mrbutongAvatar border
TS
mrbutong 
Aku Berteman Dengan Dia Yang Tak Terlihat Saat Berkemah



Quote:


Pagi itu hari yang membosankan seperti biasanya, Gusti menjalani kehidupan sekolah seperti biasa. Masuk kelas, istirahat ke kantin, masuk kembali dan pulang. Gusti adalah siswa SMA kelas 2 yang tidak terlalu pintar dalam hal akademik dan bergaul. Bahkan untuk mendapat satu orang teman baikpun rasanya sulit. Sampai suatu ketika ada poster pengumuman yang paling di tunggu-tunggu oleh anak-anak SMA tempat Gusti bersekolah. Poster pengumuman tersebut adalah ajakan untuk mengikuti perkemahan gabungan antara ke 5 SMA Negeri di kota itu. Sudah menjadi ajang pamer dan ajang mencari pacar semata, makanya acara tersebut dinanti oleh banyak siswa dan siswinya. Ya sayangnya, meskipun seluruh siswa-siswi dapat berpartisipasi, 1 Team minimal harus terdiri dari 3 orang. Itu alasan mengapa Gusti tidak mengikuti kegiatan itu tahun lalu. Tapi entah mengapa Gusti bertekad ingin ikut acara kemah akbar itu tahun ini.

"Eh, gue gabung di Team kalian dong. Boleh ya?"

Kalimat itu terus keluar dari mulut Gusti seharian itu. Gusti meminta untuk bergabung hampir ke semua orang yang sedang berkumpul di kelasnya, di kantin, sampai ke mushola sekolah. Tapi semua orang menolak halus dengan alasan jumlah Team mereka sudah maksimal. Ya, maksimal Teamnya adalah 8 orang. Setelah hampir putus asa, Gusti di hampiri oleh anak paling gendut di sekolah yang bernama Faqih. Faqih yang tidak sengaja mendengar omongan Gusti ke orang-orang di kantin langsung menawarkan diri untuk Gusti agar bergabung ke Team Pramuka dia.

"Gusti kan? Tadi gue ga sengaja denger elu pengen nyari anggota buat Team Pramuka kan?" Tanya Faqih.

"Eh iya nih Faqih ya, iya qih gue lagi nyari Team nih buat acara minggu depan." Jawab Gusti.

"Gabung sama Team Pramuka gue aja gus." Lanjut Faqih.

"Woaahh yang bener nih qih, gue boleh gabung? Asikk skuuyyy lahh." Kata Gusti dengan sangat gembira.


Rasa gembira Gusti meredup ketika dia tau ternyata Team Pramuka Faqih ternyata baru dia, Faqih dan 1 orang anak Pustakawan sekolah bernama Sigit. Ya, Ekspektasi memang tidak seindah tenyataan, tapi apa boleh buat. Show Must Go Onpikir Gusti.

-----------------------------------------------------------------------------------------

Sepulang sekolah esok harinya, Gusti di ajak Faqih ke rumahnya untuk mempersiapkan peralatan berkemah nantinya selama 3 hari. Sigit pun mau datang setelah tugas Pustakawannya selesai sore nanti. Setelah menyanggupi, Gusti langsung mengikuti motor Faqih dari belakang untuk ke rumahnya. Di luar dugaan, ternyata Faqih anak orang berada. Rumahnya sangat besar. Gusti sendiri heran mengapa Faqih hanya menggunakan motor Matic yang lama ketimbang motor yang di iklankan oleh pembalap Valentino Rossi.


Sesampainya di rumah Faqih, Gusti di tawari untuk makan siang terlebih dahulu. Makanannya sangat enak sekali meskipun hanya sebatas Nasi Goreng. Yang lebih mengejutkan lagi adalah Faqih sendiri yang memasak Nasi Goreng itu. Ternyata selain suka makan, Faqih juga suka membuat makanannya sendiri.

Tidak lama kemudian Sigit datang dengan mengikuti arahan Share Loc yang Faqih beri sebelumnya. Sigitpun dipersilahkan untuk makan Nasi Goreng buatan Faqih. Momen seperti itu entah mengapa membuat Gusti, Faqih dan Sigit menjadi lebih dekat. Mereka bertiga memang tidak mempunyai teman dekat di sekolah karena 'kelebihan' mereka masing-masing.

Setelah makan dan obrolan sedikit demi sedikit, Gusti bisa menyimpulkan karakter Sigit disini adalah seorang yang pasif tapi dia bisa mengikuti alur obrolan apapun seolah-olah wawasan dia luas. Baru setelah Sigit cerita lebih dalam kalau dia tidak punya teman karena dirinya terlalu banyak bicara yang membuat orang berfikir dia freak. Gusti menenangkannya dengan bilang. "Lah justru gue malah kagum git karena elu lebih tau banyak dari gue." dan dilanjut oleh anggukan kepala oleh Faqih. Ya, seketika itu pula persahabatan mulai terasa erat.

Menjelang sore, setelah menulis apa saja yang dibutuhkan untuk berkemah nanti Gusti, Faqih dan Sigit langsung menuju toko perlengkapan berkemah. Setelah memilah dan memilih kemudian ketika ingin membayar, Faqih langsung paling depan mengeluarkan kartu bank miliknya. Gusti dan Sigit langsung protes kenapa tidak patungan saja. Faqih hanya tertawa sambil berkata. "Selow aja weehh.". Ternyata keberadaan yang lebih tidak membuat Faqih sombong dan malah membuatnya lebih banyak memberi juga.

--------------------------------------------------------------------------------------

H - 2 ada Technical Meeting di sekolah yang menjadi panitia penyelenggara. Letaknya lumayan jauh dari sekolah Gusti, Faqih dan Sigit. Tanpa komando, Faqih langsung memesan Taksi Online dan ga lama kemudian datang. Gusti dan Sigit geleng-geleng kepala sambil merasa sedikit tidak enak. Mereka khawatir jika suatu saat Faqih akan merasa kalau dirinya hanya di manfaatkan oleh Gusti dan Sigit. Ya, semoga saja tidak akan terjadi.

Sesampainya di sekolah penyelenggara, Mereka bertiga langsung masuk ke ruang Technical Meeting di adakan.

"Nah untuk masing-masing Team Pramuka yang ada, nanti jangan lupa memasang nama Teamnya di lengan sebelah kirinya ya." Ujar panitia.

"Eh iya kita dari kemarin belum omongin nama Team Pramuka kita nanti apa ya guys hahaha." Kata Gusti sambil tertawa.

"Santuy aja, masalah sepele itu mah." Jawab Sigit dengan santai.

"Gimana kalau nama Teamnya Rajawali Emas aja?" Sambung Faqih.

"Kenapa Rajawali Emas qih?" Tanya Gusti.

"Pasti gini, Kita kan sendirian aja akhir-akhir ini sebelum akhirnya jadi 1 Team gini. Nah kan Rajawali juga begitu. Dia sendirian terus di atas Gunung. Padahal dia punya kelebihan. Sama kaya kita." Potong Sigit.

"Kaga sih, gue pengen Rajawali Emas biar keren aja hahaha." Jelas Faqih.


Mereka bertiga tertawa pelan setelah Faqih menjelaskan alasan sebenarnya.

Sepulang dari sekolah panitia pelaksana, Mereka langsung ke toko yang menjual perlengkapan Pramuka. Mereka mulai membeli atribut lengkap Pramuka termasuk Logo Team mereka, Rajawali Emas.
Spoiler for Perawakan Logo:


------------------------------------------------------------------------------------------

Hari yang ditunggu tiba. Gusti, Faqih dan Sigit berangkat dari rumah masing-masing menuju ke sekolah dengan peralatan kemah selama 3 hari. Dari sekolah, mereka berangkat naik bus yang disediakan pihak sekolah untuk menuju lokasi kemah. Di perjalanan menuju lokasi, akhirnya mereka sama-sama bisa merasakan asyiknya ber-Pramuka. Bernyanyi hal sepel tapi senang, bertingkah konyol. Padahal di bus itu tidak saling mengenal, tapi ikatan Pramuka membuat semuanya jadi lebih mudah akrab satu sama lain. Bahkan untuk orang seperti Gusti, Faqih dan Sigit.

Sesampainya di lokasi, mereka harus langsung mendirikan tenda di tempat yang di tentukan oleh panitia. Dan dari mereka bertiga ternyata tidak ada yang bisa mendirikan tenda. Bodoh sekali memang, ingin mengikuti kegiatan Pramuka tapi ga ada satupun yang belajar dari hal sedasar membuat tenda. Merekapun meminta bantuan Team Pramuka sebelah yang sudah selesai terlebih dahulu membuat tendanya. Tanpa rasa sungkan, Team Pramuka sebelah ini mau membantu dan jadilah tenda Team Rajawali Emas ini.

Meskipun tenda ini berkapasitas 4 orang, tapi tetap saja, tenda terasa 'pas' karena badan Faqih yang besar. Hal tersebut tidak menjadi sebuah masalah bagi Gusti maupun Sigit. Karena perjalanan ke lokasi cukup jauh, panitia mempersilahkan untuk beristirahat sampai pembukaan acara pada malam harinya. Artinya masih ada waktu 3 jam.

Gusti memulai untuk menceritakan kisah hidupnya yang tidak banyak orang lain tahu. Gusti dulunya pernah mengalami mimpi menjadi orang lain lain, saat terbangun dirinya merasa sakit sekali kepalanya. Baru diketahui setelah dia besar, ternyata dulu itu dia kerasukan. Gusti juga mengira hal itulah yang membuat dia sulit mendapatkan teman sampai saat ini. Dia juga tidak tahu mengapa.

Faqih menyambung cerita tentang dirinya juga. Faqih dulunya pemain basket saat SMP. Patah hati paling hebat dia rasakan ketika dia jatuh cinta dengan seorang wanita tapi wanita itu menolak dia mentah-mentah. Hal itu membuat Faqih melampiaskan kesedihannya kepada makanan dan membuat dirinya Obesitas dalam kurun waktu 2 tahun. Alhasil ketika masuk SMA, dia tidak bisa main basket lagi dan tidak ada yang mau berteman dengannya karena dia gendut.

Sigit yang dari tadi terdiam, akhirnya ikut buka suara. Sigit waktu SMP pernah ikut lomba debat tingkat nasional. SMPnya berhasil menjadi juara 1 tingkat nasional saat itu. Tapi 2 orang di Teamnya mengundurkan diri setelah perlombaan dari Club Debat sekolah karena merasa Sigit tidak butuh bantuan siapapun karena saking pintarnya. Dari situ Sigit mulai mengurung diri, tidak banyak bicara dan saat masuk SMA dia lebih memilih secara sukarela menjadi Pustakawan daripada ikut Club-Club lainnya.

Setelah lega bercerita, mereka sama-sama bersyukur karena akhirnya di pertemukan. Layaknya sahabat sejati, persahabatan ini sepertinya akan bertahan lebih lama. Tiba-tiba ...

*TeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeettttttttBunyi Toa berbunyi sangat kencang dan diikuti ucapan "Hitungan 10 sudah berbaris di lapangan berpakaian dan beratribut lengkap, SATUUUU".

Sontak mereka bertiga kaget dan langsung berebut keluar tenda dan memakai sepatu masing-masing. Setelah merasa lengkap, mereka langsung berlari menuju lapangan besar di sebelah area tenda.

Tidak ada yang spesial saat pembukaan dan acara demi acara yang terlaksana sampai tiba saatnya Jurit Malam. Pada Jurit Malam kali ini masing-masing Team akan berjalan sendirian menyusuri hutan dan mengambil 5 barang yang di sediakan panitia. Masing-masing Team Pramuka harus mengirim 5 orang untuk mengambil masing-masing 1 barang yang panitia taro di hutan. Meskipun trek atau jalanan yang harus di lewati sudah tersedia arahannya, tapi tetap saja, malam itu bulan tidak menunjukan sinarnya. Bintangpun anehnya tidak tampak. Padahal area perhutanan ini jarang ada radiasi cahaya. Mungkin akan turun hujan pikir Gusti kala itu.

Karena harus mengambil 5 barang dan Team Rajawali Emas hanya ada 3 orang, maka Sigit menyusun strategi agar bisa mengambil ke 5 barang itu.

"Yang pertama jalan gue, nanti gue ambil 2 barang. Terus giliran kedua elu qih. Ambil 1 barang aja. Sisanya biar si Gusti yang ambil 2 barang, gimana?" Saran Sigit.

"Mantap Git" Kata Gusti dan Faqih berbarengan.


Dalam acara ini, kecepatan dan ketepatan akan dinilai setiap Teamnya. Sebelum dimulai, masing-masing Team dapat clue dari ke 5 barang yang harus di ambil dari area hutan yang sudah ada treknya. Dengan kemampuan Sigit yang di atas rata-rata, clue terpecahnya dengan cepat dan Sigit langsung memberi tahu Gusti dan Faqih barang apa saja yang harus di ambil.

Team Rajawali Emas mendapat giliran paling terakhir untuk mencatat waktu dan ketepatannya. Waktu sudah menunjukan pukul 23.30 kala itu. Sebelum memulai, Sigit bilang ke Gusti dan Faqih untuk santai saja. "Kita gak harus menang kok. Yang penting balik lagi selamat. Kata Sigit.

Sigit masuk hutan dengan membawa senter dan mencari 2 barang itu, 10 menit kemudian dia kembali dengan membawa kompas dan pensil. Faqih langsung menyambung dan sedikit berlari. Cukup lama Faqih tidak nampak kembali. Setelah 20 menit, Faqih baru kembali dengan membawa barang berupa kopi saset. Tepat jam 12 malam, Gusti masuk hutan untuk mencari 2 barang yang tersisa yaitu Pluit dan Buku Saku Pramuka.

Sudah 30 menit Gusti belum juga kembali. Malam itu Gusti keluar dari jalur jurit malam yang disediakan panitia, Jalan yang Gusti lewati membimbingnya memasuki hutan dan berujung di bebatuan besar yang membelah hutan. Disana Gusti bertemu sesosok wanita cantik sedang menangis.

"Kamu kenapa? Kayanya kamu kesasar juga ya kaya aku." Kata Gusti.

"Huuuu uuu uuu, iya nih aku takut." Kata Wanita itu.

"Aku Gusti, nama kamu siapa?" Tanya Gusti.

"Aku... Aku Lilis" Jawab Lilis dengan lirih.


Sejak saat itu, Gusti mencoba menenangkan Lilis agar tidak menangis kembali sampai akhirnya mereka mengobrol sangat lama.

"Kita cari jalan ke Camp Ground bareng yuk Lis."

"Kamu duluan aja, makasih ya udah mau denger dan nemenin aku."

"Jangan gitu, udah hayuk bareng Lis, itu aku lihat cahaya-cahaya banyak. Kayanya lagi pada nyariin kita. Padahal kitanya lagi asik berduaan gini ya hehehe" Kata Gusti sambil menoleh ke arah cahaya-cahaya senter berada.


Ketika menoleh ke arah Lilis kembali, Lilis telah hilang. Tanpa sedikitpun rasa curiga, Gusti ngedumel seorang diri. Apa mungkin gue salah omong kali ya, pikir Gusti kala itu sambil berjalan kearah sumber cahaya-cahaya berdatangan.

Begitu sampai di sumber cahaya itu ternyata benar semua panitia termasuk Sigit dan Faqih lagi nyariin Gusti dengan panik. Begitu Gusti ketemu, Gusti langsung di bawa ke area kemah dan di tanya mengapa bisa keluar jalur. Gusti menerangkan jika menurut dia, dia tetap berada di jalur, Gusti hanya tidak melihat batas jalurnya dan tetap mencari barang yang sampai sekarang tidak ketemu. Setalahnya Gusti diminta kembali ke tendanya untuk tidur.

Saat di tenda, Gusti menceritakan kepada 2 temannya itu tentang pertemuan dia dengan peserta lainnya yang kesasar juga. Namanya Lilis. Gusti dengan semangat menjelaskan perawakan Lilis sedetail mungkin.
Spoiler for Mungkin Kaya Begini:


Faqih dan Sigit merasa heran dengan penjelasan Gusti. Karena kalau kata panitia, peserta jurit malam yang kesasar hanya Gusti seorang. Setelahnya ketiga orang itu langsung merinding ketakutan. Terutama Gusti. Gusti langsung berkata. "TERUS YANG TADI KETEMU GUE SIAPA ANJIR".

Tanpa berfikir apa-apa lagi, mereka bertiga memutuskan untuk tidur.

Paginya, ada lomba masak setiap Team Pramuka. Team Rajawali Emas jelas mengirim Faqih untuk mengikuti lomba itu. Seperti kemarin, Faqih membuat Nasi Goreng Spesial buatannya. Semua juri langsung menunjukan tatapan kalau mereka menyukai makanan Faqih ini. Saat pengumuman tiba, benar saja. Faqih mendapat juara 1. Bukannya tidak terlalu senang, tapi Gusti masih memikirkan Lilis. Sosok wanita yang dia temui dan ngobrol banyak di tengah hutan kemarin malam. Gusti menceritakan kegundahan hatinya kepada 2 temannya itu. Sigit dan Faqih hanya bisa menghibur dengan ngatain Gusti jomblo dan segalanya. Tapi itu tidak menghibur Gusti. Gusti bertekad nanti malam akan kembali kesana.

Malamnya setelah serangkaian acara selesai. Tanpa sepetahuan Faqih dan Sigit, Gusti menyelinap keluar tenda untuk kembali ke tempat dia bertemu dengan Lilis. Dengan insting yang kuat, akhirnya Gusti sampai di tempat kemarin dia bertemu dengan Lilis. Dan ternyata dia menemukan Lilis yang sedang menangis lagi.

"Hey, kamu kenapa nangis lagi Lis?"

"Abis kamunya pergi ninggalin aku, huuuuu uuu uuu."

"Lah bukannya kemarin, ah udah lupakan. Yang penting sekarang aku udah disini kan."

"Yaudah sini kamu tiduran di pangkuan aku."

"Loh eeee, gapapa nih Lis?"

"Iya gapapa sini." Kata Lilis sambil tersenyum.


Dipangkuan Lilis setelah mengobrol, tiba-tiba Gusti merasa sangat ngantuk. Tidak sempat melihat jam, Gusti sudah tertidur. Dalam tidurnya, Gusti bermimpi. Dia melihat Lilis yang mengikuti kegiatan serupa dengannya. Lilis juga kesasar ke tempat itu. Bedanya panitia yang menemukan Lilis bukannya mengantar Lilis kembali ke perkemahan, malah tergoda bisikan setan untuk merudapaksa Lilis. Setelahnya, karena khawatir Lilis akan buka mulut, panitia yang merudapaksa Lilis langsung membunuhnya dengan batu yang ada disekitar. Kemudian mayat Lilis malah dikubur begitu saja di balik batu besar tempat Gusti tertidur. Begitu sangat jelas apa yang Gusti lihat dimimpi itu sampai akhirnya Gusti terbagun di pagi hari dengan kerumunan banyak orang disekitarnya.

Gusti menceritakan kejadian yang dia alami kepanita dan guru-guru yang ada. Itu membuat sebagian Guru yang lama teringat akan kasus hilangnya 1 orang siswi bernama Lilis 2 tahun lalu diacara yang sama. Sehabis di introgasi, Gusti dan beberapa Guru dan panitia pergi ke tempat Gusti tidur semalam untuk mencoba menggeser batu besar dan menggali tanahnya. Baru selesai menggeser batu besar yang ada, bau busuk sudah tercium sangat jelas. 3 Orang yang menggali mempercepat galiannya dan menemukan tengkorak dengan baju pramuka.

Seorang guru langsung menelpon polisi dan tidak lama kemudian polisi datang membawa ambulance. Acara perkemahan hari itu juga diselesaikan dan semua murid dipulangkan.

Malam hari setelah dari perkemahan, Gusti tidur di rumah Faqih bersama Sigit karena Faqih merasa parno setelah kejadian hari itu. Orang Tua Faqih saat itu sedang bekerja keluar kota, jadi dirumahnya hanya ada Faqih dan ARTnya saja. Dalam tidurnya kali ini, Gusti kembali bermimpi wajah cantik Lilis. Di mimpi itu Gusti melihat Lilis tersenyum bahagia sambil mengucap 'Terima Kasih' kepadanya. Saat bangun pada pagi harinya, entah mengapa air mata Gusti mengalir dengan sendirinya. Gusti tidak mengerti apa yang terjadi. Sigit dan Faqih yang melihat itu hanya memberi pelukan hangat agar Gusti sedikit lebih tenang.

Pada siang hari, Gusti mendapat telpon dari pihak sekolah kalau dirinya diminta untuk ke sekolah saat itu juga. Tanpa pikir panjang, Gusti langsung berangkat ditemani oleh Sigit dan Faqih.

Sesampainya disekolah, sudah ada 1 mobil polisi yang terparkir di halaman sekolah. Gusti langsung masuk ke ruangan Guru dan disitu sudah ada polisi, guru dan sepertinya orang tua murid pikir Gusti. Ternyata orang tua murid itu adalah orang tua dari Lilis. Mereka menangis sambil mengucap terima kasih kepada Gusti. Polisi juga menjelaskan akan memeriksa seluruh panitia pria yang menjadi panitia 2 tahun lalu. Di akhir obrolan dengan orang tua Lilis, orang tua Lilis mengundang Gusti untuk ke rumah mereka untuk makan malam. Gusti menyanggupi asalkan boleh mengajak 2 orang temannya. Orang tua Lilis mengangguk tanda setuju.

Setelah mandi dan berpakaian rapih, Gusti menuju rumah Faqih. Ya memang janjian dengan Faqih dan Sigit disana untuk kemudian berangkat ke rumah Alm. Lilis.

Sesampainya di rumah Alm. Lilis, Orang Tua Lilis menyambut Gusti dan 2 temannya dan langsung mempersilahkan duduk di ruang makan. Ketika makan dimulai ada 1 orang yang menyita perhatian Gusti. Sosok wanita yang duduk disebelah Ibu Alm. Lilis. Ternyata wanita itu adalah Adik Alm. Lilis yang bernama Intan. Ya Gusti baru tahu setelah diperkenalkan oleh sang Ibu.


"Kenapa lu gus, ngeliatin adiknya mulu" Kata Sigit.

"Udah makan dulu nih" Potong Faqih.

"Iyanya si Sigit nih kepo banget hahaha" Sambung Gusti sambil tertawa.


Setelah makan selesai, Orang Tua Lilis menceritakan tentang Lilis yang terkadang membuat sang Ibu menahan tangis. Intan yang kala itu masih kelas 1 SMA persis seperti Lilis. Hal itu yang membuat Gusti tertarik. Pandangan Gusti ke Intan yang terlalu jelas membuat orang tuanya berkata "Kamu suka sama Intan nak Gusti?. Bagai disambar geledek Gusti kaget sambil mengangguk. Hal itu membuat seisi ruangan tertawa.

Sepertinya kisah ini belum berakhir untuk Gusti.

TAMAT
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
732
3
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan