Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

lapar.bangAvatar border
TS
lapar.bang
[COC Bisnis] Menjaga Asa, Bagaimana Kedai Kopi Tetap Berjalan Ditengah Pandemi



emoticon-I Love Indonesia WELCOME TO MY THREAD emoticon-I Love Indonesia



Halo para warga kaskuser sekalian, sebagaimana warga kaskuser yang berbudiman jangan lupa untuk

emoticon-Rate 5 Star RATE
emoticon-nulisah KOMEN
emoticon-pencet SHARE
emoticon-Toast CENDOL


SELAMAT MEMBACA
emoticon-Monggo





Kali ini saya mau sedikit bercerita saja, tentang bagaimana saya bertahan hidup dengan usaha saya di tengah situasi pandemi virus corona.

Tapi sebelumnya saya ingin berbicara sedikit tentang latar belakang usaha saya ini. Usaha kedai kopi ini sudah empat tahun berdiri, jatuh bangun sudah berkali-kali saya rasakan. Bahkan persaingan dunia perkopian sempat mengalami masa-masa panas, dimana saat itu kedai saya menjadi sasaran para kedai kopi lain karena harga jual ditempat saya lebih murah dibanding tempat mereka.

Segala sesuatu mereka halalkan, dari mulai membuat nama kedai kopi saya jelek, sampai dengan memberikan doa-doa yang kata orang-orang sih ilmu ghoib agar kedai saya terlihat tutup padahal saat itu posisinya sedang buka.



Ruang Koffie nama kedai yang terletak di Jln. By Pas Pandaan, jalan utama Surabaya - Malang depan Rumah Sakit Medika.

Ditengah pandemi virus seperti ini saya harus memutar otak, bagaimana saya harus bisa tetap bertahan di tengah kepungan virus corona. Sementara daerah saya sendiri masuk zona merah karena beberapa warganya positif terjangkit virus tersebut.

Hal ini yang membuat beberapa kali pihak keamanan baik polisi maupun pol pp bertamu ke kedai saya dan menyuruh untuk menutup sementara kedai kopi ini.

Mengingat kedai kopi ini adalah satu-satunya mata pencaharian saya, saya mencoba menuruti kebijakan tersebut.



Belum genap dua minggu saya menutup kedai ini, dampak dari virus corona sangat-sangat terasa.

Keuangan saya semakin menipis, jika diteruskan seperti ini saya pun bingung kedepannya saya menggantungkan hidup dengan cara seperti apa.

Akhirnya saya mencoba untuk berbudidaya bunga telang, bunga-bunga tersebut saya jual secara online atau juga promo kepada kedai atau angkringan yang ada disekitar daerah saya.

Penghasilan selama menjual bunga telang tak bisa dijadikan penghasilan utama, apalagi kedai dan angkringan di sini bernasib sama seperti kedai saya. Tutup sementara.

Tanpa kehabisan akal saya pun mengubah jam oprasional kedai kopi saya, yang semula buka jam 10 pagi dan tutup jam 11 malam. Berganti buka jam 4 sore dan tutup jam 1 malam. Hal ini menjadi angin segar bagi teman-teman saya yang sudah 2 minggu berdiam diri dirumah untuk sekedar "kongkow" sembari ngopi di tengah pandemi.

Tak lupa protokol kesehatan tetap saya terapkan dengan menyediakan tempat muntuk mencuci tangan serta hand sanitizer, dan juga setiap pengunjung harus wajib mengenakan masker.

Hal ini tak berjalan lama, 3 hari setelah itu kembali para aparatur negara mendatangi tempat ini. Terpaksa kali ini harus tutup kembali.



Setelah kejadian tersebut saya mencoba kembali membuka kedai. Tapi kali ini dengan sistem yang berbeda. Pintu masuk menuju kedai ada sebuah portal, dan portal inilah yang menjadi kunci saya dalam bertahan dengan bisnis ini.

Portal saya buka sedikit, sedangkan jika para pengunjung ingin memarkirkan kendaraannya harus berada di sisi kanan kedai yang terhalang sebuah warung. Sementara lampu kedai semua di matikan hanya menyisakan 1 lampu utama di dalam kedai. Itupun gorden kedai saya tutup.

Bisa di katakan saya bermain kucing-kucingan, dengan hal semacam ini kedai saya seperti sedang tutup jika dilihat dari luar. Akan tetapi jika masuk kedalam akan ada banyak kendaraan dan juga pengunjung, mereka pun tak keberatan dengan suasana remang-remang kedai saya. Malah mereka bersyukur ada kedai yang buka.



Tak bisa dipungkiri, hal ini juga berlangsung cukup lama hingga pemerintah kembali memberlakukan new normal.

Disisi lain cara saya ini juga di tiru sebagian kedai dan angkringan yang ada di sekitar sini, sementara saya masih terus membuka kedai dengan diselingi berjualan bunga telang.

Tak disangka beberapa teman banyak yang mencari bunga telang, entah untuk pewarna makanan, atau juga minuman herbal.

Di sela saya berjualan kopi, setiap hari saya juga memanen bunga telang yang memang sengaja saya tanam untuk dijual, terkadang saya juga mengkonsumsinya sendiri. Dan sekarang, setelah new normal kembali dibuka, kedai tetap berjalan dan juga ada sedikit usaha baru. Iya, berjualan bunga telang.

Tak disangka selama kurang lebih 3 bulan saya berjualan dengan bermain kucing-kucingan, bahkan para pengunjung kedai saya juga memaklumi dan mengerti karena memang kondisi dan situasinya seperti ini.

Agaknya mungkin hal semacam ini salah, tapi ini adalah cara satu-satunya bagi saya agar uang dari hasil berjualan kopi bisa terus berputar untuk memenuhi kebutuhan saya dan juga kebutuhan kedai saya.


Demikian thread imi dibuat, apabila ada salah kata mohon di maafkan.







Sumber gambar: pribadi
Sumber artikel: pribadi


evywahyuniAvatar border
gembelngeheAvatar border
Richy211Avatar border
Richy211 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
830
23
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan