Jadi kapan nih sepakbola Indonesia bisa masuk piala dunia? Harus nunggu berapa lama lagi? Apa sih yang bikin Indonesia selalu gagal ke Piala Dunia?

Kalo kita ngomongin soal masa depan olahraga Indonesia, rasanya gak lengkap ya gansist kalo kita kagak nyenggol soal sepakbola. Udah pada tau lah ya kalo sepakbola masih menjadi olahraga yang paling banyak mengundang minat masyarakat kita. Terbukti ketika Timnas kita bertanding, baik dari usia berapapun, selalu kita lihat animo yang luar biasa besar pada masyarakat kita. Tapi pertanyaannya, terus kapan nih kita ke Piala Dunia?



Apa sih yang keliru? Apa yang bikin sepakbola kita seolah jalan di tempat? Kalau mau dijabarkan secara detail tentunya ada banyak sekali ya variabel yang berpengaruh disitu. Namun kalo menurut ane pribadi, jika kita tarik garis besarnya ada dua hal yang paling berpengaruh. Yaitu soal kepengurusan dan juga sistem yang digunakan.



Kita semua pasti sudah paham ya seperti apa para pengurus sepakbola yang ada diatas sana. Jika kita lihats secara kasat mata pun akan terlihat seberapa rendahnya passion yang dimiliki terhadap sepakbola. Jikalau ada yang benar-benar mencintai sepakbola pun, akah terhalang berbagai problem kepentingan disekitarnya. Jika dari kepengurusan saja kurang mencintai sepakbola, bagaimana bisa kita menciptakan sepakbola indah yang berprestasi?

Kemudian yang kedua adalah dari sistem yang dijalankan. Kita bisa melihat seperti apa kualitas Liga yang selama ini kita saksikan. Kemudian kita bisa melihat bagaimana sistem pembinaan yang sudah berjalan. Tentu bisa kita lihat adanya banyak lubang disana-sini. Bagaimana bisa kita berharap banyak pada kompetisi level Asia, jika terkadang persiapannya pun sangatlah mepet. Terkadang sering kita lihat dimana Timnas kita hanya dipersiapkan selama beberapa bulan saja. Cukup wajar lah jika memang prestasi yang diwujudkan hanya sekedarnya.



Menurut ane, kita tidak perlu malu untuk berguru kepada murid. Ya benar, sepakbola kita dulu pernah menjadi guru, tepatnya pada tahun 1991 ketika Jepang berguru kepada Indonesia untuk membenahi liganya yang saat itu masih semi profesional. Pada waktu itu Jepang sangat serius belajar kepada Galatama, kompetisi profesional Indonesia yang lahir pada 1979. Waktu itu Jepang melihat bahwa Galatama merupakan sistem yang amat bagus, dimana tim yang ada terkait dengan perusahaan besar, bukannya terkait dengan instansi pemerintah.

Lantas apa hasilnya? Hasilnya pada 1993 Jepang sudah punya kompetisi pro J-League, dimana sejumlah pemain Jepang kemudian dilirik klub top Eropa. Dan berbanding terbalik dengan Indonesia, dimana kualitas liganya jadi menurun sejak Galatama dibubarkan karena adanya skandal suap. Para pemain Jepang yang berlaga di berbagai klub top eropa tersebut tentunya menimba banyak ilmu, yang mereka bawa pulang untuk menjadikannya semangat dalam membela Timnas mereka. Dan perjuangan mereka berbuah manis, sejak 1995 Jepang hampir tak pernah absen masuk Piala Dunia Yunior dan sejak 1998 juga mereka senantiasa lolos ke Piala Dunia.