Kaskus

Entertainment

Vieee111Avatar border
TS
Vieee111
Geger Menjangan: Bukit Indah yang Dijaga Makhluk Halus
Geger Menjangan: Bukit Indah yang Dijaga Makhluk Halus

Jika kalian kebetulan melakukan perjalanan yang melewati Kota Purworejo, cobalah mampir ke Desa Candi Kecamatan Baledono. Tidak jauh dari pusat kota, kalian akan menemukan tempat wisata gardu pandang yang dinamakan Taman Imam Puro di Bukit Geger Menjangan (Punggung Rusa).


Geger Menjangan: Bukit Indah yang Dijaga Makhluk Halus
Sumber: dokemen pribadi

Nama saya Tri. Waktu itu saya memutuskan untuk mampir ke Taman Wisata Imam Puro sebelum berkunjung ke tempat teman di Loano. Setelah masuk area masjid dan sepeda motor saya parkir, saya melihat keadaan sepi. Padahal menurut cerita yang beredar, tempat ini banyak kendaraan para pengunjung yang parkir di depan masjid yang memang lokasi bangunan masjid tersebut berada tepat di bawah bukit.

Tanpa merasa curiga atau berpikiran macam-macam, saya meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki. Saya berusaha mengalihkan pikiran, barangkali karena masih terlalu pagi, jadi tempat ini masih sepi. Saya berusaha mengatur napas, memastikan semua baik-baik saja. Sebelum menaiki bukit, saya berdoa sebentar sambil memberi salam karena kanan kiri jalan yang akan saya lewati adalah area pekuburan.

Baru beberapa langkah, tiba-tiba saya merasakan bulu kuduk meremang, dilanjutkan tubuh yang menggigil. Padahal saat itu cuaca sedang cerah. Sambil mengusap-usap lengan, saya terus melanjutkan perjalanan.

Namun, belum lama melangkah, sepasang kaki saya ikut gemetar. Dari arah belakang, terlihat sesuatu bergerak. Antara penasaran dan takut, saya memberanikan diri untuk menoleh ke belakang. Alangkah terkejutnya saya. Di sana ada empat ekor ayam hutan warna-warni yang sepertinya datang dari balik rumpun bambu di kanan jalan. Sesaat saya perhatikan ayam itu, lalu tersenyum lega. Syukurlah, hanya ayam. Saya tadi sempat berpikir macam-macam. Padahal suasana sekitar sangat terang.

Sambil melanjutkan langkah, saya mengamati keadaan sekeliling yang dipenuhi rumput dan ilalang. Jalan menuju bukit adalah jalan semen sempit yang hanya cukup untuk dilalui dua orang. Sambil menikmati pemandangan, saya iseng menatap ke belakang.

Deg!
Saat itu juga jantung saya seperti berhenti berdetak. Di belakang saya, empat ekor ayam yang tadi saya temui ternyata mengikuti. Ayam warna-warni itu seolah-olah mengawasi langkah saya. Saya berpikir sejenak karena merasakan sesuatu yang aneh. Mengapa ayam hutan ini mengikuti saya? Mengapa mereka tidak lari? Bukankah ayam biasanya takut dengan manusia? Lalu apakan yang saya temukan ini bukan ayam biasa?

Dengan pertanyaan-pertanyaan yang memenuhi kepala, saya teringat sesuatu. Saya mengambil ponsel yang tersimpan di dalam tas, berniat untuk merekam ayam-ayam unik itu. Setelah kamera siaga, saya kembali terkejut.
Ayam-ayam itu tiba-tiba hilang.

Bulu kuduk saya kembali meremang. Saya kembali teringat cerita mistis yang pernah diceritakan seorang kawan. Bahwa tempat indah ini dijaga oleh makhluk halus. Saya mulai berasumsi, jangan-jangan ayam-ayam yang saya lihat tadi adalah jelmaan makhluk halus.

Duh!
Memikirkan kemungkinan itu, saya sukses merinding sambil terkencing-kencing. Sambil mengatur napas sembari kembali melanjutkan langkah, saya berusaha berpikiran positif. Saya teringat pesan laki-laki tua yang saya temui sebelum melangkah naik, bahwa pengunjung Taman Imam Puro, harus mempunyai niat yang murni, jangan sampai mempunyai pikiran-pikiran kotor.Mungkin kehadiran ayam gaib tadi sebagai penguji ketulisan niat saya.

Setelah sampai di atas puncak Bukit yang ketika dilihat dari jauh seperti geger Menjangan(punggung rusa) saya bisa memandang landscape Kota Purworejo dari ketinggian. Di atas bukit ini terdapat sebuah gardu pandang yang digunakan sebagai tempat istirahat dan untuk menikmati pemandangan alam Purworejo yang cukup luas, dari puncak-puncak Bukit Menoreh di sisi utara, persawahan hijau yang sangat luas sejauh mata memandang, aliran Sungai Bogowonto, hingga birunya laut selatan yang menyajikan garis cakrawala nan indah.

Geger Menjangan: Bukit Indah yang Dijaga Makhluk Halus
Gardu pandang sumber


Daya tarik dari Bukit Geger Menjangan ini bukan karena keindahan alamnya saja akan tetapi juga sebagai wisata ziarah yang cukup ramai dikunjungi para peziarah terutama saat menjelang bulan Ramadan tiba, karena di lokasi bukit terdapat sebuah makam tua yakni makan Kyai Imam Puro. 

Geger Menjangan: Bukit Indah yang Dijaga Makhluk Halus
Kota Purworejo dari atas bukit. sumber


Sekadar informasi, Imam Puro memiliki nama asli Kunawi. Beliau termasuk salah satu pahlawan perjuangan yang ikut andil dan mendukung Perang Diponegoro yang meletus tahun 1825-1830.

Beliau pernah mendirikan pondok pesantren di Sidomulyo, Ngemplak yang kini bernama Al Ishlah. Jadi, beliau termasuk tokoh yang berjasa dalam usaha penyebaran agama Islam di Jawa Tengah.

Imam Puro adalah keturunan ke-9 dari Raja Mataram, Sultan Agung Hanyokrokusumo.

Selama hidupnya, beliau mengabdikan diri pada agama dengan membentuk sebuah thoriqoh, dengan nama Thoriqoh Syattoriyah. Imam Puro meninggal dunia pada tahun 1880.

Dengan kata lain, Imam Puro adalah salah satu tokoh yang berandil besar dalam islam di Purworejo.


Geger Menjangan: Bukit Indah yang Dijaga Makhluk Halus
Makam Imam Puro sumber

Setelah puas menikmati pemandangan, saya bergegas turun. Terlebih lagi saat langit yang semula cerah tiba-tiba gelap. Ditambah lagi, sekilas saya seperti mendengar suara desisan ular dari balik semak-semak. Konon katanya, di tempat ini juga ditinggali ular jenis kobra dan anaconda.

Dalam perjalanan menuruni bukit, saya menemukan beberapa pedagang kecil mulai meramaikan kanan kiri jalan. Saya menghembuskan napas lega. Apalagi saat melihat beberapa dari mereka asyik bercengkerama satu sama lain. Saya menjadi lega karena tidak sendirian lagi.

Namun, kelegaan saya tidak berlangsung lama. Sesampainya di masjid, saya hanya mendapati satu buah sepeda motor, yaitu milik saya sendiri. Saya mulai berpikir, dari mana para pedagang itu datang? Sementara setahu saya kawasan bukit itu dikelilingi oleh padang rumput dan ilalang.

Pikiran saya mulai goyah. Antara memilih tidak peduli atau memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Saya juga tidak bisa memastikan, apakah para pedagang yang tadi saya lihat benar-benar nyata atau hanya halusinasi saya karena terlalu banyak menduga-duga.

Saya tidak berani memikirkan apa-apa lebih jauh lagi, karena tubuh ini telanjur bergetar hebat. Saya memutuskan segera pergi sebelum pingsan.

Referensi: pengalaman pribadi + di sini
Diubah oleh Vieee111 20-03-2020 10:42
sebelahblogAvatar border
4iinchAvatar border
infinitesoulAvatar border
infinitesoul dan 4 lainnya memberi reputasi
5
2.3K
18
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan