

TS
Fenita02
Cerita Romantis Anak Kuliah
(Sumber: www.cosmopolitan.co.id)
Anak Kuliah
Di suatu pagi yang cukup cerah berawan dengan hembusan angin yang cukup menyejukkan di Tengah Sawah. Saya sedang duduk sendiri sembari melihat sekeliling sawah, bersama kambing-kambingku ini.
Saya Iksan seorang pengembala kambing, dan juga seorang yang bekerja serabutan.
Tiap pagi diriku pergi membantu ibu untuk menyiapkan keperluan dagangannya di pasar, dan juga memberi makan kambing-kambingku sebelum diriku berangkat ke pasar.
Aku tinggal bersama ibuku dan Ayahku. Ibuku adalah seorang pedagang buah dan sayur di pasar, yang dimana merupakan hasil dari kebun kami sendiri. Sedangkan Ayahku bekerja sebagai petani dan yang mengurus kebun-kebun ku tersebut, dengan dibantu beberapa temannya.
Kami keluarga hidup dengan kondisi yang berkecukupan. Diriku merupakan lulusan SMA, dan baru saja lulus tahun kemarin dan belum sempat berhasil untuk melanjutkan pendidikan ku ke jenjang kuliah karena masalah biaya.
Diriku waktu SMA menyukai seorang gadis bernama Lia, dia adalah seorang anak dari keluarga yang sangat kaya di kampung kami. Dia berhasil melanjutkan pendidikannya untuk kuliah di kampus yang cukup ternama di Kota.
***
Tahun ini aku berhasil mendapatkan beasiswa di kampus tersebut, dan juga memang aku sangat ingin kuliah disana karena terdapat jurusan yang cukup ingin aku tekuni yakni Bisnis Ekonomi.
Karena dengan ilmu yang dapat aku pelajari dari jurusan tersebut, semoga dapat membantu Ibu dan Ayahku untuk memberikan kehidupan yang lebih baik lagi kedepannya.
Selain itu, saat diriku menjalani ospek ternyata aku sering bertemu dengan Lia dan bahkan hampir setiap hari diriku bercengkrama dengannya.
Hal tersebutlah yang membuatku ingin dekat kembali dengan Lia, atau bahkan aku dapat mengungkapkan perasaanku yang masih tertahan sejak SMA. Karena diriku cukup malu dan sadar diri, bahwa orang seperti sangat tidak mungkin mendapatkan hati Lia atau tidak cocok dengan anak orang yang kaya seperti dia.
Awal Cerita
Cerita bermula ketika diriku pergi ke kampus untuk melaksanakan ospek, dalam rangka pengenalan mahasiswa/mahasiswi baru tentang kampus dan juga jurusan tersebut.
Hari sebelum aku pergi ke kampus diriku harus mempersiapkan diri untuk tinggal di kota dengan memilih untuk tinggal di Kos-an. Karena memang tempat tinggal ku cukup jauh dari kota, dan diriku juga tidak memiliki alat transportasi yang memadai untuk pergi ke kota setiap harinya.
Sesampainya diriku di kota aku cukup berhasil mendapatkan kos yang cukup dekat dengan Kampusku, sehingga diriku bisa cukup jalan kaki saja untuk pergi ke kampus.
Hari Pertama Ospek
Pada hari pertama ospek tersebut, diriku menggunakan perlengkapan yang harus dibawa sesuai dengan ketentuan dari kakak tingkat ku. Yang dimana aku berdandan cukup heboh, seperti menggunakan topi dari rantang nasi plastik, dan juga menggunakan kalung dari tali rafia dan juga diberi kertas buffalo bertuliskan nama dan jurusan.
Sesampainya diriku di kampus aku diharuskan untuk berkumpul dengan teman sejurusan ku untuk melaksanakan ospek tersebut. Diriku cukup kaget karena salah satu kakak tingkat yang merupakan satu jurusan denganku ialah Lia.
Kakak tingkat ku itu, memberikan instruksi apa saja yang harus aku lakukan selama ospek tersebut, dan membaginya menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing pembimbing dari perwakilan kakak tingkat.
Ternyata perwakilan pembimbing kelompok ku merupakan Lia. Sehingga dalam hati diriku cukup senang dan bahagia tak sabar untuk ospek selanjutnya beberapa hari ke depan.
Hari Kedua Ospek
Pada di hari selanjutnya, aku dikumpulkan bersama teman kelompok ku saja dan berpisah dari teman kelas lainnya. Sewaktu kami semua telah berkumpul, kami diharuskan untuk melakukan pengenalan sambil berdiri satu persatu.
Saat bagian ku tiba dan diriku telah melakukan pengenalan diri, Lia berkata:
“Kamu Iksan teman SMA aku bukan?”
Aku langsung tersipu malu sambil menganggukan kepala kepada Lia. Lia terlihat cukup kaget juga bahwa itu adik tingkatnya adalah diriku.
Setelah pengenalan tersebut kami melakukan pengenalan terhadap lokasi kampus bersama kelompok lainnya hingga waktu istirahat. Disaat diriku sedang beristirahat Lia menghampiri ku.
“Eh.. kamu gimana sih kok gak nyapa” Ucapnya sambil tersenyum.
“Ya gimana.. aku cukup malu untuk menyapa kakak tingkat seperti mu, takutnya dikira sok asik atau ngga sopan ke kakak tingkat.” Jawabku.
“Tenang aja, temanku baik semua kok. Kamu pasti bisa berbaur dengan mereka.” Sembari kami duduk bersama dan mengobrol mengingat masa SMA.
Setelah istirahat selesai diriku dan Lia melanjutkan aktivitas ospek hingga kegiatan hari ini selesai.
Hari Ketiga Ospek
Pada ospek hari ketiga tersebut, aku diharuskan untuk menuliskan alasan mengapa memilih jurusan tersebut. Aku menulisnya sesuai dengan apa yang ada dibenak ku secara jujur.
Kertas tersebut kami kumpulkan kepada kakak tingkat, dan kami disuruh pergi untuk apel lapangan bersama para dosen kampus kami. Sehingga aku tidak tahu apa reaksi kakak tingkat saat membaca kertas tersebut.
Setelah apel dan kegiatan ospek kampus lainnya selesai, telah sampai waktunya kita semua pulang.
Pada perjalanan pulang tiba-tiba ada yang menepuk pundak ku dari belakang, dan rupanya itu adalah Lia.
“Ternyata kamu, ku kira siapa tadi.” Ucap ku dengan muka lelah, setelah hampir seharian ospek.
“Kamu gasuka kalo aku ya, sampe mukanya cemberut begitu. Yaudah deh aku pulang aja.” Kata Lia sambil memanyunkan bibirnya.
“Eh enggak kok, aku seneng malah kalo kamu. Jangan ngambek gitu dong, emangnya ada apa kok manggil aku?”
“Gapapa kok, aku cuma kangen aja lama gak ketemu dan bercanda bareng lagi sama kamu. Apalagi setelah lulus SMA.” Ucapnya sambil tersipu malu.
“Sekarang kita kan udah sekampus, mungkin kita bisa kok seru-seruan kaya dulu lagi.” Kataku sambil tersenyum kepada Lia.
Kami pun pulang bersama sambil bercerita, karena kebetulan sekali Lia tinggal di rumahnya yang tidak jauh dari kosan ku juga.
***
Hal tersebutlah yang membuat kita semakin lama menjadi semakin dekat seperti SMA. Bahkan, diriku dapat mengatakan bahwa kami telah lebih dekat lagi. Diriku merasakan bahwa kedekatan tersebut bukan lagi hanya sebuah pertemanan, melainkan lebih.
Hari ke hari ospek, kami menjadi cukup dekat dan kami cukup nyaman satu sama lain. Mulai dari bercanda bareng, makan bareng waktu istirahat, hingga pulang bareng tiap hari sehabis ospek.
Hari Terakhir Ospek
Tanpa diriku sadari bahwa aku telah mencapai hari terakhir pada ospek tersebut. Kami sekelompok diharuskan untuk memberikan sebuah surat pesan dan kesan untuk pembimbing mereka.
Aku yang cukup kebingungan, akhirnya mencoba celah dengan memberikan selain pesan dan kesan. Namun, menyatakan perasaanku kepada Lia. Diriku cukup deg-degan saat mengumpulkan surat tersebut.
Setelah itu kami semua melanjutkannya dengan acara penutupan ospek tersebut hingga selesai.
Sepulangnya dari ospek diriku tidak melihat Lia lagi, sehingga membuatku cukup sedih apakah diriku di tolak sehingga Lia rishi saat bersamaku lagi.
Saat aku memasuki gang untuk ke kosan, ternyata ada Lia disana sendirian yang tiba-tiba menghampiriku dan berkata.
“Aku sebenarnya sudah suka sama kamu dari dulu, namun aku tak berani mengungkapkannya takut kamu akan menjauhiku karena aku anak orang kaya.” Ucap Lia sambil memeluk ku.
Diriku yang cukup kaget, senang dan bahagia saat dipeluk oleh seorang wanita pertama kalinya oleh cinta pertama ku. Aku berkata.
“Diriku pernah mengira sebaliknya, dan ternyata kita memiliki perasaan yang sama. Yaitu cinta satu sama lain.” Ucap ku sambil tersenyum kecil, padahal sebenarnya aku cukup bahagia dalam hati.
***
Karena hal itulah diriku akhirnya dapat berpacaran dengan Lia, dan juga menjalani kuliah ku dengan sangat baik dan senang tiap harinya.
Semoga kami dapat terus mempertahankan hubungan kami hingga nanti. Dan dapat hidup berkeluarga dengannya selamanya hingga ajal menjemput.


simwan469640 memberi reputasi
1
2.1K
5


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan