Halo gansis, selamat datang di thread ane. Bagaimana kabar kalian gansis ? Tetap jaga kesehatan ya gan. Apalagi sekarang sudah masuk fase new normal, harus tetap patuhi protokol kesehatan nih. Oiya, Kali ini ane mau bahas tentang jatuh bangun perjuangan tim sepakbola kebanggaan ane yaitu Persik Kediri. Ane nge-fans sama Persik, secara domisili ane juga di Kediri. Ngomong-ngomong ane hanya sebatas nonton di layar kaca, seumur hidup belum pernah nonton langsung di stadion. Maklum, anak rumahan. Yang penting hati ini hanya untuk Macan Putih. Eh malah ngelantur, oke langsung aja gansis.

*Kejayaan Persik Kediri*



Era kejayaan Persik terjadi di tahun 2003 hingga 2008. Pada tahun 2002 Persik tampil menjadi juara di Divisi Satu, sehingga mendapat promosi ke Divisi Utama (kasta tertinggi liga saat itu) dimusim depan. Sebagai tim promosi Persik belum memiliki pemain bintang sekelas Bambang Pamungkas dari Persija dan Cristian Gonzales dari PSM. Namun, tak disangka Macan Putih berhasil menjuarai Liga dimusim pertamanya.

Tahun 2004 Tim ini maju mengikuti Liga Champions Asia. Sayangnya tidak lolos fase grup dan sempat dibantai 15-0 oleh tim Korea Selatan bernama Seongnam Ilwa Chunma. Dilaga ini keanehan terjadi, Agus Susanto yang seorang gelandang dimainkan sebagai kiper. Ane kurang paham apa yang terjadi, yang jelas saat itu Seongnam Ilwa harus mendapatkan 12 gol agar bisa memimpin grup. Padahal di laga sebelumnya Persik kalah 1-2 dari Seongnam dan 0-4 dari Yokohama. Ditahun ini Persik hanya mampu menempati posisi ke-9 di liga Indonesia.



Pada musim berikutnya, Persik berhasil menjaga posisi mereka di Liga Indonesia. Lalu tahun 2006 Persik kediri berhasil menjuarai Liga untuk kedua kalinya. Hasil memuaskan ditorehkan Persik sejak bergabungnya Gonzales, Fagundez, dan Danilo. Ketiganya menjadi andalan bagi Persikmania (nama fans Persik).

Musim 2008, dimusim ini banyak pemain bintang bergabung bersama Persik. Salah satunya yaitu Markus Horison. Dengan tim bertabur bintang, Persik digadang-gadang menjadi juara untuk ketiga kalinya. Namun, nasib berkata lain. Macan Putih mendarat di peringkat empat klasemen. ISL 2008 dijuarai oleh Persipura Jayapura.

*Mundur Alon-Alon*

Salah satu penyebab kemunduran Persik yaitu suntikan dana dari APBD yang sudah tidak boleh digunakan untuk membiayai tim sepakbola. Sehingga Persik mulai ditinggalkan pemain bintangnya. Tahun 2009 merupakan tahun terlemparnya Persik dari ISL, setelah menempati posisi ke-16 diakhir musim.

Pada tahun-tahun berikutnya Persik menjalani laga di kasta kedua liga Indonesia. Hingga pada tahun 2013 Persik menempati posisi ke 3 liga Divisi Utama. Angin segar mulai berhembus menerpa Persikmania. Melihat timnya promosi ke Liga Super Indonesia.

Ternyata cobaan finansial datang tak kunjung hengkang. Gudang Garam sebagai sponsor utama Persik Kediri mulai mengurangi suntikan dananya. Apalagi ada larangan untuk sponsor rokok di sepakbola profesional.

Di musim 2015 Persik harus menelan pil pahit untuk kedua kalinya. Persikmania harus rela timnya mengalami diskualifikasi dari ISL. Hal ini terjadi karena kondisi finansial Persik yang naik turun.

Musim 2016 Macan Putih harus rela bermain lagi di Divisi Utama. Lalu musim 2017 bukannya promosi ke liga 1, Persik malah terjun bebas ke Liga 3. Hal ini terjadi ketika Persik gagal mengamankan posisinya di babak 16 besar Liga 2.

*Mundur Bukan Pilihan*



Bermain di Liga 3 sebagai tim yang pernah mewakili Indonesia di Liga Champions Asia, Persik melakoni laga demi laga dengan penuh semangat juang. Persik tidak pernah mengalami kekalahan dilaga kandang. Hingga akhirnya menjadi juara dan promosi ke Liga 2. Beberapa penghargaan seperti Tim fair play, best player (Galih Akbar), dan top scorer (Septian Satria : 28 gol) berhasil didapatkan. Sangat disayangkan, diakhir musim tim ini dibubarkan pihak manajemen. Walaupun begitu, puasa gelar selama 12 tahun akhirnya berakhir.



Untuk menyambut Liga 2 2019, manajemen Persik menyusun tim baru dengan tetap mempertahankan 50% pemain lama. Mayoritas pemainnya masih muda, Persik hanya diperkuat oleh 3 pemain senior seperti Faris Aditama, Juan Revi, dan Wimba Sutan. Meskipun begitu, solidaritas dalam tim cukup baik. Budiardjo Thalib, selaku pelatih menargetkan Persik harus tetap bertahan di Liga 2. Namun, keberuntungan berada di pihak Macan Putih. Persik berhasil menjuarai Liga 2 dengan 12 kali menang, 8 kali imbang, hanya 5 kali kalah dari 25 laga. Prestasi ini membawa Persik promosi ke Liga 1.

Dengan juara liga dua kali berturut-turut, Persik menunjukkan kualitasnya dan berhak tampil di Liga 1 musim ini (2020). Kali ini skuad Persik diperkuat beberapa pemain asing. Sejauh ini Persik belum mendapat kemenangan. Dengan 2 kali seri dan sekali kalah. Persaingan di Liga 1 menurut ane cukup sulit. Ane sangat bersyukur jika Persik mampu bertahan hingga akhir musim dan tidak terdegradasi (lagi).

Kenyataan pada saat ini memiliki dampak positif dan negatif bagi Persik. Jika liga bergulir bulan Oktober maka, tim bisa melakukan persiapan panjang dan pastinya lebih matang. Lalu liga 1 juga bisa menjadi ajang mengasah kemampuan pemain muda yang akan tampil di Piala Dunia U-20 tahun 2021 mendatang. Sisi negatifnya, Persik akan tampil tanpa dukungan dari Persikmania. Mental dan semangat pemain menjadi kurang mantap jika tanpa dukungan langsung di stadion. Hal itu juga berefek pada keuangan tim yang menurun karena tidak ada penjualan tiket.

Apapun yang terjadi ane sebagai fans tetap mendukung kebijakan manajemen Persik dan pastinya kebijakan dari PSSI. Semoga liga 1 bisa bergulir kembali tanpa ada halangan yang berarti. Dan untuk seluruh fans sepakbola tanah air, harap sabar dan tabah menghadapi situasi saat ini. Mungkin nonton sendiri kurang asik, apalagi cuma streaming di hp. Nonton bareng adalah solusinya, eits.. jangan lupa tetap patuhi protokol kesehatan ya gansis.

Sekian dari ane, apabila ada salahnya tolong bantu ingakan di komentar ya gan. Terimakasih sudah mampir.

Kaskuser bijak selalu tinggalkan jejak
Lalu share
Rate
Dan yang pasti cendolnya gan !!