Jika biasanya arisan diisi oleh para emak-emak, lain halnya arisan di Bangkalan Madura ini, arisan ini hanya diikuti oleh para bapak-bapak saja. Arisan Sandur namanya, tradisi budaya dari Madura yang digadang-gadang menjadi arisan paling heboh se-Indonesia Raya, loh, GanSist.

Sandur sendiri memiliki makna yang berbeda di tiap daerah, jika dikutip dari Ensiklopedi Seni Musik dan Seni Tari Daerah, Sandur berarti pertunjukan seni tradisional yang mengutamakan permainan lagu-lagu berbahasa Madura. Lagu-lagu yang diekspresikan dengan gerak tari yang spontan untuk menciptakan suasana hangat dan menarik bagi penikmatnya.

Di Bangkalan, acara Sandur sudah ada sejak tahun 1940-an. Kemudian Sandur berkembang hingga ke beberapa daerah Jawa Timur. Selain digelar di tanah Bangkalan, Sandur ini biasa digelar oleh komunitas masyarakat asal Bangkalan yang berada jauh di perantauan.

Asal muasal Sandur adalah tradisi khas Madura yang menggabungkan antara unsur hiburan dan religi. Awal mulanya, Sandur ditampilkan sebagai selingan saat orang-orang membaca kitab yang berisi kisah-kisah dalam bentuk tempang macapat. Sandur kemudian berubah sesuai perkembangan zaman hingga saat ini.

Secara umum, Sandur layaknya arisan emak-emak, tapi semua peserta arisan adalah laki-laki. Untuk bisa menjadi peserta, orang tersebut harus tergabung dalam komunitas Bangkalan. Keanggotaannya berlaku seumur hidup, ya, GanSist, pesertanya bisa mencapai total 500 orang sekali sandur.


Penyelenggaraan Sandur sangat meriah karena melibatkan penyanyi, tarian heboh dari para lenggek, saweran, uang ratusan juta, sampai judi semalam suntuk! Banyaknya jumlah peserta yang datang sangat membantu tuan rumah penyelenggara Sandur. Semakin penting dan tinggi jabatan penyelenggara Sandur, maka peserta yang hadir akan semakin banyak.

Untuk menghindari terjadinya salah hitung nominal, petugas pencatat adalah sosok yang dihormati di komunitas Bangkalan. Tugasnya mencatat nominal uang yang disetor masing-masing peserta Sandur dalam sebuah buku khusus. Selain itu, setiap pemain Sandur juga diwajibkan memiliki buku catatan serupa. Tujuannya adalah untuk melakukan sinkronisasi antara catatan petugas dan catatan peserta Sandur.

Sebenarnya penyelenggaraan Sandur ini tidak menguntungkan, malah kerugian yang harus dialami para peserta. Pasalnya, dalam satu kali penyelenggaraan Sandur, biaya yang dikeluarkan mencapai lebih dari Rp30 juta. Sedangkan dalam satu minggu, bisa saja suatu komunitas menyelenggarakan Sandur selama empat kali.

Hingga saat ini, Sandur masih dilestrikan oleh orang Madura. Mari kenalkan kebudayaan lokal ke seluruh pelosok negeri bahkan ke luar negeri dengan Smartfren Unlimited Maxi. Kuota turah-turah tanpa perlu khawatir jaringan lemot. Akses internet cepat dengan kualitas jempolan!

Sumber gambar dan referensi: 1, 2, 3