Hahai, aku datang lagi! Hehe, rasanya lama banget gak setor tulisan di mari, yak? Sampai lupa gimana caranya nyentuh keyboard. Halah, lebay! Wkwk

Udah lihat judul, yekan? Ada kata aneh di situ. Accismus, apa sih itu?

Kamu pasti pernah, suka sama seseorang. Lebih tepatnya, suka sama lawan jenis.

Nah, diam-diam kamu kagum, sering perhatikan dia dari kejauhan, stalk semua kegiatan dia dan cari tahu apa saja yang berkaitan dengan kehidupannya.

Dan, ternyata kamu punya masalah sendiri yang lumayan ribet. Kamu suka, tapi ... kamu gak berani ungkapin ke dia.

Semua orang gak mungkin peka, yekan? Apalagi kalau kamu gak kasih kode sedikit pun. Justru malah sebaliknya, kamu malah menunjukkan gelagat tidak suka.

Kalau aku, sih, sering banget mengalami Accismus ini.

Pernah waktu SMP, dari kelas 7 sampai kelas 9, aku gak teguran sama salah satu cowok. Mana kita sekelas lagi. Awalnya, cuma diciye-ciyen waktu MOS. Aku berujung illfeel dan pura-pura benci sama dia, gak mau dekat-dekat dia. Padahal, sebenarnya aku suka.

Kemudian, SMA juga pernah. Ya, sama. Aku suka dia, tapi karena gengsiku semenara sutet, jadi setiap saat aku selalu tersulut emosi kalau dibecandain sama dia. Haha, dasar anak labil akutuh!

Sama barang juga pernah. Karena belum lama abis berantem sama Kakak, aku gengsi banget saat dia tawari oleh-oleh sepatu brand kesayangan aku. Padahal, aslinya aku pengin banget.

Jadi, makna Accismus secara gamblangnya apa, sih?

Okay, Accismus adalah keadaan dimana kalian berpura-pura tidak tertarik pada seseorang atau sesuatu tapi sebenarnya kalian tertarik.

Kamu pernah gak?

Sekiyin.