Semua Karena Pramuka

jonesforyou

27-08-2019 14:11

Ini hanyalah sebuah cerita perjalanan saya sewaktu masih menjadi siswa SMP. Cerita yang sangat berkesan dan akan selalu teringat. Nama saya adalah Muhammad Rizki Amanda Aditriya.Teman-teman di sekolahku memanggil saya Adit.

Tahun ajaran baru saja dimulai. Sebagai siswa SMP kelas satu yang baru saja masuk saya pun diwajibkan untuk mengikuti masa orientasi sekolah yang berlangsung selama satu minggu. Setelah melewati masa Masa Orientasi Sekolah yang membosankan akhirnya saya sudah masuk sekolah seperti biasa. Pramuka adalah salah satu ekstrakurikuler di sekolahku. Seluruh siswa di sekolahku wajib mengikuti pramuka ketika berada di kelas dua. Karena saya masih kelas satu maka saya belum mengikuti kegiatan ekskul pramuka. Pada awalnya, di dalam hati kecil saya saya bertanya-tanya, “apasih untungnya ikut eskul pramuka, gajelas banget. Palingan cuman megang bendera, latihan baris-berbaris, bangun tenda, robohin tenda, latihan tali-temali. Hadeuh”

Sampai akhirnya saya naik ke kelas dua dan mau tidak mau saya pun mengikuti pramuka dengan setengah hati demi ekskul wajib tersebut. Dalam seminggu sendiri eskul pramuka berlatih pada hari Kamis dan Sabtu. Sialnya, hari Sabtu merupakan hari libur sekolahku. Makin malas lah saya mengikuti kegiatan ini. Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, tidak ada dampak yang diberikan kegiatan pramuka kepada saya.

Namun ternyata anggapan saya selama ini sangat salah. Saya baru menyadari betapa menyenangkannya mengikuti kegiatan pramuka pada saat saya naik ke kelas tiga.

Suatu ketika pramuka sekolah saya mengadakan seleksi untuk mengikuti Jambore tingkat kabupaten. Kegiatan Jambore sendiri adalah kegiatan bergengsi yang diadakan pramuka kabupaten setiap tahun sekali. Kegiatan tersebut menjadi perbincangan hangat di sekolahku di tengah hiruk pikuknya kehidupan putih abu-abuku yang akan segera berakhir. Belum ditambah dengan aktivitas kelas 3 yang disibukkan dengan mata pelajaran tambahan, seperti try out, dan kegiatan penunjang ujian sekolah dan nasional.

Siang itu tak sengaja ku lihat Haris melewati kelasku. Haris adalah teman sebelah kelasku yang dikenal aktif dalam mengikuti kegiatan pramuka.

“Oi Ris, ikutan seleksi jamboree gak nih?”, tanyaku dengan sedikit berteriak.

“Hei Dit, bikin kaget aja kamu. Kalem aja napa”, jawab Haris dengan muka yang sedikit kesal.

“Iya iya maaf kan bercanda. Jadi gimana nih? Kamu mau ikut seleksi jamboree gak?”, ucapku dengan serius.

“Pastinya ikut dong! Kamu gimana Dit? Ikutan gak?”, jawab Haris.

“Saya sih malas, ga tertarik dan gak minat” jawab saya singkat.

“yakin gak mau ikutan? Banyak cewek cantik juga loh…”,timpal Haris dengan muka sedikit menggoda.

“hahaha, serius kamu???”,

“iya lah, ngapain aku boong. Yok ikutan!!!” seraya Haris berjalan meninggalkan saya di lobi kelas.

Sekilas terlintas di benak saya untuk mengikuti seleksi jambore itu. Hitung-hitung sih buang penat sama kegiatan sekolah. Butuh pertimbangan lama bagi saya untuk memutuskan mengikuti seleksi tersebut. Setelah berpikir panjang akhirnya saya memutuskan untuk ikut seleksi jambore tingkat kabupaten. Di sinilah usaha saya benar-benar dimulai. Saya yang pada mulainya ogah-ogahan mengikuti kegiatan pramuka akhirnya setiap pulang sekolah saya bergabung dengan kawan-kawan pramuka saya untuk belajar bersama dan saling bertukar pengalaman.

“Gile kamu Dit, makin semangat aja nih buat ikut Jambore”, ucap Haris yang tiba-tiba saja datang ketika saya dan kawan-kawan sedang beristirahat latihan.

“Hehehe iya nih Ris, ini semua berkat kamu. Makasih yo”, jawabku sambal tersipu malu

“Halah kamu ini, yasudah belajar yang rajin ya! Sudah mendekati hari-H seleksi nih” timpal Haris dengan meyakinkan.

“Yoi Ris, semangat yak semoga kita lolos barengan ya!” jawabku.

Ketika hari seleksi tinggal menyisakan satu hari saya semakin intensif melakukan latihan latihan untuk seleksi besok. Tibalah hari seleksi. Hari itu saya berusaha semaksimal saya. Berbekal materi yang sudah saya kuasai akhirnya saya dapat menjawab beberapa tes dengan baik. Saya pun lega karena sudah melakukan yang terbaik. Tinggal menunggu hasilnya saja. Seminggu sesudah seleksi akhirnya tiba saatnya untuk pengumuman. Ada rasa takut tersendiri ketika saya akan melihat hasil siapa saja yang lolos. Saya mencari Haris dan untungnya tak butuh waktu lama bagi saya untuk menemukan Haris. Sambil berlari aku pun berteriak mengahampiri Haris yang sedang makan di kantin

“Haris!! Udah lihat pengumuman hasil seleksi belum? Lihat dong cepet, lihat nama saya juga dong lolos apa engga?”, ucapku memaksa

“Kebiasaan ya kamu ga pernah kalem. Ga lihat apa aku lagi apa?”. Jawab Haris sambil menghabiskan segelas es jeruk yang sedang ia minum.

“Iya ya sorry ye, yaudah saya tunggu deh. Hehehe”.

Setelah es jeruk Haris habis kami pun bergegas menuju mading sekolah untuk melihat hasil pengumuman seleksi Jambore. Saya menunggu Haris dari kejauhan dan Haris pun tak lama memberi isyarat dengan tangannya tanda “OK” yang artinya…

Gak nyangkanya saya LOLOS!!! HAHAHA. Termasuk juga Haris.

Setelah pengumuman akhirnya saya semakin sering belajar bersama dan juga turut serta menyiapkan beberapa kegiatan seperti lomba-lomba untuk mengharumkan nama sekolah kita. Saya juga menemukan teman-teman baru yang lebih pintar dan berpengalaman dalam dunia kepramukaan. Teman-teman saya sangat baik pada saya dan sangat sabar pula untuk membimbing saya. Kegiatan jambore pun tinggal menyisakan 3 hari. Waktu itu kami sedang disibukkan dalam pembuatan gapura buat kontingen sekolah kami. Kami bahu-membahu membangun gapura menggunakan bambu dan membuat seindah mungkin agar menarik perhatian sekolah lain.

Tak terasa hari jambore menyisakan satu hari lagi. Malam itu saya sampai tidak bisa tidur supaya besoknya saya tidak datang terlambat dan bisa kumpul lebih awal terlebih dahulu. Esok paginya setelah sampai di sekolah, rupanya sudah banyak yang datang lebih dulu, termasuk pula Haris. Ku hampiri Haris yang sudah bersiap membawa barang bawaanya.

“Pagi Ris, semangat yak!”, ucapku mengagetkan Haris yang sedang berdiri mematung.

“Yayaya, kebiasaan kamu ngagetin aja terus!” jawab Haris dengan ketus.

“Gapapa biar gak ngantuk, hahaha” jawabku sambil tertawa.

Setelah dipastikan semuanya telah berkumpul kami pun melakukan doa bersama terlebih dahulu. Berdoa pun selesai dan diaamiini oleh semangat kami para peserta jamboree. Berangkat lah kami ke lokasi menggunakan bus sekolah. Yel-yel dan semangat juang kami mengantar kami menuju lokasi jambore.

Jambore tingkat kabupaten ini diadakan di kota tetangga ku. Perjalanan berlangsung selama kurang lebih dua jam untuk dapat sampai ke lokasi. Sesampainya di lokasi, ternyata sudah banyak sekolah yang tiba lebih dulu. Kurang lebih 30 sekolah yang berada di kabupatenku yang mengikuti kegiatan jamboree ini. Luar biasa ramainya. Sesampai disana kami bahu-membahu mendirikan gapura sekolah kami dan mendirikan tenda sampai malam hari. Rasa lelah, capek, dan keluhan kami terbayarkan saat gapura dan tenda kami berdiri tegak diantara sekolah yang lain.

Malam harinya saya berkunjung ke tetangga tenda kami, untuk bertegur sapa dan bercanda hingga larut malam. Apa yang dikatakan Haris ternyata benar adanya, banyak cewek cakep juga yang mengikuti kegiatan ini. Saya pun meminta Haris untuk menemani saya berkenalan dengan seorang cewek yang tendanya berada persis di depan tenda kami. Seorang cewek berbadan tinggi sedang berdiri sendiri dan nampak wajah kebingungannya yang sedang mencari seseorang.

“Ris, temani saya dong. Kenalan sama itu tuh..” pintaku sambil menunjuk cewek yang kumaksud.

“Wani piroo? Kan aku bilang juga apa, ga nyesel kan ikut jamboree hahaha. Yo dah.” Sahut Haris sambil tertawa

Saya dan Haris pun berjalan menghampiri cewek tersebut. Setibanya di hadapan cewek tersebut dengan malu-malu kujulurkan tanganku sebagai awal maksudku yang ingin berkenalan dengannya.

“Hai, kenalkan nama saya Adit dari SMPN 2. Salam kenal yaa..”

Baru saja kumulai maksud perkenalanku tiba-tiba datang juga seorang lelaki yang nampaknya sudah lama dinantikan oleh cewek tersebut.

“Des maaf lama ya, kamu nungguin ya? Habisnya susah banget sih nyari tenda kamu,” ujar lelaki yang baru saja datang tersebut.

Saya akhirnya terdiam sesaat karena berada di situasi yang awkward. Nampak Haris yang berusaha menahan tawanya sambil melirik ke arahku.

Cewek itu pun dengan cepat menjabat juluran tanganku sambil tersenyum lega dan menjawab “Hai Dit, salam kenal juga ya. Aku Desi, dari SMPN 1. Oh iya kenalin juga ini Ega. Cowok aku. Hehehe” jawab Desi sambil tersipu malu.

Dengan kikuk akupun melepaskan jabatan tangan Desi. Sambil tersenyum canggung akhirnya saya dengan Haris segera pamit untuk balik ke tenda kami. Desi pun dengan santainya hanya mengiyakan dan bercanda dengan cowoknya. Saya sempat sedih tapi tak apa ujar saya dalam hati. Setidaknya saya menambah kenalan baru yang bisa menambah daftar teman saya.

Kegiatan jamboree yang berlangsung 3 hari 2 malam tersebut sangat penuh arti. Mulai dari lomba – lomba antar sekolah, senam bersama, api unggun, pensi, materi tentang alam sampai sejarah pramuka dan tak ketinggalan LKBB dan lomba gapura paling bagus.Dengan segala usaha dan doa, akhirnya sekolah kami mendapatkan juara 3 dan membawa pulang 3 piala juara 1, 5 piala juara 2, dan 3 piala juara 3. Memang hasil yang didapatkan kadang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, tetapi kerja keras dan usaha disertai dengan doa tidak pernah balik ke kita sendiri.

Tahun ini kami gagal menjadi juara umum setelah tahun sebelumnya kami membawa piala tersebut ke sekolah kami. Dari kegiatan tersebut kami tambah semangat lagi untuk aktif di dunia kepramukaan. Terlibat di banyak kegiatan kepramukaan membuat saya sadar bahwa pramuka memberikan banyak sekali ilmu buat saya, mulai dari kepimpinan, kebersamaan, sosial, kecintaan alam hingga kemandirian.

Cerita dari jambore kabupaten memiliki banyak kenangan yang mungkin tidak bakal saya lupakan.

Sekian~
Foto : Google

Diubah oleh jonesforyou 27-08-2019 14:25