Hola Agan dan Sista! Selamat pagi, siang, sore dan malam bagi Gansis di seluruh dunia! Kali ini, ane akan bahas seputar Mitsubishi Canter FE-74 Super Speed, truk kencang andalan untuk mengangkut cabai.




Jika melihat sebuah truk light duty yang melaju kencang, memiliki 6 ban dan berwarna kuning, serta berlabel "Super Speed" di bagian depan, hampir bisa dipastikan bahwa truk tersebut merupakan Mitsubishi Canter FE-74 Super Speed.

Yup, Mitsubishi Canter FE-74 S, yang sudah menjadi salah satu varian truk dengan kecepatan paling kencang di lineup Mitsubishi Canter. Truk ini sudah sangat mudah ditemukan dimana-mana, karena sudah menjadi salah satu varian terlaris dari Mitsubishi Canter.




Truk ini diluncurkan pada 2007 bersamaan dengan peluncuran Mitsubishi Colt Diesel generasi keempat. Tentunya, truk satu ini diluncurkan untuk memenuhi kebutuhan akan truk kencang dengan rasio rendah di Indonesia.

Sebagai truk yang notabene "standard" tetapi memiliki gardan "Super Speed", tentu spesifikasinya masih tak jauh berbeda dengan varian lainnya. Spesifikasi dari Mitsubishi Canter FE-74 Super Speed adalah:

- Dimensi panjang 5,96 meter, lebar 1,97 meter, wheelbase 3,35 meter, cab to end 4,36 meter.
- Mesin 4D34-2AT8 Euro 2 Diesel 3.908cc 4 silinder inline turbo intercooler bertenaga 125PS dan memiliki torsi 33kgm.
- Transmisi M035S5, manual 5 percepatan dengan 1 gigi mundur, dengan final gear ratio 5,571.
- Suspensi semi elliptic laminated leaf spring dengan shock absorber, G.V.W 7.500 kilogram.
- Tangki solar 100 liter.




Menurut spesifikasi resmi dari KTB, Mitsubishi Canter FE-74 Super Speed dapat dipasangkan ke bak 1/2 besi, bak besi full, bak kayu, dan box. Sebenarnya, bisa saja dipasangkan ke bak dump, tetapi tidak disarankan karena FE-74 S hanya memiliki final gear ratio 5,571 yang terbilang kurang untuk medan offroad. 

Teknologi dan fitur dari FE-74 S ini terbilang masih standar saja. Bahkan setahu ane, FE-74S masih belum menggunakan teknologi modern seperti MID, mesin dengan teknologi canggih, dan lain-lain, melainkan masih mengandalkan teknologi standar saja. Untuk interiornya sendiri sudah cukup modern, dipadu dengan setir dan speedometer khas Canter.




Truk ini menjadi truk yang paling banyak diandalkan untuk mengangkut cabai. Dengan rasio gardan 5,571 yang jauh lebih rendah dari varian HD, tentunya bisa berjalan dengan kencang di RPM yang cukup rendah jadi lebih efisien dan lebih "suosss".

Perawatan dari Mitsubishi FE-74 S ini terbilang mudah. Bagaimana tidak, populasi dari Colt Diesel sendiri mencakup generasi sebelumnya mencapai lebih dari 1 juta unit. Diler-diler Mitsubishi juga sudah sangat banyak tersebar di Indonesia, belum lagi teknologi mesinnya yang belum terlalu advanced.




Kapasitas tangki sebenarnya tergolong cukup untuk truk sekelas FE74 S ini, yakni 100 liter. Dengan konsumsi BBM 1:8, FE 74S dapat menempuh jarak 800 kilometer fulltank tanpa harus jajan ke SPBU Gansis.

Harga dari Canter FE-74 Super Speed berada di kisaran 320 hingga 340 juta rupiah chassis only. Namun jangan khawatir karena dengan harga segitu, truk ini masih bisa dibawa ke kantor sebab sudah termasuk dengan kabin, hanya saja tak termasuk dengan bak sehingga harus masuk ke karoseri terlebih dahulu. 




Arti dari "FE 74 S" adalah, "FE" artinya truk light duty seri Colt Diesel yang dipasarkan oleh Mitsubishi, "74" artinya truk Colt Diesel yang bertenaga 125PS, dan "S" artinya memiliki gardan "Super Speed" ber-rasio 5,571.

Truk ini juga sering dimodifikasi dan mengikuti kontes. Banyak orang yang rela menggelontorkan dana puluhan juta bahkan ratusan juta rupiah untuk memodifikasi truk ini. Kebanyakan dimodifikasi dicat dengan warna nyentrik, ada juga yang memodifikasi tampilan menjadi seperti truk Scania.




Jadi, gimana pendapat Gansis seputar thread ini? Berminat untuk mencoba atau meminang FE 74 S? Oh iya, ane akan sangat berterima kasih apabila Gansis mengoreksi informasi di thread ini yang salah!

Sumber: 1, 2
Narasi: Opini Pribadi
Pic: Terlampir
Disclaimer: Thread ini tak bertujuan untuk mempromosikan maupun menjatuhkan siapapun.
Original Written By: @ulungrinjani