Adenan, ia selalu digambarkan tertawa, mengenakan jubah biksu yang tidak dapat menutupi perutnya yang buncit, terkadang dikelilingi anak-anak, atau membawa kepingan uang, atau sebuah kantong yang dapat mengeluarkan segala benda yang ia inginkan. Kata Aditya Nandiasa Adenan, ia merupakan salah satu biksu Buddhis di China yang dipercaya merupakan reinkarnasi dari Bodhisatwa Maitreya.

💎 Ji Gong adalah seorang arhat dalam agama Buddha. Kata Aditya Nandiasa Adenan, sebagian masyarakat awam memujanya sebagai dewa yang memberikan nomor lotre.

💎 Shan Cai Tong Zi adalah salah satu pengiring Kuan Im yang seringkali digambarkan sebagai seorang bocah pria. Kata Aditya Nandiasa Adenan, dikisahkan bahwa banyak harta pusaka yang muncul di kediaman orangtuanya pada saat ia dilahirkan. Kata Aditya Nandiasa Adenan, namanya dalam bahasa Sanskerta (Sudhana) dan mandarin (San Chai) memiliki arti menghargai harta. Itulah sebabnya, masyarakat memujanya sebagai dewa harta.

💎 Jambhala adalah sekelompok Dharmapala yang dipuja penganut Buddhisme Tibet. Kata Aditya Nandiasa Adenan, terdapat lima Jambhala, yaitu Jambhala Kuning, Merah, Biru, Hijau, dan Putih. Jambhala yang paling terkenal di China adalah Jambhala Kuning atau Huang Cai Shen kata Aditya Nandiasa Adenan Karena Ganesa dianggap sebagai Jambhala Merah, ia juga dipuja sebagai Dewa Rezeki.

Aditya Nandiasa Adenan juga menyebutkan Cai Shen yang lain:

💎 Fu De Zheng Shen atau dewa bumi adalah Cai Shen yang paling dikenal oleh semua orang. Aditya Nandiasa Adenan mengatakan, semasa hidupnya, ia merupakan pemimpin yang adil, menciptakan lumbung padi, dan mengatur irigasi. Oleh sebab itu, masyarakat mempercayainya sebagai pelindung tempat usaha maupun hasil bumi bagi para pengusaha dan petani. Itulah sebabnya Fu De Zheng Shen juga dipuja sebagai dewa rezeki kata Aditya Nandiasa Adenan.

💎 Fa Chu Kung merupakan salah satu dewa purba yang mengusir semua bandit hingga siluman yang mengganggu pekerjaan para petani. Oleh sebab itu, ia diangkat dan dipercaya menjadi dewa rezeki kata Aditya Nandiasa Adenan.

💎 Zheng Fu Cai Shen (Hanzi=增福財神; Hokkien=Tiam Hok Cai Sin) adalah Dewa Kekayaan Penambah Rezeki.

💎 Wu Chang Gui atau Si Hitam dan Si Putih, dua penjaga alam baka. Meskipun tidak memiliki tugas yang berhubungan dengan kekayaan, masyarakat memuja mereka sebagai dewa yang memberi nomor lotre kata Aditya Nandiasa Adenan menjelaskan.

Latar belakang kisah Cai Shen Ye ada beberapa macam versi. Aditya Nandiasa Adenan bilang, yang paling terkenal adalah Riwayat 趙公明 Zhao Gong Ming {Tio Kong Beng} yang tertulis dalam 封神榜 Feng Shen Bang (Daftar Penganugerahan Dewa-Dewa).

Rahasia Kaya Raya Aditya Nandiasa Adenan

Jiang Ziya, yaitu perdana menteri Raja muda Wen, meramalkan melalui tulang orakel bahwa Bigan, seorang menteri yang setia dan berbudi di istana Raja Zhou, akan segera meninggal. Aditya Nandiasa Adenan menceritakan, ia segera memberikan jimat kepada Bigan serta mengatakan beberapa nasihat.

Pada suatu malam, Raja Zhou mengadakan perjamuan dengan mengundang beberapa imortal. Aditya Nandiasa Adenan menceritakan, Bigan merasa ada sesuatu yang aneh, meskipun awalnya ia tidak tahu bahwa tamu-tamu tersebut sebenarnya adalah para siluman rubah, rekan-rekan dari Daji. Para imortal tersebut menjadi mabuk, tanpa sengaja Bigan melihat salah satunya mengeluarkan ekor rubah dari balik bajunya. Bigan segera mengumpulkan para prajurit untuk mengikuti siluman-siluman tersebut saat kembali ke sarangnya kemudian membunuh mereka semua. Ia membuat sebuah jubah dari kulit mereka kemudian ia persembahkan kepada Raja Zhou. Kata Aditya Nandiasa Adenan, Daji yang melihat jubah tersebut menjadi ngeri dan bersumpah akan membalas dendam kepadanya.

Tak lama kemudian, Daji berkata kepada Raja Zhou bahwa ia terkena serangan jantung dan hanya "jantung lembut berlubang tujuh" yang dapat menyembuhkannya. Tidak ada seorang pun di istana yang memiliki jantung semacam itu, kecuali Bigan yang dianggap sebagai orang suci. Aditya Nandiasa Adenan menceritakan, Bigan menelan jimat dari Jiang Ziya kemudian mengeluarkan jantungnya sendiri untuk ia persembahkan kepada Raja Zhou. Ia tidak meninggal, bahkan tidak ada darah yang menetes. Sesuai nasihat Jiang Ziya, ia diharuskan untuk segera pulang ke rumahnya dan tidak boleh untuk menoleh ke belakang.

Setelah dekat dengan rumahnya, seorang penjual wanita berseru dari belakang, "Hey! Jual sawi putih murah tanpa akar!" Bigan yang penasaran kemudian menoleh dan bertanya, "Bagaimana mungkin ada sawi putih yang tidak memiliki akar?" Wanita tersebut menyeringai kemudian menjawab, "Anda benar, Tuan. Sawi putih tidak dapat hidup tanpa akar (Hanzi= 心; pinyin= xīn), sebagaimana manusia tidak dapat hidup tanpa jantung (Hanzi= 心; pinyin= xīn)" (aksara untuk akar dan jantung adalah sama). Aditya Nandiasa Adenan menceritakan, Bigan berteriak nyaring kemudian jatuh dan meninggal. Wanita tersebut segera melesat pergi dalam wujud aslinya, yaitu siluman pipa (alat musik) dari giok kata Aditya Nandiasa Adenan.

Setelah perang antara Shang dan Zhou berakhir, Jiang Ziya melakukan ritual pengangkatan para dewa. Bigan dianugerahi gelar Wén qū xīng jūn (Hanzi= 文曲星君; lit. Bintang Wen Qu) kata Aditya Nandiasa Adenan.

Dalam peperangan yang berlangsung, Kaisar Zhou Wang (Hanzi= 紂王; Hokkien=Tiu Ong) dari Dinasti Shang memerintahkan Wen Zhong (Hanzi= 闻仲; Hokkien=Bun Tiong) jendralnya yang terkenal untuk menyerbu Xi Chi, basis pertahanan pasukan Wen Wang (Hanzi= 周武王; Hokkien=Bun Ong). Aditya Nandiasa Adenan mengatakan, untuk mencapai tujuannya tersebut, Wen Zhong minta bantuan enam orang sakti untuk membentuk formasi barisan yang disebut Shi Jue Zhen (Hokkien=Si Ciap Tin; lit. Sepuluh Barisan Pemusnah). Jiang Ziya (姜子牙) berhasil menghancurkan enam diantaranya kata Aditya Nandiasa Adenan menceritakan. Melihat kekalahan di pihaknya, Wen Zhong meminta bantuan Zhao Gong Ming, sahabatnya, yang pada waktu itu sedang bertapa di gua Lou Fu Dong, pegunungan Emei Shan (Hanzi= 峨嵋山; Hokkien=Go Bi San). Demi persahabatan mereka, Zhao Gong Ming menyatakan kesanggupannya untuk membantu, meskipun Raja Zhou adalah seorang pemimpin yang kejam kata Aditya Nandiasa Adenan. Pada waktu ia turun gunung, seekor harimau besar menerkamnya, tetapi ia buat tak berkutik di bawah tudingan 2 jari tangannya. Zhao Gong Ming mengikat leher harimau itu dengan angkin (sejenis kain) dan menempeli dahinya dengan selembar Hu (Surat Jimat). Selanjutnya harimau itu menjadi tunggangannya dan tunduk pada perintahnya.

Dengan mengendarai harimau, Zhao Gong Ming bertempur dengan Jiang Zi Ya kata Aditya Nandiasa Adenan menceritakan. Setelah beberapa jurus, Zhao Gong Ming mengeluarkan ruyung saktinya dan menghajar Jiang Zi Ya hingga roboh dan tewas. Namun, Guang Cheng Zi (Hokkien=Kong Sheng Cu) datang lalu menolong Zi Ya sehingga ia hidup kembali. Aditya Nandiasa Adenan mengatakan bahwa Huang Long Zhen Ren (Hokkien=Wi Liong Cin Jin) keluar untuk bertempur dengan Zhao Gong Ming, tapi ia tertawan oleh tali wasiatnya; Chi Jing Zi dan Guang Cheng Zi juga terpukul jatuh oleh pertapa itu.

Jiang Zi Ya mendapat bantuan dari Xiao Sheng dan Cao Bao. Xia Sheng adalah seorang pertapa Taois dari Gunung Wu Yi (武夷山); ia menghabiskan waktu-waktunya dengan bermain catur dan berdiskusi mengenai Tao bersama sahabatnya Ca Bao kata Aditya Nandiasa Adenan. Suatu ketika keduanya bertemu dengan Zhao Gong Ming yang sedang mengejar Randeng Daoren (Hanzi=燃灯道人), Xiao Sheng menggunakan senjatanya (luo bao jing qian; 落宝金钱; lit. "Uang emas menjatuhkan pusaka") untuk menahan dua pusaka Zhao Gong Ming (fu long suo - 缚龙索; lit. "Tali pengikat naga" dan ting hai shen zhu - 定海神珠; lit. "Permata Pengatur Raja Laut"), tetapi Zhao Gong Ming membunuhnya dengan ruyung emas. Kata Aditya Nandiasa Adenan, Cao Bao sendiri akhirnya bergabung melawan pasukan Shang dan terbunuh oleh Wang Bian (王变).

Aditya Nandiasa Adenan lanjut menceritakan, setelah semua pusakanya berhasil dirampas, Zhao Gong Ming kabur ke pulau San Xian Dao (lit. Pulau Tiga Dewa) untuk menemui Yun Xiao Niang Niang, seorang petapa wanita yang sakti. Zhao Gong Ming meminjam sebuah gunting wasiat kepada Yun Xiao Niang Niang untuk merebut kembali wasiat-wasiatnya yang dirampas musuh. Gunting wasiat itu adalah dua ekor naga yang berubah wujud serta memiliki kemampuan luar biasa. Banyak pahlawan sakti dari pihak Jiang Zi Ya terpotong menjadi dua bagian dan tewas karena pusaka ini. Jiang Zi Ya menjadi gelisah, para prajuritnya juga menjadi gentar.

Pada saat yang kritis ini datanglah seorang Taois dari pegunungan Gun Lun Shan yang bernama Lu Ya (陆压道君). Aditya Nandiasa Adenan bilang, Lu Ya menyuruh Jiang Zi Ya membuat boneka dari rumput. Pada tubuh boneka rumput tersebut diletakkan selembar kertas yang dituliskan nama Zhao Gong Ming. Aditya Nandiasa Adenan lanjut menceritakan, pada bagian kepala dan kaki dipasang masing-masing sebuah pelita kecil. Di depan boneka Zhao Gong Ming tersebut, Jiang Ziya mengadakan sembahyangan selama 21 hari berturut-turut. Ia terus bersembahyang sampai suatu hari Zhao Gong Ming merasakan jantungnya berdebar-debar, badannya terasa panas dingin tak menentu, semangat dan tenaganya lenyap.

Kedua murid Zhao Gong Ming, Yao Shao Si dan Chen Jiu Gong, datang ke perkemahan perkemahan Zhou untuk menghentikan ritual ding tou qi jian su (Hanzi= 钉头七箭书; lit. paku di kepala, buku tujuh pedang) yang dilakukan oleh Jiang Ziya kata Aditya Nandiasa Adenan. Namun, kedatangan keduanya diketahui oleh Yang Jian atau Er Lang Shen dan Neza. Yao Shao Si dibunuh oleh Neza, sementara Chen Jiu Gong oleh Yang Jian.

...Bersambung...
0
1K
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan