- Beranda
- Komunitas
- Story
- Heart to Heart
Pesan Bapak Melalui Facebook


TS
Bicarakita
Pesan Bapak Melalui Facebook
Seorang pemuda duduk di depan laptopnya, login ke facebook. Pertama kali yang dia lihat adalah inbox. Hari ini dia melihat sesuatu yang tidak pernah dia pedulikan selama ini. Ada 2 pesan yang selama ini dia abaikan. Pesan pertama, spam. Dan pesan kedua, dia membukanya. Ternyata ada sebuah pesan beberapa bulan yang lalu.
Dia pun mulai membacanya isinya:
Assalamualaikum…. Ini pertama kalinya bapak mencoba menggunakan facebook. Bapak mencoba menambahkan kamu sebagai teman, walaupun bapak tidak terlalu paham dengan itu. Lalu bapak mengirim pesan ini kepadamu.
Maaf, bapak tidak pandai mengetik. Ini pun kawan bapak yang mengajarkannya.
Bapak hanya sekedar ingin mengenang. Bacalah!
Saat kamu masih kecil dulu, bapak masih ingat ketika pertama kali kamu bisa bicara. Kamu selalu memanggil bapak, bapak, bapak, atau ibu, ibu, ibu.
Bapak bahagia sekali rasanya, anak lelaki bapak sudah bisa memanggil-manggil bapaknya dan sudah bisa memanggil-manggil ibunya.
Bapak sangat senang bisa berbicara dengan kamu, walaupun kamu mungkin tidak ingat dan tidak paham apa yang bapak katakan ketika kamu berumur 3 atau 4 tahun. Tapi percayalah, bapak dan ibu bicara sangat banyak sekali dengan kamu. Kamu adalah penghibur kami setiap saat walaupun hanya dengan mendengar gelak tawamu.
Saat kamu mulai sekolah SD, bapak masih ingat kamu selalu bercerita pada bapak tentang apapun yang kamu lihat dan pelajari selama di sekolah.
Orang tua mana yang tidak gembira melihat anaknya telah mengetahui banyak hal diluar rumahnya.
Bapak jadi semakin bersemangat bekerja keras mencari uang untuk biaya kamu ke sekolah. Karena kamu lucu, pintar, dan menggemaskan. Menyenangkan bagi bapak. Bapak sangat menginginkan kamu menjadi anak yang pandai dan taat beribadah.
Namun ketika kamu mulai masuk SMP, kamu sudah mulai punya banyak teman-teman baru. Ketika pulang dari sekolah kamu langsung masuk kamar. Mungkin kamu lelah setelah pulang sekolah, begitu pikir bapak. Kamu keluar kamar hanya pada waktu makan saja setelah itu masuk kamar lagi, dan baru akan keluar lagi ketika akan pergi bersama teman-temanmu. Kamu sudah jarang bercerita dengan bapak.
Tahu-tahu kamu sudah mulai melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi. Kamu mencari kami orang tuamu hanya saat perlu saja, serta membiarkan kami saat kamu tidak perlu.
Ketika kamu sudah mulai kuliah diluar kota pun sikapmu sama saja dengan sebelumnya. Jarang menghubungi kami kecuali disaat kamu mendapatkan kesulitan saja. Sewaktu pulang liburanpun kamu sibuk dengan HP kamu, dengan laptop kamu, dengan teman-temanmu, dengan dunia kamu sendiri.
Bapak bertanya-tanya sendiri dalam hati. Adakah HP mu, laptopmu, dan teman-temanmu itu lebih penting dari pada bapak dan ibumu?? Apakah bapak dan ibumu ini hanya diperlukan saat nanti kamu hendak menikah saja sebagai pemberi restu?? Adakah kami ibarat tabungan kamu saja????
Kamu semakin jarang berbicara dengan bapak lagi. Kalaupun berbicara, hanya dengan jari-jemari saja lewat sms. Berjumpa tapi tidak berkata-kata. Berbicara tapi seperti tak terdengar suara. Bertegur hanya waktu hari raya. Ditegur, kamu buang muka. Dimarahi, kamu malah makin menjadi-jadi.
Malam ini, bapak sebenarnya sangat rindu sekali kepada kamu, nak…
Bapak bukan mau marah atau mengungkit masa lalu. Bapak hanya merasa sudah terlalu tua. Usia bapak terus bertambah. Bapak sudah tidak sekuat dulu lagi.
Nak, bapak tidak banyak meminta sama kamu.
Terkadang, bapak hanya mau kamu berada didekat bapak. Berbicara tentang semua hidup kamu. Meluapkan apa saja yang terpendam dalam hatimu pada bapak. Menangis pada bapak. Mengadu pada bapak. Dan bercerita seperti saat kamu masih kecil dulu.
Andaikan kamu sudah tidak punya waktu sama sekali untuk berbicara dengan bapak, bapak berharap jangan sampai kamu tidak punya waktu berbicara pada Tuhan, nak.
Jangan letakkan cintamu pada seseorang didalam hati melebihi cintamu kepada Tuhan. Mungkin kamu mengabaikan bapak, namun jangan kamu sekali-kali mengabaikan Tuhan.
Maafkan bapak atas segalanya, nak. Maafkan bapak atas curahan hati bapak ini. Pesan bapak, jangan lupa ibadah, jaga hati, jaga imanmu ya nak.
Pemuda itu meneteskan air mata dan terisak. Dalam hati terasa perih yang tak terkira.
Bagaimana tidak???
Sebab tulisan ayahandanya itu baru dibacanya setelah 3 bulan beliau pergi untuk selamanya, kembali kepada Tuhannya.






tien212700 dan 35 lainnya memberi reputasi
36
485
6


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan