Kisah ini adalah cerita dikit kisah cinta gua ketika mahasiswa. Mungkin terdengar mainstream dan aneh tapi cerita ini gua khususin buat mantan gua hehehe.

Kita kenal pada saat Pengenalan mahasiswa baru. Karena mungkin memiliki kecocokan yang sama gua semakin deket dengan yang namanya Desi. Setelah kenal sekitar 8 bulan awal semester 2 kita jadian hehehe.

Awalnya seperti anget-anget orang pacaran biasa. Tetapi masalah datang ketika kita ternyata berbeda pilihan tentang organisasi ektra kampus.

"Yang aku Mau ikut bendera Ijo, besok diklat". Kata Desi

"Gak sama ikut yang kuning aja ta sama aku, banyak anak-anak ikut yang kuning juga". Aku menimpali

"Disuruh Ayah Yang". Desi Lagi

"Ok". Aku jawab

Yaah akhirnya kita beda aliran politik di kampus si Desi ikut bendera berwarna hijau dan aku ikut bendera berwarna kuning (yang kukiah pasti paham).

Awalnya sih hubungan kita tetep baik-baik aja seperti kayak orang kebanyakan. Walaupun kita beda bendera tapi kita tetap profesional dan juga mengedepankan urusan hati. Bahkan kita sering sharing masalah-masalah yang ada di bendera kita. Walaupun sebenernya gak boleh kasarannya gua tau jeroannya organisasi si Desi dan Desi tau Jeroannya organisasi gua.

Dan masalah pun datang ketika bendera-bendera kita mencalonkan diri untuk pemilihan BEM fakultas. Ada satu moment yang membuat saya sama Desi sempat bertengkar hebat yaitu pada saat saya mendampingi anak bidik misi kelas Internasional menuntut haknya. Dulu di kampus saya anak bidik misi tidak boleh masuk kelas Internasional dan alhamdulilah setelah saya dampingi akhirnya tidak ada sekat antara anak bidik misi dan anak reguler. Tetapi credit yang harusnya buat saya di claim oleh calon presiden BEM dari bendera saya. Saya tidak apa-apa tetapi Desi Marah

"Kok kamu biarin sih si Iqbal Claim hasil kerja kamu." Kata Desi

"Gpp lah sama aja, Yang penting udah gaada sekat buat anak bidik misi" Aku Menjawab.

"Ya gabisa gitu dong, kamu yang kerja enak banget Iqbal ambil moment buat pencitraan". Desi masih marah

Karena saya malas berdebat saya iyakan saja untuk protes (tapi tidak saya lakukan).





Singkat cerita hubungan kita sudah sampai satu tahun. Dimana saya sekarang menteri di BEM dan Desi salah satu anggota HMJ. Karena kesibukan masing-masing kita semakin jarang ketemu. Apalagi kita juga memiliki tanggung jawab masing-masing di organisasi Ekstra Kampus.

Pada saat rapat di bem ada teman saya tau-tau bilang gini

"Ki, si Desi di gonceng cowok". Kata anak BEM.

"Paling temen HMJ, Kalau ga omeknya". Kata saya

Tapi saya wa Desi tanya dia pulang bersama siapa dan ternyata dia bersama temannya cowok anak Ekstra Kampusnya dan saya kenal juga.

Hal itu saya pikir hanya angin lalu saja. Dan saya tidak berfikir macam-macam kepada Desi.



Awal pertengakaran kita dimulai ketika jadwal hetrik banget susah menyeimbangkan antara organisasi, kuliah dan juga cinta. Dan konflik pertama yang membuat hubungan saya sama Desi buyar adalah ketika pemilihan formatur KPU untuk BEM berikutnya. Dimana saya adalah ketua Formaturnya. Disaat itu saya mendapatkan Instruksi hanya orang-orang bendera saya yang harus mendapatkan posisi penting. Dan Desi mendaftar juga menjadi Anggota KPU dia minta posisi kordinator salah satu komisi dan saya tidak menyetujuinya.

"Yang, aku pengen komisi C dong". Kata Desi

Karena saya bingung dan berlagak netral saya jawab

"Nanti gimana forum atau voting aja". Aku Menjawab

"Masa kamu ketua Formatur ga bisa kondisikan teman-temannya, apalagi mayoritas kan temen benderamu". Kata Desi

"Masalahnya kamu dan aku beda". Aku menyanggah

"Masa kamu ga percaya aku bisa profesional, gak memihak." Desi Keukeuh

"Udah diatur yang di ekstra, aku gabisa apa-apa". Aku menjawab

"Udahlah kamu memang lebih memilih benderamu daripada aku". Desi langsung pergi meninggalkanku.

Debat ini adalah awal dari hubungan kita berakhir. Akhirnya karena kita sering beda pandangan organisasi kampus dan jarang waktu bersama juga kita akhirnya berpisah. Mungkin karena waktu kita tersita oleh omek masing-masing coba kalau kita satu dunia, satu omek mungkin hal ini tidak akan terjadi.