Halo gansist, jumpa lagi di thread gw. Kali ini gw juga mau ngomongin soal Ahok. Ahok menjadi tokoh penomenal. Ahok punya banyak pengikut, tapi juga punya banyak musuh. Tidak berlebihan jika gw bilang Ahok merupakan tokoh yang dipuji sekaligus dibenci.

Sepak terjang Ahok ketika menjadi gubernur DKI membuat banyak tokoh menjadi marah. Tentu saja, tokoh yang marah adalah mereka yang kena terjangan Ahok. Segala kebijakan yang diambil oleh Ahok mempersempit ruang gerak mereka yang sebelumnya bisa dengan mudah nyelip duit negara. Banyak cara yang dilakukan untuk menyingkirkan Ahok, dan mereka berhasil. Kepemimpinan Ahok berakhir ketika vonis hakim memaksanya untuk masuk penjara.

Kini Ahok sudah bebas. Pemerintah berencana menjadikan Ahok sebagai salah satu bos BUMN basah. Koran Tempo edisi Kamis, 14 Nopember 2019, menulis Ahok menjadi calon kuat Komisaris Utama PT Pertamina Pesero. Pro kontrapun terjadi. Mereka yang kontra menganggap Ahok tidak pantas menduduki jabatan tertinggi dari salah satu BUMN basah tersebut. Banyak alasan yang mereka sampaikan, diantaranya Ahok tidak memiliki kopetensi.

Benarkah Ahok tidak memiliki kopetensi? Pasti itu hanya alasan mereka saja. Alasan yang dibuat untuk menutupi alasan lain yang lebih mendasar. Keberadaan Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina Pesero dikahwatirkan akan mempersempit ruang gerak meraka untuk nyelip duit Migas.

Seperti sudah menjadi rahasia umum, di dalam pertamina ada yang namanya mafia migas. Mafia yang isinya orang-orang kuat yang dekat dengan pemerintahan. Selama ini Mafia Migas sama sekali tidak tersentuh. Ahok terkenal tegas dan berani. Tapi bukan itu sebenarnya yang membuat Ahok ditakuti. Ada satu sifat yang hanya Ahok yang memiliki, yaitu kasar.

Ahok terkenal dengan mulutnya yang kasar. Ceplas ceplos. Tidak peduli dengan siapa dia bicara. Tidak peduli apakah kata-katanya akan menyinggung dan membuat orang menyimpan dendam. Dia benar-benar tidak peduli. Itulah salah satu yang menjadi sebab kenapa Ahok menjadi sosok kontroversi. Dipuji sekaligus dibenci.

Gw bukan siapa-siapanya Ahok. Gw tidak termasuk orang yang memuji, juga tidak termasuk orang yang membenci. Tapi gw termasuk orang yang pro jika benar Ahok menjadi komisaris Utama Pertamina Pesero. Gw sangat setuju, dan gw lebih sangat setuju jika Ahok masih sama seperti Ahok yang dulu. Kasar. Karena ada sebagian orang yang hanya dengan kata-kata kasar baru bisa menyadari kesalahannya. Kata-kata lembut sudah tidak mempan lagi. Kata-kata lembut malah hanya membuat terlana, seperti yang dilakukan sebagian pemimpin yang ada di Indonesia saat ini. Terbukti korupsi bukannya berkurang tapi malah makin marak.

Kata-kata kasar kadang diperlukan untuk orang yang mempunyai kemaluan kecil. Kata-kata kasar bisa membuat orang mempunyai kemaluan kecil menjadi besar. Seandainya kata-kata kasar tidak juga membuat kemaluannya menjadi besar, kemungkin orang tersebut sama sekali tidak mempunya kemaluan. Kemaluan seolah sudah tertutup oleh uang.

Maaf, gw hanya sekadar menyampaikan pendapat. Bagi mereka yang kontra jangan tersinggung. Bagi mereka yang pro silakan gabung. Siapa tau pendapat anak bawangseperti kita masih bisa diperhitungkan.

Tidak ada Mafia Migas, diharapkan minyak bisa turun, harga barang juga bisa ikut turun. Dan yang terpenting untuk saat ini adalah harga gas LPJ 3 kg bisa kembali di kisaran 22 ribu. Tidak seperti sekarang, harga gas LPJ 3 kg berada di kisaran 40 ribu. Setidaknya itulah harga gas LPJ 3 kg di daerah gw.



Salam,
Jumpa lagi di thread gw berikutnya.


Sumber opini pribadi.
sumber lainnya