Alpari merupakan salah satu broker forex dengan sejarah panjang. Karena itu, tak heran jika pada tahun 2018, kliennya sudah berjumlah belasan juta dan berasal dari berbagai negara di dunia. Dirikan pada tanggal 24 Desember 1998 oleh Daniel Skowronski, Andrey Vedikhin, Andrey Dashin, dan Gleb Petrov, Alpari saat ini telah dikenal sebagai salah satu broker forex unggulan.

Meski sangat berpengalaman dan sudah melebarkan sayapnya secara global, Alpari tidak membatasi layanannya untuk para trader profesional dan yang bermodal besar saja. Broker ini justru mewadahi para pemula dan trader ritel dengan akun nano, serta terus berinovasi untuk menjelajahi alternatif layanan lain seperti Binary Options dan trading mata uang kripto. Salah satu fasilitas rintisan Alpari yang sukses besar dan saat ini banyak diadopsi broker forex lain adalah fitur PAMM. Itulah mengapa, tak heran jika broker ini disebut sebagai salah satu broker pelopor di dunia trading forex.

Kelebihan Alpari

Sebagai broker yang sarat pengalaman, Alpari tentu sudah memiliki kredibilitas tersendiri yang membuatnya tak kesulitan menggaet trader baru. Terlebih lagi, spesifikasi trading di broker ini sudah disesuaikan sedemikian rupa agar bisa “ramah bagi semua jenis trader”.

Dari segi fasilitas pendamping, Alpari juga sudah tak perlu diragukan lagi. Broker ini pernah sukses menggalakkan program PAMM (yang masih berjalan sampai saat ini), alternatif trading Binary Options, konten Analisa yang sudah disesuaikan dalam berbagai bahasa, program belajar forex dengan media audio visual, webinar, beragam tool trading, juga kontes-kontes menarik yang cukup “melegenda” seperti kompetrisi demo Alpari Virtual Reality.

Di Indonesia, broker ini memiliki daya saing yang tinggi karena sudah memaksimalkan beragam sajian eksklusif untuk trader Tanah Air. Ditambah lagi, jaminan pengalaman sejak tahun 1998 bisa menjadi nilai plus yang jarang didapatkan di broker-broker asing lain yang berekspansi di Indonesia.

Kekurangan Alpari

Untuk seukuran broker yang sudah lama malang melintang di dunia forex, kantor pusat dan regulasi Alpari masih berlokasi di negara Offshore. Broker ini sebenarnya sempat membuka cabang di AS dan Inggris, bahkan mendapatkan lisensi bergengsi dari NFA serta FCA.

Sayangnya, lisensi Alpari AS dicabut, sementara Alpari UK yang diregulasi FCA Inggris dinyatakan bangkrut karena terkena insiden “bom SNB” awal 2015 lalu. Alpari tidak sendiri, karena saat itu ada beberapa broker lain yang bangkrut dan rugi besar, akibat keputusan mendadak bank sentral Swiss yang membuat nilai tukar Euro dan Franc Swiss bergerak liar tak terkendali. Khusus untuk kasus ini, klien Alpari UK telah mendapatkan kompensasi sesuai skema pengembalian dana dari Financial Services Compensation Scheme (FSCS) dan perusahaan jasa audit KPMG.





Selain dari segi kantor dan regulasi, Alpari juga cukup membatas pilihan deposit dan withdrawalnya. Sebelum kedatangan Bitcoin dan sistem pembayaran kripto lainnya, broker ini hanya membuka jalur transaksi melalui Wire Transfer, Kartu Kredit, Skrill, Neteller, WebMoney, dan FasaPay. Itupun dengan fee yang relatif mahal untuk pembayaran maupun penarikan via Skrill dan Neteller.