sumber





Halo gansis, bagaimana keadaan kalian ? Pastinya tetap sehat dan semangatkan. Jangan lupa tetap mematuhi protokol kesehatan ya. Oiya.. kali ini ane mau membahas tentang kereta api yang berjasa bagi Karawang tempo dulu. Kereta ini biasa disebut Sepur Leutik. Unik juga ya namanya, yuk.. langsung saja.

Kereta ini diresmikan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1919. Memiliki rute Karawang-Rengasdengklok sejauh 21 Kilometer. Rute ini ditempuh dalam waktu 1 jam. Kecepatan maksimal dari si Leutik hanya 25 Kilometer per jam. Oiya.. disebut Leutik (kecil) karena kereta ini memiliki lebar gerbong hanya 2 Meter. Lalu melaju diatas rel selebar 600 Milimeter. Ukuran rel ini hanya seperempat dari kereta listrik Jabotabek. Kereta ini menggunakan lokomotif uap berseri TC10 dan TD10. Gerbong yang ditarik hanya satu, dengan kursi kayu jati yang dipasang berpunggungan.



Pemerintah Hindia Belanda membangun rel dengan rute Karawang-Rengasdengklok dengan alasan mendekatkan sumber daya yang ada di Rengasdengklok dengan Karawang. Pada saat itu Rengasdengklok sudah menjadi kawasan lumbung padi. Sedangkan Karawang dilewati jalur kereta api dari Surabaya-Jakarta. Selain itu, Belanda membangun rute ini untuk menyambung rel-rel kecil yang telah mereka bangun sebelumnya.

Pada tahun 1947 ketika Belanda sedang melancarkan agresi militer yang pertama, Brigade 2 Divisi Siliwangi sempat memanfaatkan kereta ini untuk membawa logistik perang. Lukas Kustario, Komandan Kompi Karawang-Bekasi Divisi Siliwangi pernah melancarkan serangan kepada Belanda dengan menabrakkan kereta berkecepatan tinggi kearah kereta pasukan Belanda. Lukas melompat, sebelum kereta saling bertabrakan. Lalu pasukannya menyerbu Belanda yang kocar-kacir. Rencananya berhasil, mereka merebut senjata milik Belanda. Dari kejadian ini Lukas mendapat julukan sebagai "Begundal Karawang".

Beralih ke masa setelah kemerdekaan. Sepur Leutik menjadi transportasi andalan masyarakat Karawang. Hal ini terjadi karena Sepur Leutik memiliki banyak halte perhentian sepanjang rutenya. Terhitung hingga tujuh halte. Lalu berakhir di Stasiun bernama Karawang Tram.

Sayang beribu sayang, dimasa orde baru kereta imut ini kalah saing dengan pembangunan yang mengutamakan jalan raya. Sehingga masyarakat mulai beralih pada mobil dan bis. Pada tahun 1980 an pemerintah menutup rel kereta ini dengan perluasan jalan. Rel sepanjang rute ini dibongkar lalu digunakan di TMII sebagai kereta wisata. Pasa saat ini yang tersisa hanyalah patok-patok milik PT. KAI sebagai penanda bahwa dulunya itu adalah rute rel kereta api serta beberapa jembatan yang sekarang menjadi jalan raya.



Sepur Leutik hanyalah salah satu peninggalan sejarah yang kini terlupakan. Masih banyak peninggalan sejarah di daerah lain yang juga bernasib sama. Bahkan beberapa ada yang menjadi hak milik swasta lalu dialih fungsikan.

Semoga kita bisa menjaga peninggalan sejarah yang masih ada, agar menjadi bukti untuk anak cucu kita kelak. Mereka harus tahu perjuangan para pendahulunya untuk mempertahankan negeri ini.

Dari ane cukup sekian. Jika ada salahnya tolong ingatkan ane dikomentar ya gansis. Terimakasih, sampai jumpa di thread ane berikutnya.



Jangan lupa
tinggalkan komentar
rate
share
pastinya cendol gan




Tulisannya : mr.zen204...
Referensi : 1, 2

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh