Sebuah smartphone tidak akan berjalan dengan sempurna jika tidak ada SIM card yang dijalankan oleh operator atau provider telekomunikasi. Provider telekomunikasi di Indonesia sendiri mulai muncul ketika teknologi handphone atau ponsel mulai berkembang saat memasuki era 90an di mana banyak produsen ponsel yang juga bermunculan. Saat itu harga sebuah SIM card atau kartu perdana tidaklah semurah sekarang karena bisa mencapai hingga 200 ribuan untuk sebuah nomor paket perdana. Sekarang kartu perdana bahkan dijual mulai seribuan.
Nah gan. Berbicara tentang provider di Indonesia, saat ini terdapat lima perusahaan provider telekomunikasi di Indonesia dan punya sejarahnya masing-masing. Kali ini ane akan membahas secara singkat kelima provider ini dan menurut agan mana yang terbaik.
1. Indosat
Quote:

Awalnya Indosat didirkan pada 1967 sebagai layanan komunikasi internasional melalui satelit internasional. Seiringnya waktu Indosat berkembang menjadi perusahaan telekomunikasi internasional pertama yang dibeli dan dimiliki 100% oleh Pemerintah Indonesia. Pada 1993 Satelindo didirikan sebagai operatos GSM pertama di Indonesia yang merupakan gabungan Telkom dan Indosat. Satelindo mempunyai produknya saat itu Mentari. Pada 2003 Indosat lalu mengakuisisi Satelindo secara penuh dan membubarkan Satelindo. Indosat membentuk lini produknya yaitu Mentari, IM3 yang target pasarnya anak muda dan Matrix untuk pascabayar. Indosat juga sempat memiliki produk CDMA StarOne namun kini sudah tidak ada.
Nomor prefiks Indosat adalah 0815, 0816, 0855, 0856, 0857, dan 0858. Jaman dulu kalau tidak salah perdana Mentari harganya Rp 150.000 dan pulsanya cuma Rp. 50.000. Mayoritas saham Indosat saat ini dikuasai oleh perusahaan telekomunikasi asal Qatar dan namanya menjadi Indosat Ooredoo. Saat ini diketahui Indosat memegang pangsa pasar nomor dua setelah Telkomsel.
2. Telkomsel
Quote:

PT. Telkom sebagai perusahaan BUMN merambah sebagai penyedia layanan GSM dan mendirikan Telkomsel pada 1995, setahun sebelumnya Satelindo juga didirikan sebagai perusahaan patungan. Telkomsel terlebih dahulu meluncurkan Kartu Halo sebagai layanan pascabayar pada 1995. Artinya, tarif pascabayar pada saat itu jelas terbilang mahal begitu juga dengan ponselnya. Pada 1997 produk Prabayar Telkomsel pertama diluncurkan dengan nama awal simPATI Nusantara. Saat itu harga perdananya lebih mahal dari Mentari. Nomor prefiks Telkomsel antara lain 0812, 0813, 0851, 0852, dan 0853.
Seiring berjalannya waktu Telkomsel meluncurkan Kartu AS yang menyasar segmen kelas menengah ke bawah dengan tarif yang relatif murah. Telkomsel juga sempat merilis produk simPATI dengan nama-nama berbeda seperti simPATI Hoki, simPATI Jitu, simPATI PeDe, simPATI Freedom, dll. Kemudian beberapa tahun yang lalu Telkomsel juga meluncurkan LOOP yang menyasar anak muda.
Tak cukup sampai di situ pada 2019 Telkomsel juga mendirikan By.U sebagai kartu prabayar serba digital pertama di Indonesia. Saat ini Telkomsel masih menjadi yang paling banyak pelanggannya dan saham mayoritasnya dikuasai oleh PT. Telkom.
3. XL Axiata
Quote:

Awalnya XL dimiliki oleh Rajawali Corporation dan didirikan pada 1996. XL merupakan perusahaan layanan telekomunikasi swasta pertama di Indonesia dan awalnya punya satu produk yaitu Pro XL. Di era 90an dan awal 2000an, praktis XL hanya bersaing dengan Telkomsel dan Indosat. Itu eranya tiga operator saja. Seiring berjalannya waktu, XL mulai berani meluncurkan lini produk dan bahkan bisa dibilang menjadi pionir untuk tarif murah. Produk XL pada saat itu antara lain adalah Bebas yang dikhususkan untuk telepon murah. Kartu Jempol yang dikhususkan untuk SMS murah (Rp. 99/SMS) dan isi ulang pulsa Rp. 5000 yang pada saat itu merupakan gebrakan yang berani. Kemudian ada Xplor untuk Pascabayar.
Meski demikian pada akhirnya produk XL disatukan menjadi XL saja (prabayar dan pascabayar). Pada 2009 Axiata Group menguasai saham XL hingga sekarang. Pada 2013 XL mencaplok Axis Indonesia. Nomor prefiks XL antara lain 0817, 0818, 0819, 0877, dan 0878.
4. Tri (3)
Quote:

3 (Three) didirikan pada 2002 oleh CK Hutchison Holdings yang berkantor pusat di Hongkong yang kemudian melebarkan sayapnya hingga kesembilan negara termasuk Indonesia. Di Indonesia sendiri Tri sebenarnya sudah masuk sejak 2004 namun baru bisa dibuka secara komersil pada 2007. Tri di Indonesia dikelola oleh PT. Hutchison 3 Indonesia yang sahamnya dikuasai Hutchison Whampoa dan sisanya oleh Northstar Pacific. Tri dikenal sebagai provider dengan harga yang sangat murah.
Di awal kemunculannya saja, Tri sudah berani menawarkan SMS gratis ke semua operator yang membuat jumlah pelanggan provider ini tumbuh secara pesat. Nomor prefiks Tri adalah 0895, 0896, 0897, 0898, dan 0899.
5. Smartfren
Quote:

Merupakan gabungan dari dua perusahaan penyedia layanan CDMA yaitu Mobile-8 yang punya Fren berdiri pada 2003 dan Smart Telecom yang berdiri pada 2006. Fren sempat merilis produk bundle dengan ponsel-ponsel tertentu namun karena tarifnya dirasa mahal maka pelanggannya pun kurang. Sebaliknya, Smart saat itu memasang tarif yang cukup murah. Fren yang kesulitan finansial diakuisisi oleh grup Sinarmas dan menggabungkannya menjadi Smartfren pada 2010. Di era inilah Smartfren mulai dikenal sebagai penyedia internet dan kemudian mulai sukses ketika meluncurkan berbagai seri ponsel Andromax.
Memasuki era 4G, Smartfren mulai mengalami lonjakan pelanggan. Sayangnya akhir-akhir ini Smartfren sering mendapatkan komplain karena sinyal yang buruk. Nomor prefiks Smarftren antara lain adalah 0888, 0881, 0882, dan 0889.
Selain Axis yang diakuisi XL. Yang lainnya seperti Esia, Bolt, Telkom Flexi, dll. udah pada menghilang gan.
Quote: