Membicarakan tentang batik di masa dahulu dan sekarang memang telah berbeda. Kalau dulu batik hanya berupa jarik yang dipakai sebagai tapih ataupun kemben untuk perempuan. Kini batik pun tidak lagi mengenal gender dalam pemakaiannya.

Batik juga telah mengalami perkembangan dari motif dan coraknya. Motif batik pun sangat beragam. Batik, sekarang bisa dipakai semua kalangan dari anak-anak, muda, dan orang tua. Malah batik malah seperti dijadikan busana resmi saat menghadiri hajatan, dll.



Motif batik sangat unik dan beragam. Dunia pun telah mengakui bila batik telah diresmikan menjadi warisan milik Indonesia dan negara lain tak bisa mengklaimnya lagi. Dan, hampir di seluruh wilayah Indonesia memiliki kain batik dengan ciri dan kekhasan masing-masing.

Begitu pun di daerahku, Bantul juga memiliki motif batik khas dan asli dari Bantul. Ada berbagai macam motif asli dari Bantul, di antara motif kembang kates, motif tirta samudra, dll.



Nah, untuk melestarikan dan menjaga eksistensi batik khas Bantul ini, di daerahku ada pengrajin yang menggeluti kerajinan batik ini. Mendirikan Sanggar Sri Hardono, yang beralamat di dusun Piring II, Murtigading, Sanden, Bantul yang membuat batik khususnya batik bermotif khas Bantul.

Meskipun termasuk usaha mikro, usaha ini mempekerjakan beberapa tetangga sekitar sambil memberikan kepelatihan membatik. Skala kecil tetapi mampu menggeliatkan perekonomian dengan memberdayakan warga setempat.



Promosi hanya memanfaatkan media sosial semisal Facebook dan dari mulut ke mulut rupanya cukup jitu. Dari luar kota pun ada yang tertarik dan membeli beberapa lembar kain batik.

Bila Gansist penasaran ingin melihat motif dan corak secara komplit, Gansist lihat motif dan coraknya di sini. Bagaimana Gansist, keren-keren kan motifnya?



Batik merupakan salah satu produk yang ramah lingkungan. Dalam pewarnaan, misalnya, kain batik selalu menggunakan pewarna alam seperti daun indigo, kulit kayu secang, bunga telang, dll.

Harga selembar batik pun terbilang tidak murah, karena proses pembuatannya yang sangat rumit. Untuk menjadikan selembar bisa memakan waktu berbulan-bulan.



Membuat motif batik pun tidak mudah, karena dilakukan secara manual. Membutuhkan ketelitian dan ketelatenan dalam mengoles lilin/malam pada kain dengan menggunakan alat yang bernama canting sehingga menjadi selembar kain batik.

Begitulah kiranya pembahasan usaha mikro di sekitar aku yang membuat kain batik. Apakah di daerah Gansist ada juga pengrajin batik? Yuk, sharing di kolom komentar!

Sekian dari aku, sampai ketemu pada thread aku selanjutnya. Terimakasih atas apresiasinya, berupa cendol, rate, dan komentarnya.

Referensi: facebookdan di sini