- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Kumpulan Cerpen Tentang Hujan
TS
alungstiff
Kumpulan Cerpen Tentang Hujan
Quote:
1. Di Jogja Menepati Janji
Quote:
Malam itu di tepi jalanan malioboro yang terlihat lengang,gerimis membasahi kota jogja menghantarkan sebuah nuansa yang sendu,membuat orang orang lebih memilih tidur di rumah di banding menikmati suasana malioboro yang sangat layak untuk di nikmati.
Tapi tidak untuk arlene, dia lebih memilih menikmati suasana gerimis di sebuah kedai kopi sambil memandang jalanan yang basah di Malioboro. Sesekali tangannya membuka ponselnya hanya untuk sekedar melihat jam dan berharap satu notifikasi masuk dari seseorang.
Huft....
Berulang kali arlene menghela nafas kecewa melihat notifikasi yang tidak kunjung masuk ke ponselnya, tapi setidaknya dia masih bisa menikmati gerimis di sini dengan segelas kopi dan sampoerna mild yang di hisapnya perlahan, meninggalkan asap putih yang menari nari menghilang tertiup angin semilir di sela gerimis.
Yah......
Kota jogja, di jalan Malioboro tempat dimana dia kini berada, terjebak diantara sejuta kisah yang selalu membuat kota ini menjadikannya rindu walaupun sudah berkali kali dia berusaha pergi.
Kedai kopi yang kini di singgahinya dan spot favorit yang selalu menjadi langganannya duduk melepas penat sambil berdiskusi panjang lebar dengan seseorang.
Seseorang yang sangat di tunggunya...
Ah.....
Ingatannya menerawang ketika beberapa hari yang lalu dia menemukan sebuah surat di kamar kost yang terselip di bawah pintu, surat yang kesekian kalinya dalam setahun dan kali ini berhasil membuatnya tergerak.
Tergerak untuk menepati janji yang telah dia buat setahun yang lalu dengan seseorang yang kini sedang di tunggunya.
Arlene pun tersenyum sendiri mengingatnya, seakan bayangan masalalu yang membuatnya selalu berapi api ketika berdiskusi dengan dirinya ada di depannya sambil mengerjap takjub dan sesekali mengeluh karena hanya terpaksa menghisap Amild padahal dia penikmat gudang garam.
Ah sungguh masalalu yang sangat indah.
Tanpa di sadari arlene pun mencoba untuk mengingat kembali semua kenangan itu, tentang bagaimana dia baru saja pulang ke kost dan harus menutup hidung karena aroma gudang garam yang sangat menyengat untuk dirinya tercium, dan tentu saja hal yang pertama kali di lakukannya adalah mengomeli pelakunya yang sedang tertawa lepas di pojok balkon kostnya.
Tawa yang sudah setahun tidak dia dengar.
Arlene ingat sekali suasana jogja kala itu yang tengah gerimis seperti saat ini, kala pemilik kedua mata tajam itu memicing melihatnya yang setengah basah dan sambil tersenyum hangat menawarinya segelas kopi untuk berdua.
Dan tentu saja di akhiri dengan pembicaraan hangat tentang semesta, masa depan,mimpi dan mereka berdua.
Mendadak arlene tersadar dari lamunannya dan menatap ponsel untuk kesekian kalinya.
Masih pukul 20.00
Sedangkan dirinya berjanji ketemu sejam lagi.
Yah sebenarnya dia memang sengaja datang lebih awal untuk bisa menikmati jalanan malioboro sendirian sambil membayangkan masa lalu.
Masa setahun yang lalu yang begitu berharga baginya bersama orang itu, sebelum akhirnya orang tersebut memutuskan untuk pergi dan meninggalkan sebuah janji yang kini akan dia tepati.
Yah janji untuk bertemu setahun kemudian.
“Hei,...”
suara itu memecah lamunan arlene.
Dengan serta merta wanita itu menolehkan kepalanya menuju ke sumber suara, dan kini di hadapannya telah berdiri sosok yang sangat dia rindukan setahun ini sedang tersenyum ke arahnya.
Mata tajamnya sama sekali tidak berubah, hanya kumis tipis yang membuatnya terlihat lebih dewasa.
Arlene hanya terpengarah menatap lelaki itu, ingin sekali dia membalas sapaannya tapi lidahnya terasa kelu, otaknya seperti sedang hang beserta syarafnya seakan terasa hangat mengaliri seluruh tubuhnya.
Hanya pelupuk matanya yang mulai basah menunjukkan betapa sejuta rasa yang mulai membuncah keluar dari hatinya.
Memenuhi rongga dadanya yang terasa semakin sesak, dan tanpa terbendung lagi air mata nya keluar bersama dengan pelukan hangat lelaki itu yang terasa lembut mendekapnya.
“Aku rindu, arlene” bisik lelaki itu padanya.
Arlene hanya bisa membalas pelukan itu sambil mengangguk dan berbisik.
“ Aku juga”.
Sejenak waktu serasa berhenti bersama gemerisik hujan yang menjadi saksi tentang mereka yang melepas rindu setelah setahun berlalu.
Di jogja mereka menagih janji untuk saling bertemu.
Tapi tidak untuk arlene, dia lebih memilih menikmati suasana gerimis di sebuah kedai kopi sambil memandang jalanan yang basah di Malioboro. Sesekali tangannya membuka ponselnya hanya untuk sekedar melihat jam dan berharap satu notifikasi masuk dari seseorang.
Huft....
Berulang kali arlene menghela nafas kecewa melihat notifikasi yang tidak kunjung masuk ke ponselnya, tapi setidaknya dia masih bisa menikmati gerimis di sini dengan segelas kopi dan sampoerna mild yang di hisapnya perlahan, meninggalkan asap putih yang menari nari menghilang tertiup angin semilir di sela gerimis.
Yah......
Kota jogja, di jalan Malioboro tempat dimana dia kini berada, terjebak diantara sejuta kisah yang selalu membuat kota ini menjadikannya rindu walaupun sudah berkali kali dia berusaha pergi.
Kedai kopi yang kini di singgahinya dan spot favorit yang selalu menjadi langganannya duduk melepas penat sambil berdiskusi panjang lebar dengan seseorang.
Seseorang yang sangat di tunggunya...
Ah.....
Ingatannya menerawang ketika beberapa hari yang lalu dia menemukan sebuah surat di kamar kost yang terselip di bawah pintu, surat yang kesekian kalinya dalam setahun dan kali ini berhasil membuatnya tergerak.
Tergerak untuk menepati janji yang telah dia buat setahun yang lalu dengan seseorang yang kini sedang di tunggunya.
Arlene pun tersenyum sendiri mengingatnya, seakan bayangan masalalu yang membuatnya selalu berapi api ketika berdiskusi dengan dirinya ada di depannya sambil mengerjap takjub dan sesekali mengeluh karena hanya terpaksa menghisap Amild padahal dia penikmat gudang garam.
Ah sungguh masalalu yang sangat indah.
Tanpa di sadari arlene pun mencoba untuk mengingat kembali semua kenangan itu, tentang bagaimana dia baru saja pulang ke kost dan harus menutup hidung karena aroma gudang garam yang sangat menyengat untuk dirinya tercium, dan tentu saja hal yang pertama kali di lakukannya adalah mengomeli pelakunya yang sedang tertawa lepas di pojok balkon kostnya.
Tawa yang sudah setahun tidak dia dengar.
Arlene ingat sekali suasana jogja kala itu yang tengah gerimis seperti saat ini, kala pemilik kedua mata tajam itu memicing melihatnya yang setengah basah dan sambil tersenyum hangat menawarinya segelas kopi untuk berdua.
Dan tentu saja di akhiri dengan pembicaraan hangat tentang semesta, masa depan,mimpi dan mereka berdua.
Mendadak arlene tersadar dari lamunannya dan menatap ponsel untuk kesekian kalinya.
Masih pukul 20.00
Sedangkan dirinya berjanji ketemu sejam lagi.
Yah sebenarnya dia memang sengaja datang lebih awal untuk bisa menikmati jalanan malioboro sendirian sambil membayangkan masa lalu.
Masa setahun yang lalu yang begitu berharga baginya bersama orang itu, sebelum akhirnya orang tersebut memutuskan untuk pergi dan meninggalkan sebuah janji yang kini akan dia tepati.
Yah janji untuk bertemu setahun kemudian.
“Hei,...”
suara itu memecah lamunan arlene.
Dengan serta merta wanita itu menolehkan kepalanya menuju ke sumber suara, dan kini di hadapannya telah berdiri sosok yang sangat dia rindukan setahun ini sedang tersenyum ke arahnya.
Mata tajamnya sama sekali tidak berubah, hanya kumis tipis yang membuatnya terlihat lebih dewasa.
Arlene hanya terpengarah menatap lelaki itu, ingin sekali dia membalas sapaannya tapi lidahnya terasa kelu, otaknya seperti sedang hang beserta syarafnya seakan terasa hangat mengaliri seluruh tubuhnya.
Hanya pelupuk matanya yang mulai basah menunjukkan betapa sejuta rasa yang mulai membuncah keluar dari hatinya.
Memenuhi rongga dadanya yang terasa semakin sesak, dan tanpa terbendung lagi air mata nya keluar bersama dengan pelukan hangat lelaki itu yang terasa lembut mendekapnya.
“Aku rindu, arlene” bisik lelaki itu padanya.
Arlene hanya bisa membalas pelukan itu sambil mengangguk dan berbisik.
“ Aku juga”.
Sejenak waktu serasa berhenti bersama gemerisik hujan yang menjadi saksi tentang mereka yang melepas rindu setelah setahun berlalu.
Di jogja mereka menagih janji untuk saling bertemu.
Quote:
hola teman teman,
Sehat kan kalian?
Ane ijin bikin trit kumpulan cerpen disini karena kayanya ane gabisa bikin cerbung plus ada beberapa cerpen ane yang tercecer di kaskus mau ane kumpulin jadi satu di trit ini.
Ada beberapa cerita disini yang base nya dari kisah nyata yang udah ane tambahin bumbu.
Tapi buat lebih gampangnya anggep aja semuanya di sini cerita fiksi.
So selamat menikmati
Sehat kan kalian?
Ane ijin bikin trit kumpulan cerpen disini karena kayanya ane gabisa bikin cerbung plus ada beberapa cerpen ane yang tercecer di kaskus mau ane kumpulin jadi satu di trit ini.
Ada beberapa cerita disini yang base nya dari kisah nyata yang udah ane tambahin bumbu.
Tapi buat lebih gampangnya anggep aja semuanya di sini cerita fiksi.
So selamat menikmati
Diubah oleh alungstiff 21-03-2020 07:15
0
1.2K
Kutip
7
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan