"kamu yang dulu smp nya satu kelas dengan Siska yah
Masih ingat gak, aku temennya Siska"

Seketika aku langsung menengok ke arah yang memanggilku, ternyata dia, hanya sedikit bingung aku lupa namanya, tapi aku masih mengenal wajahnya, seorang wanita berpakaian rapi seperti sedang menunggu seseorang.
Dia melanjutkan oborolan nya.

"kamu lupa ya sama aku, aku Nadia walau smp kita gak pernah sekelas, tapi aku tau kamu dari temen yang lainnya

Dimulai dari situ, aku mencoba mengingat lagi Nadia, ternyata dia teman dekatnya Siska, waktu yang gak bisa membuat kita berlama mengobrol, orang yang dia tunggu akhirnya datang, sebelum dia pergi aku coba meminta no nya.

Rasanya bertemu dengan seorang yang menurut gw menarik itu ada senengnya, tapi gw gak mau berlebihan, masih bersikap biasa aja, sampai ada di satu titik gw mencari tahu seperti apa sih dia orangnya.

Senangnya bisa kenal teman lama, walau aku sedikit lupa, aku coba mulai chat duluan ke dia, basa basi standar yang gak perlu gw kasih tau juga, udah paham lah seperti apa kira kira basa basinya, melihat profil nya di facebook, atau komentar gak jelas di statusnya, mulai mengenal satu sama lain dan mulai dekat, chat chat gak jelas mulai terbiasa dengan dia, coba mau ajak ketemuan dan dia setuju, mulai dijalanin dari situ hingga akhirnya jadian.

"kamu itu orangnya menarik, gak mudah tau, bagiku membayangkan wanita yang begitu menarik seperti kamu"

Seperti gak ada habisnya untuk bisa chat dengan dia, masih terlalu awal waktu itu untuk ku, untuk melangkah lebih serius lagi, apa salahku disini, hingga di satu kesempatan.

Beberapa bulan kemudian aku mengundang dia ke acara temenku yang lagi sedang ada pernikahan, disitu gak tau kenapa dia meminta maaf, karena besoknya ternyata dia harus meninggalkan ku.

"sebelumnya aku mau minta maaf, harus bicara seperti ini ke kamu"

"Mau bicara apa kayanya penting yak" jawabku

"Kamu belum ada kepastian kapan bisa ketemu orangtua ku, sedangkan mereka ingin sekali bertemu dengan mu"

Malam yang cukup berat buat aku disitu, disaat seperti ini kita berdua mencoba untuk tegar menahan rasa, dia begitu sedih saat bilang begitu ke gw, jawaban yang bikin gw hanya bisa menerima, gw bisa apa setelah di berbicara seperti itu, pulang dari acara pernikahan temen gw, gw antar pulang karena dia udah gak bisa menahan rasa sedihnya lagi.

Sudah beberapa bulan gak mendengar kabarnya, ternyata dia sedang dekat dengan teman lamanya mereka gak pernah bermasalah dengan hubungan yang sedang mereka jalani, tapi gw juga baru tau dari temannya ternyata dia diselingkuhi, gw seketika langsung memikirkan perasaan dia betapa sedihnya dan terpukul nya diselingkuhi oleh teman lamanya sendiri.



Sedikit takut untuk menghubungi nya, walau sudah tau itu semua dari temannya, yang aku tau dia masih terluka dengan itu, apa dia baru mengerti betapa sakitnya hati kalau ditinggal begitu saja, coba chat dia lagi untuk sekian lamanya gak menghubungi, dimulai dari situ gw agak baikan dalam berkomunikasi dengan dia, semua rasa sakit yang pernah ada, perasaan seperti ini mungkin seharusnya sebagai sahabat aja.

Sampai pada akhirnya dimana gw hanya bisa melihat dia bahagia dengan yang lainnya, begitu juga sebaliknya, takkan pernah bisa lagi untuk memiliki nya sepenuh hati, menyesal itu pasti ada, tapi ini dia akhirnya perkenalan yang tidak sengaja dijalan sampai bisa jadian, memang aku belum berpikir jauh saat itu, tapi sampai sekarang aku masih suka chat gak jelas, seperti kata aku diawal thread, cinta memang gak harus memiliki, bersahabat saja itu udah lebih dari semuanya.

"kamu yang belum bisa serius, yang membuat keputusan ku sudah bulat untuk gak bisa terus bersama kamu, kalau kamu belum ada kearah kesana"

Apa gunanya menyesal, semua nya memang salah ada padaku waktu itu, tidak berarti apa apa, hanya sedikit merubah perasaan ke dia yang pernah ada, menyesal memang benar datangnya belakang, cukup sakit kalau mau diingatnya kembali, seperti yang dibilang banyak orang cinta memang gak harus memiliki, sepenuh mungkin harusnya seperti itu, gambaran nya kira kira seperti ini.