pog94Avatar border
TS
pog94
Jadi Pedagang Buku Gara-gara Corona


Sejak Indonesia dipukul telak oleh pandemi corona, ekonomi jadi salah satu sektor yang terkena imbasnya. Sebagai freelancer (serabutan: red) hal perubahan sangat bisa saya rasakan.

Buat saya pribadi, yang paling terasa adalah pengeluaran buat kuota internet meningkat tapi penghasilan menurun.

Di awal tahun 2020 ini, saya biasanya membeli voucher wifi.id yang 50,000 sebulan di Tokopedia. Dengan begitu saya enggak perlu beli kuota tammbahan bergiga-giga. Sekadae cukup buat main media sosial lah. Sisa aktivitas saya yang menggunakan internet dilakukan di wifi corner.

Kalau enggak percaya silakan liat di profil saya. Sekitar bulan Januari-Maret, saya masih aktif bikin thread. Setelah itu mulai berkurang terus sampai enggak ada thread baru lagi yang saya tulis.

Kenapa bisa begitu, alasan pertama adalah wifi corner tutup karena di bulan Maret semua harus di rumah aja dan jaga jarak. Wifi corner tutup artinya saya enggak bisa nongkrong di sana sambil wifi-an. Karena enggak bisa ke wifi corner akhirnya harus beli kuota yang harganya lebih mahal daripada voucher wifi.id.

Pengeluaran membengkak, tapi pemasukan dari Kaskus enggak bertambah. Yasudah terpaksa saya cari tempat lain yang seenggaknya mau membayar lebih daripada Kaskus buat satu artikel. Oya, saya seringnya nulis-nulis artikel terus dikirim ke berbagai platform.

Dari hasil menulis di platform lain kemudian saya gunakan sebagai modal awal menjadi reseller penerbit-penerbit buku. Singkat kata, pandemi corona mengubah saya dari seorang freelancer sekaligus pedagang buku daring.



Hasilnya ya lumayan bisa buat beli kuota, rokok, sama jajan dalam sebulan. Kalau agan-sista Kaskuser di sini ada yang lagi nyari buku terbitan Buku Mojok, Mizan Group, Shira Media, Baca, atau Republika silakan hubungi saya via DM instagram di sini.

Nah sebagai penjual buku, sedikit-banyak saya mengikuti perkembangan perekonomian Indonesia. Menurut saya, pemerintah masih belum maksimal dan cukup terlambat mengeluarkan bantuan langsung buat menjalankan roda ekonomi lagi.

Contoh nyatanya ya Prakerja. Sistem penerimaan Prakerja yang memperbolehkan pekerja buat ikut saya rasa enggak tepat ya. Padahal jika dibandingkan pengangguran atau serabutan seperti saya, pekerja itu berada di atas saya.

Kami memang sama-sama butuh uang, tapi tanpa prakerja sekali pun para pekerja tetap dapat pemasukan dari gaji. Lah saya darimana? Singkatnya penyerapan dana prakerja enggak sepenuhnya tepat sasaran. Sedangkan pihak pemberi pelatihan kernakan dapat duit gede banget.

Hal ini semakin diperparah dengan adanya bantuan bagi pekerja yang memiliki gaji dibawah 5 juta. Artinya pekerja dibantu dua kali oleh pemerintah, pengangguran cuma sekali.

Kalau begini terus ya mungkin ekonomi sulit berjalan. Para pekerja kan udah punya gaji, bisa saja duit yang dikasih pemerintah ditabungkan. Padahal tujuan Pak Jokowi kan "untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi dari sisi belanja rumah tangga," seperti yang diberitakan Kompas.com tanggal 7 Agustus kemarin.

Jadi gimana ya, saya pikir ini juga sama-sama kurang tepat sasaran.

Udah dulu, ah. Sampai jumpa di thread yang lainnya. Jangan lupa kunjungi instagram toko buku saya ya. Saya tunggu pemesanan bukunya~

Spoiler for sumber:
AtkaHasenaAvatar border
AtkaHasena memberi reputasi
1
288
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan