- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Tontonan Wajib Bagi Guru dan Orangtua! Taare Zameen Par Banyak Menyimpan Pesan Moral


TS
ElviHusna
Tontonan Wajib Bagi Guru dan Orangtua! Taare Zameen Par Banyak Menyimpan Pesan Moral
Film keren, penuh pesan moral

Sumber
Taare Zameen Paradalah salah satu film India yang diproduksi dan disutradarai oleh aktor legendaris Bollywood, Amir Khan. Dirilis pada 21 Desember 2007, sedangkan DVDnya dirilis pada 25 Juli 2008.
Film apik ini diperankan oleh Amir Khan (Pak Nikumbh), Darsheel Safary (Ishan), Tisca Chora (Mama Ishaan) dan beberapa pemain lainnya.
Film ini menceritakan tentang seorang anak, Ishaan, yang mengalami disleksia. Ia tumbuh berbeda dari anak-anak seusianya. Pada usia sembilan tahun, ia belum bisa membaca menulis, juga tak bisa melakukan hal-hal kecil untuk dirinya seperti, mengancingi baju, mengikat tali sepatu dan lain-lain.

Sumber
Hola, sahabat Kaskuser! Kali ini ane akan menulis tentang pesan moral yang terdapat dalam film Taare Zameen Par. Simak yah! Film ini berhasil bikin ane mewek berkali-kali.
Bagi ane, menonton itu harus ada sesuatu yang bisa diambil pelajaran. Selain sebagai hiburan, menonton itu harus ada something yang membekas setelah film habis ditonton.
Ane tipe penonton yang sok dramatis, I mean, ane selalu nangis bawang kalau merasa filmnya bagus dan menyentuh. Seperti film ini, entah berapa kali nonton pun, ane tetap menangis. Gak percaya? Hayuk nonton!
Film ini sangat rekomendasi untuk para guru dan orang tua yang sejatinya selalu terlibat dalam dunia pendidikan. Amir Khan sepertinya mencoba menyampaikan keresahannya tentang anak-anak disleksia, dan para guru dan orangtua yang salah menilai mereka.
Setiap anak punya bakat tersendiri yang harus dikembangkan. Ishaan punya bakat melukis. Ane bahkan terkagum-kagum melihat lukisannya di film ini. Selain indah, lukisannya juga punya makna yang bikin hati terenyuh.

Sumber
Simak pesan yang disampaikan dalam film Taare Zameen Par.
1. Pemaksaan kehendak
Kebanyakan orang tua terlalu memaksa anak untuk menuruti keinginan mereka sendiri. Para orang tua memaksa untuk begini begitu, sementara sang anak punya dunia dan impian sendiri. Harusnya tanyakan pada anak, "kamu suka apa, mau jadi apa?"
Jangan memaksa, nanti anak itu akan patah dan tidak mengenali dunianya sendiri. Dalam film ini, pesan itu sangat apik disampaikan.
Dimana saat Ishaan akan dikatakan tidak naik kelas, ayahnya memindahkan ke sekolah asrama di tengah semester. Ishaan menolak, tapi ayahnya memaksa.
Hingga saat tinggal di sana, terlihat anak itu begitu patah semangat dan hilang kepercayaan terhadap dirinya sendiri. Ishaan menjadi sosok pendiam dan parahnya ia tak mau melukis lagi.
2. Kebebasan
Anak-anak ingin kebebasan, baik itu dalam belajar atau menentukan mimpi. Seperti yang ditunjukkan oleh tokoh Ishaan, dia ingin bebas mengekspresikan diri, tapi ayahnya mengekang.
Ishaan punya bakat melukis, tapi seolah tak pernah dipedulikan orangtuanya. Ayahnya hanya ingin ia nomor satu dalam segala hal seperti Yohan, Abangnya. Padahal setiap anak itu punya bakat, dan bakat itu yang membuat ia bersemangat.
3. Jangan memaki anak, tapi coba peduli
Dikarenakan Ishaan tidak bisa baca tulis, para guru dan ayahnya selalu memarahi dan menyalahkan. Mereka tidak menyadari bahwa untuk anak seperti Ishaan ada metode khusus untuk mengembangkan otaknya. Mereka hanya memaki, memarahi hingga membuat anak itu merasa 'selalu salah.' Idiot, bandel, bodoh dan entah makian apa lagi.
Metode pembelajaran yang baik itu ditunjukkan oleh Amir Khan yang bekerja sebagai guru kontrak di sekolah asrama yang ditinggali Ishaan. Ia mengajar dengan sabar, kadang memuji untuk hal sepele. Tahu nggak? Memuji anak itu sangat penting dilakukan agar ia merasa dicintai.
Amir Khan yang berperan sebagai Pak Nikumbh sangat mengerti tekanan psikologis yang diterima Ishaan karena perlakuan ayah dan guru lain. Ia mengajari Ishaan baca tulis dengan metode bermain, hingga akhirnya ia bisa membaca dan menulis. Nangis ane di bagian ini.
Amir Khan digambarkan sangat mengerti metode pembelajaran untuk anak. Ia seolah invin menunjukkan pada semua guru, bahwa beda anak neda cara mengajar, beda cara memahami situasi dan psikologis anak.
4. Pentingnya memberikan perhatian untuk anak
Saat Ishaan di sekolah asrama, ia seperti kehilangan seluruh semangat hidupnya. Menganggap sang ayah membencinya sehingga menghukum dengan mengirimnya ke sekolah itu. Bahkan saat keluarganya menjenguk, Ishaan tak mau berbicara. Ane nangis pas bagian Ishaan lari keliling lapangan, karena menganggap bertemu sang ayah berarti ia bertemu hukuman.
5. Kesabaran
Dalam film ini Pak Nikumbh mengajarkan para guru dan orang tua untuk bersabar menghadapi anak disleksia. Mereka bisa diarahkan, tapi dengan cara tertentu dan kesabaran ekstra.
Pak Nikumbh berhasil membangkitkan semangat Ishaan, dengan cerita para ilmuwan yang ternyata pernah mengalami disleksia. Leonardo Dan Vinci, Pablo Picasso, Thomas Alva Edison, bahkan seorang pemeran di film Dhoom, Abishek Bachan juga mengalaminya.
Karena semangat yang kembali terkumpul, Ishaan melukis lagi, bahkan saat lomba melukis satu sekolah, ia berhasil memenangkan lomba itu. Merinding ane di sini, gan.
Masih banyak pesan lagi sebenarnya, coba deh nonton, ane yakin kalian akan ikutan nangis. Keren banget deh pokoknya, pesannya bisa diaplikasikan dalam kehidupan.
Happy watching ya Gansist! Cocok banget nih, masih dalam suasana memperingati hati guru nasional.
Well, sekian thread ane kali ini. See you babay, I luh ya.

Ditulis oleh @ElviHusna
Opini pribadi

Sumber
Taare Zameen Paradalah salah satu film India yang diproduksi dan disutradarai oleh aktor legendaris Bollywood, Amir Khan. Dirilis pada 21 Desember 2007, sedangkan DVDnya dirilis pada 25 Juli 2008.
Film apik ini diperankan oleh Amir Khan (Pak Nikumbh), Darsheel Safary (Ishan), Tisca Chora (Mama Ishaan) dan beberapa pemain lainnya.
Film ini menceritakan tentang seorang anak, Ishaan, yang mengalami disleksia. Ia tumbuh berbeda dari anak-anak seusianya. Pada usia sembilan tahun, ia belum bisa membaca menulis, juga tak bisa melakukan hal-hal kecil untuk dirinya seperti, mengancingi baju, mengikat tali sepatu dan lain-lain.

Sumber
Hola, sahabat Kaskuser! Kali ini ane akan menulis tentang pesan moral yang terdapat dalam film Taare Zameen Par. Simak yah! Film ini berhasil bikin ane mewek berkali-kali.
Bagi ane, menonton itu harus ada sesuatu yang bisa diambil pelajaran. Selain sebagai hiburan, menonton itu harus ada something yang membekas setelah film habis ditonton.
Ane tipe penonton yang sok dramatis, I mean, ane selalu nangis bawang kalau merasa filmnya bagus dan menyentuh. Seperti film ini, entah berapa kali nonton pun, ane tetap menangis. Gak percaya? Hayuk nonton!
Film ini sangat rekomendasi untuk para guru dan orang tua yang sejatinya selalu terlibat dalam dunia pendidikan. Amir Khan sepertinya mencoba menyampaikan keresahannya tentang anak-anak disleksia, dan para guru dan orangtua yang salah menilai mereka.
Setiap anak punya bakat tersendiri yang harus dikembangkan. Ishaan punya bakat melukis. Ane bahkan terkagum-kagum melihat lukisannya di film ini. Selain indah, lukisannya juga punya makna yang bikin hati terenyuh.

Sumber
Simak pesan yang disampaikan dalam film Taare Zameen Par.
1. Pemaksaan kehendak
Kebanyakan orang tua terlalu memaksa anak untuk menuruti keinginan mereka sendiri. Para orang tua memaksa untuk begini begitu, sementara sang anak punya dunia dan impian sendiri. Harusnya tanyakan pada anak, "kamu suka apa, mau jadi apa?"
Jangan memaksa, nanti anak itu akan patah dan tidak mengenali dunianya sendiri. Dalam film ini, pesan itu sangat apik disampaikan.
Dimana saat Ishaan akan dikatakan tidak naik kelas, ayahnya memindahkan ke sekolah asrama di tengah semester. Ishaan menolak, tapi ayahnya memaksa.
Hingga saat tinggal di sana, terlihat anak itu begitu patah semangat dan hilang kepercayaan terhadap dirinya sendiri. Ishaan menjadi sosok pendiam dan parahnya ia tak mau melukis lagi.
2. Kebebasan
Anak-anak ingin kebebasan, baik itu dalam belajar atau menentukan mimpi. Seperti yang ditunjukkan oleh tokoh Ishaan, dia ingin bebas mengekspresikan diri, tapi ayahnya mengekang.
Ishaan punya bakat melukis, tapi seolah tak pernah dipedulikan orangtuanya. Ayahnya hanya ingin ia nomor satu dalam segala hal seperti Yohan, Abangnya. Padahal setiap anak itu punya bakat, dan bakat itu yang membuat ia bersemangat.
3. Jangan memaki anak, tapi coba peduli
Dikarenakan Ishaan tidak bisa baca tulis, para guru dan ayahnya selalu memarahi dan menyalahkan. Mereka tidak menyadari bahwa untuk anak seperti Ishaan ada metode khusus untuk mengembangkan otaknya. Mereka hanya memaki, memarahi hingga membuat anak itu merasa 'selalu salah.' Idiot, bandel, bodoh dan entah makian apa lagi.
Metode pembelajaran yang baik itu ditunjukkan oleh Amir Khan yang bekerja sebagai guru kontrak di sekolah asrama yang ditinggali Ishaan. Ia mengajar dengan sabar, kadang memuji untuk hal sepele. Tahu nggak? Memuji anak itu sangat penting dilakukan agar ia merasa dicintai.
Amir Khan yang berperan sebagai Pak Nikumbh sangat mengerti tekanan psikologis yang diterima Ishaan karena perlakuan ayah dan guru lain. Ia mengajari Ishaan baca tulis dengan metode bermain, hingga akhirnya ia bisa membaca dan menulis. Nangis ane di bagian ini.
Amir Khan digambarkan sangat mengerti metode pembelajaran untuk anak. Ia seolah invin menunjukkan pada semua guru, bahwa beda anak neda cara mengajar, beda cara memahami situasi dan psikologis anak.
4. Pentingnya memberikan perhatian untuk anak
Saat Ishaan di sekolah asrama, ia seperti kehilangan seluruh semangat hidupnya. Menganggap sang ayah membencinya sehingga menghukum dengan mengirimnya ke sekolah itu. Bahkan saat keluarganya menjenguk, Ishaan tak mau berbicara. Ane nangis pas bagian Ishaan lari keliling lapangan, karena menganggap bertemu sang ayah berarti ia bertemu hukuman.
5. Kesabaran
Dalam film ini Pak Nikumbh mengajarkan para guru dan orang tua untuk bersabar menghadapi anak disleksia. Mereka bisa diarahkan, tapi dengan cara tertentu dan kesabaran ekstra.
Pak Nikumbh berhasil membangkitkan semangat Ishaan, dengan cerita para ilmuwan yang ternyata pernah mengalami disleksia. Leonardo Dan Vinci, Pablo Picasso, Thomas Alva Edison, bahkan seorang pemeran di film Dhoom, Abishek Bachan juga mengalaminya.
Karena semangat yang kembali terkumpul, Ishaan melukis lagi, bahkan saat lomba melukis satu sekolah, ia berhasil memenangkan lomba itu. Merinding ane di sini, gan.
Masih banyak pesan lagi sebenarnya, coba deh nonton, ane yakin kalian akan ikutan nangis. Keren banget deh pokoknya, pesannya bisa diaplikasikan dalam kehidupan.
Happy watching ya Gansist! Cocok banget nih, masih dalam suasana memperingati hati guru nasional.
Well, sekian thread ane kali ini. See you babay, I luh ya.


Ditulis oleh @ElviHusna
Opini pribadi
Diubah oleh ElviHusna 27-11-2020 07:01






tien212700 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
2.5K
36


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan