Selamat pagi GanSist!
Pagi-pagi gini udah pada sarapan pagi kah?

Katsu udah sih barusan, lagi pengen makan mie kari jadi sarapan itu deh hehehe.
Ngomong-ngomong soal makanan, ternyata di Kepulauan Riau ada kuliner unik yang jadi primadona di sana. Bahkan dijadikan sebagai simbol pariwisata kota Tanjungpinang. Ada yang tau ga nama kulinernya?

Provinsi yang dahulu dikenal sebagai Negeri Segantang Lada ini memang mempunyai banyak destinasi yang bisa dijadikan wisata kuliner. Kepulauan Riau juga sangat menonjol dengan kuliner lautnya, salah satu yang terkenal adalah Gonggong.

Yaps, kuliner unik yang jadi primadona itu namanya Gonggong. Selain sebagai kuliner, Gonggongini juga dijadikan sebagai ikon khas dari ibukota Kepulauan Riau, yakni Tanjungpinang. Dan telah menjadi simbol kebanggaan di sana. Hampir semua restauran seafood di wilayah Tanjungpinang tak pernah ada yang melewatkan Gonggong sebagai menu andalannya.

Gonggong adalah jenis siput laut yang banyak terdapat di Kepri, terutama Pulau Bintan. Yang membedakan Gonggong dengan siput sawah adalah bentuk cangkangnya yang lebih panjang dan spiral. Limbah Gonggong yang berupa cangkang juga dapat dipergunakan sebagai hiasan rumah maupun gantungan kunci karena dinilai cukup cantik.


Cara pengolahan Gonggonguntuk jadi makanan yang siap disantap pun tergolong cukup mudah. GanSist bisa merebusnya dengan garam, serai dan irisan jahe agar bau amisnya hilang. Gonggong yang telah masak memiliki tekstur yang cukup lembut dan kenyal. Kuliner ini dapat disajikan dengan berbagai jenis sambal sebagai cocolan, atau dapat juga diolah sesuai selera, seperti dengan saus pedas/asam manis.

Hmm ... sama ga ya rasanya kayak siput biasa atau ga tutut, katsu belum pernah coba sih.

Ada juga loh beberapa orang yang mencari sensasi unik dari cara memakan Gonggong. Cara ini sering disebut dengan seni memakan gonggong adalan, yakni dengan cara mencabut sendiri daging Gonggonghingga terlepas dari cangkangnya. Cara mencabut dagingnya pun tidak bisa main asal cabut/korek sembarangan karena harus mengikuti arah alur cangkang agar daging Gonggong dapat keluar dengan mulus dari cangkangnya. Jika daging sampai terkoyak apalagi putus, maka daging sisanya akan kembali terbenam dalam cangkang dan sulit untuk dikorek lagi.

Ada beberapa jenis Gonggong, tapi yang biasa diolah menjadi kuliner adalah jenis gonggong betina baik yang berwarna merah maupun putih. Tidak banyak yang menyukai gonggong jantan karena mengandung banyak pasir dan isinya cenderung lebih kecil dari gonggong betina.

Tak hanya menjadi kuliner andalan. Gonggongpun oleh pemerintah kota Tanjungpinang dijadikan sebagai ikon pariwisata mereka.


Gedung Gonggong ini diresmikan pada Oktober 2016 dan diperuntukan sebagai pusat informasi kebudayaan untuk para wisatawan yang berkunjung ke kota Tanjungpinang. Desain eksterior dan interior yang unik membuat gedung ini sempat jadi pusat perhatian khalayak ramai.

Keren kan, tidak sekadar jadi kuliner doank, bahkan dijadikan sebagai simbol kota Tanjungpinang.

~SEKIAN~