rulfhiAvatar border
TS
rulfhi
Tiket ke Pulau Komodo 14 Juta, Warga Lokal Mesti Ikutan Jadi Kaya



Tiket ke Pulau Komodo 14 Juta, Warga Lokal Mesti Ikutan Jadi Kaya


Komodo (source kumparan.com)
Komodo (Varanus komodoensis) merupakan kadal terbesar di dunia dan endemik Indonesia. Kadal besar itu hidup di tiga pulau yang menjadi bagian dari Taman Nasional Komodo (TNK), yakni Pulau Komodo, Pulau Rinca dan Pulau Padar.

Keberadaan komodo menjadi daya tarik bagi para turis lokal maupun mancanegara untuk singgah ke pulau yang terletak di Nusa Tenggara Timur itu. Tak heran jika lambat laun Pulau Komodo menjadi salah satu destinasi termasyur dikalangan traveler dunia.   

Setiap tahunnya kunjungan ke Pulau Komodo selalu meningkat. Oleh karena itu banyak dari warga sekitar yang beralih profesi dari nelayan ke penyedia jasa seperti guide, ranger dan lainnya..  

Pada tahun 1977 UNESCO menetapkan Taman Nasional Komodo berstatus Cagar Biosfer (Biospher Reserve) dan Warisan Alam Dunia (Natural World Heritage Site) pada sejak 1991. Selain itu, TNK pada tahun 2012 mendapatkan predikat sebagai 7 keajaiban dunia.

Meninjau predikat tersebut, bisa dikatakan apapun yang terjadi dengan TNK secara otomatis akan melibatkan masyarakat dunia. Salah satu yang cukup ramai jadi perbincangkan adalah isu akan ditutupnya Pulau Komodo untuk menjaga keberlangsungan hidup hewan melata itu.

Isu penutupan kawasan tersebut urung terjadi lantaran beberapa alasan. Saya tak akan membahas di sini, karena terlalu panjang. Loncat pada kesimpulannya, bahwa pemerintah akan menerapkan wisata ekslusif untuk Pulau Komodo. Sehingga setiap wisatawan yang datang akan dibatasi agar tidak mengganggu konservasi komodo.

Biaya yang harus dikeluarkan setiap wisatawan untuk melihat langsung komodo sebesar 14 juta. Dikabarkan nantinya pemerintah akan membuat sistem membersip, di mana para wisawatan yang tidak mempunyai membership akan dialihkan ke pulau di sekitar Pulau Komodo.

Melihat nominal sebesar itu, ada prasangka buruk yang singgah. Apa mungkin pemerintah tengah cari uang saja dari hewan komodo. Akan tetapi di sisi lain, saya juga berpikir bahwa proses konservasi adalah suatu hal yang tidak murah.

Saya juga khawatir jika harga tiket terlau mahal dapat mematikan pariwisata di sana. Apalagi jika fasilitas yang tersedia di sana tak sebanding dengan besarnya uang yang wisatawan keluarkan. Tapi boleh jadi itu hanya kecemasan saya saja, sebab mahal tidaknya suatu destinasi wisata sangat relatif. Apalagi jika telah

Dan perlu dicatat juga pelibatan warga lokal untuk setiap kegiatan yang dilakukan. Warga lokal harus tau apa yang dibuat pemerintah untuk tempat tinggalnya. Jangan sampai setiap kebijakan yang diambil merugikan warga setempat yang sudah ada lebih dulu di sana.

Menurut kalian, layaknya tiket wisata seharga 14 juta? Bagi saya layak-layak saja yang penting semua fasilitas maupun penunjang lainnnya sebanding. Dan yang paling penting makin mahal harga tiket harus semakin sejahtera juga masyarakat di sana.

Tulisan Opini TS dan beberapa referensi


Ilustrasi gambar terlampir

 

 

 

 

 

 


ceuhettyAvatar border
sebelahblogAvatar border
sebelahblog dan ceuhetty memberi reputasi
2
431
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan