Hai Gan!
Balik lagi Gan Bareng Ane, Setelah kita bahas Sisi Gelap Peradaban Yunani Kuno yang Terhormat ! Sekarang kita bahsa Masalah IPK nih, Antara penting dan tidak penting, tapicukuo untuk bikin kita deg degan ketika kita cari kerja, hahaha

Yuk simak Pendapat dari kawan kita selaku orang yang berpengalaman di bidang Human Resource untuk pertanyaan kita yang satu ini

Apasih Pendapat HRD tentang IPK 4 ?




Ismurizal Yara, Antusias SDM di Konsultan SDM (2007-sekarang)

Ngejelasin kalo:


“Wah ribet nih”. Entah mengapa kecenderungan orang-orang dengan IPK 4 (tidak semua ya), mereka tidak bisa mengukur bahwa dunia nyata tidak diukur dari IPKnya.
Pengalaman saya; saya pernah satu ruangan yang isinya orang-orang dengan IPK 4, Magna, Suma dan Cum Laude2 lainnya. Tidak hanya S1, ada banyak S2, malah sampai S3. Ada yang terbang dari luar negeri khusus untuk acara itu. Eits belum selesai, selain gelar akademik juga terdapat gelar-gelar keningratan, untung tidak ada yang memakai gelar keagamaan. Biaya sendiri, beasiswa negara, beasiswa universitas luar negeri. Cantik, sopan dan santun, ada yang berbadan tegap membuat rekan rekruter yang wanita salah tingkah.

Batch Pertama, rekan-rekan saya berkomentar,” widih ini” atau “widih itu”. Batch Kedua, “wah masih si anu yang speknya oke”. Batch ketiga, mulai ada komentar,” hmmm yg anu rada2″.
Ini saya bukannya membuka “kartu” dunia rekrutmen. Namun inilah realitanya, ketika Anda sendiri, Anda akan merasa hebat. Namun begitu Anda memiliki jumlah, Anda akan menjadi statistik.

Pada akhirnya IPK seringnya digunakan untuk “saringan” awal. Namun keputusan akhirnya, IPK hanya menjadi salah satu faktor pertimbangan.
Seberapa tinggi IPK Anda, jika anda tidak bisa beradaptasi dengan perusahaan yang merekrut, ya pilihan Anda hanya berubah atau bangun bisnis sendiri.

Nah ini baru dari 1 Orang Perekrut aja Gan!
Penasaran Jawaban dari Perekrut lainnya?
YUK! Simak kelanjutannya di Part 2!