Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

venomkatsuAvatar border
TS
venomkatsu
Banggalah Jadi Pemalas! Sebab Rasa Malas Punya Andil Besar Dalam Kemajuan Peradaban!


Selamat Pagi, GanSist!
Selamat berakhir pekan!

Kalau sudah akhir pekan gini, pasti bawaannya mager alias malas gerak, maunya rebahan ajah buat istirahatin badan yang lelah dipakai bekerja selama weekday.

Bicara soal rasa malas, mungkin memang sejak kecil sebagian besar dari kita diajarkan untuk tidak malas ya GanSist. Misalnya dalam belajar, berolahraga, ataupun membantu kegiatan orang tua di rumah.

Namun, semakin dewasa seorang manusia, justru semakin sulit untuk menghilangan rasa malas dari kehidupan kita, bener gak GanSist? Kayak malas mandi, malas lari pagi, dan kemalasan-kemalasan lain yang muncul gak ada habis-habisnya.

Maka jadi timbul sebuah pertanyaan, apakah rasa malas ini memang tidak baik? Atau malah rasa malas itu merupakan sifat dasar seorang manusia?

Tapi santuy ajah GanSist, ga perlu marah kalau ada yang bilang kalian pemalas. Karena sejatinya, rasa malas itu memang sifat natural manusia kok.

Quote:




Jadi menurut Daniel E. Liebermen, kelangkaan makanan membuat mereka (nenek moyang manusia) harus berjuang keras dan mengeluarkan energi yang sangat banyak saat berburu agar bisa melanjutkan hidup. Maka dari itu mereka berusaha untuk menghemat energi dengan sebisa mungkin beristirahat kapan pun mereka bisa. Jadi, naluri untuk menghemat energi tersebut diwariskan pada manusia sekarang sehingga sering kali kita malas melakukan gerakan fisik yang dapat membuang banyak energi.

Sedangkan, Profesor Bradley Cardinal dari Oregon State University punya pandangan lain tentang rasa malas tersebut. Menurutnya, selain karena faktor biologis, rasa malas juga bisa dipengaruhi pengalaman masa kecil seseorang.

Menurut studi yang dilakukannya, ia menyimpulkan bahwa orang-orang yang memiliki pengalaman negatif dengan aktivitas-aktivitas fisik di masa kecil mereka cenderung lebih sedikit berolahraga (bergerak) dibanding orang-orang yang tidak memiliki pengalaman negatif tadi.

Boris Cheval dari University of Geneva dan juga kakaknya Matthieu Boisgontier dari Leuvan University, melakukan sebuah experimen untuk mempertegas keterkaitan rasa malas dan manusia. Mereka meminta 29 orang untuk menggerakan sebuah avatar yang tampil dalam sebuah layar komputer. Jika muncul gambar yang berhubungan dengan aktivitas fisik, 29 orang ini harus menggerakkan avatar tersebut mendekati gambar. Namun, jika yang muncul adalah gambar yang tidak menunjukan aktivitas fisik misalnya gambar orang bermalas-malasan, mereka harus menjauhkan avatar dari gambar tersebut.

Nah, dari experimen ini, dua kakak-beradik menemukan bahwa para peserta lebih cepat mendekatkan avatar ke gambar-gambar dengan aktivitas fisik daripada menjauhkannya dari gambar bermalas-malasan.

Dua kakak beradik tadi menyimpulkan bahwa otak manusia harus bekerja lebih keras untuk menjauhkan dari gambar yang berhubungan dengan bermalas-malasan, karena adanya ikatan yang cukup kuat dengan hal tersebut.


So, malas memang bisa jadi adalah hal natural yang dimiliki manusia, meski banyak yang mengganggap sebagai tindakan yang negatif.

Tapi percaya deh GanSist, kemalasan tidak selalu bermakna negatif kok. Nyatanya, kemalasan manusialah yang memicu adanya kemajuan di peradaban.



Coba GanSist pikir deh, kenapa kendaraan diciptakan? Karena orang malas berjalan kaki. Terus online shop sekarang menjamur kenapa? Karena orang malas pergi keluar hanya untuk berbelanja. Eskalator dan lift tercipta, karena orang malas naik tangga.

Quote:


Eittts, tapi jangan juga jadikan rasa malas sebagai zona nyaman ya GanSist! Karena kita butuh produktivitas untuk mempertahankan hidup. So, yang harus kita lakukan adalah mengolah kemalasan itu untuk memaksimalkan pekerjaan kita. Hah ... gimana caranya Katsu?



GanSist pernah dengar konsep Pareto 80/20 Rule? Pencetusnya adalah seorang filsuf Italy bernama Vilfredo Pareto. Jadi menurutnya, 80% dari hasil yang kamu dapatkan sebenarnya hanya berasal dari 20% kerjamu. Nah, prinsip ini tuh yang bisa kita terapkan dalam kehidupan. Yang harus kita lakukan adalah menemukan 20% yang paling produktif dari diri kita dan memfokuskan diri di sana untuk mencapai hasil yang signifikan. Kalau kalian berhasil menerapkan konsep ini, Congratz! Artinya kalian berhasil merubah rasa malas kalian menjadi kemalasan yang produktif.

Sekian thread Katsu pagi ini, semoga bermanfaat!


Refferensi : #1, #2
0
983
14
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan