Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

iissuwandiAvatar border
TS
iissuwandi
Teruslah Bermimpi


Suasana perkemahan BUMI PERTIWI mulai ramai, para peserta pramuka berdatangan dari berbagai penjuru. Kegiatan tahunan dalam rangka menyambut Hari Pramuka.


Sumber gambar Di sini

Di sudut lapangan, seorang anak lelaki berusia delapan tahun, memandang takjub apa yang dilakukan para peserta pramuka. Danang namanya, seorang anak yang amat terobsesi dengan kegiatan pramuka. Hal yang amat sangat ingin dilakukannya.

Danang seorang anak yatim piatu, ia dibesarkan oleh sang nenek. Keinginannya untuk mengenyam bangku sekolah terpaksa kandas. Kesulitan ekonomi yang menjadi penghalang. Untuk mencukupi kehidupan sehari-hari, sang nenek berjualan gorengan keliling. Hanya keahlian itu yang dimiliki olehnya.

Tak dipungkiri kegiatan pramuka ini juga disukai sang nenek, karena beliau tidak perlu susah payah menjajakan gorengannya, cukup mangkal di satu titik. Gorengan langsung habis dalam sekejap.

*******

"Nek ... Nenek," panggil Danang sembari menghampiri sang nenek yang sibuk membuat gorengan.

"Kenapa, Danang. Kamu lapar?"

"Bukan ,Nek. Danang cuma mau ikut Nenek jualan, boleh, ya?"

"Kalo kamu mau, gak papa. Nenek malah seneng, ada teman ngobrol, he he he."

"Nanti kalo dagangan Nenek sudah habis, Danang boleh, ya, liat-liat tenda kakak pramuka."

"Jangan sembarangan masuk, ya. Izin dulu sama yang punya. Meskipun kita miskin harta, tapi jangan miskin adab."

"Siap, Nek!"

*****

Begitu sampai tempat mangkal sementara, nenek mulai menata kembali aneka gorengannya. Nenek bersyukur, pengelola perkemahan tidak memasang tarip selama nenek berjualan di sana, asal setelah selesai berjualan, sampah-sampah dibersihkan.

Setelah sejam berjualan, gorengan nenek habis terjual. Para peserta pramuka bahkan saling berebut saat membelinya, membuat nenek sedikit kewalahan. Untung ada Danang yang sigap membantu neneknya.

"Alhamdulillah, Nek. Jualan kita sudah habis. Danang izin main sebentar, ya, Nek. Mau lihat penampakan tenda dari dalam." Danang berjalan menjauh dari sang nenek.

"Ingat, jangan lupa minta izin, ya!" Nenek meneriaki Danang yang semakin menjauh.

****

Danang mulai mendekati salah satu tenda. Para peserta sedang beristirahat. Mereka terlihat sibuk dengan aktifitas masing-masing. Di salah satu tenda, dilihatnya kakak pramuka sedang terlelap. Danang mengucap salam, tidak ada jawaban. Karena begitu takjub, tanpa sadar, Danang sudah berada di dalam tenda.


Sumber gambar Di sini

Ketika Danang sedang menyisir ruangan dalam tenda, terdengar teriakan.

"Maliiing!"

Danang tersentak, wajahnya pias. Seorang peserta pramuka meneriakinya maling. Danang ingin menolak tuduhan yang telah dilontarkan, tetapi bibirnya kelu. Matanya sudah berembun.

"Dino, bangun! Ni anak, ya. Ada maling juga, masih bisa ngorok. Baaangun!"

Kakak yang diketahui bernama Dino, terlihat panik, ia mulai memindai sekeliling. Para peserta yang lain sudah mengerubungi tendanya. Bahkan para pembina dengan sigap telah berada di tempat kejadian.

"Ada apa ini ribut-ribut? Sapri, coba kamu jelaskan! Tadi kamu yang berteriak maling, kan?" tanya kakak pembina kepada Sapri.

"Betul, Kak. Saya melihat anak kumal ini memindai ruangan dalam tenda, apalagi coba, kalo bukan mau maling."

Kakak pembina mengangguk, sambil matanya menatap Danang.

"Apakah betul, yang dikatakan Sapri, Dik?" Kakak pembina menanyai Danang dengan suara lembut.

Danang hanya diam, air matanya mulai mengalir deras, hanya isak tangisnya yang terdengar. Danang telanjur takut.

Sementara sang nenek mulai gelisah, menanti Danang yang tak kunjung datang. Instingnya mengatakan ada yang tidak beres. Dari kejauhan nenek melihat kerumunan orang-orang berkumpul.

Hati nenek semakin kalut, takut terjadi sesuatu dengan Danang. Dipercepat langkah kaki menyusuri jalan. Semakin dekat, ketakutannya menjadi nyata, saat suara tangisan Danang terdengar. Nenek menerobos, dilihatnya Danang berdiri ketakutan. Ya Tuhan, apa yang telah terjadi.

"Maaf, kenapa dengan cucu saya?" Nenek mendekat dengan gemetar. Beliau takut Danang terluka.

"Begini, Nek. Maaf sebelumnya. Cucu Nenek telah memasuki tenda tanpa izin. Gerak-geriknya juga mencurigakan. Pemilik tenda, Sapri memergoki cucu Nenek sedang berada dalam tendanya." Kakak pembina mencoba menjelaskan akar masalahnya kepada sang nenek.

Pandangan nenek beralih kepada Danang. Dengan langkah tertatih karena terkejut, nenek bertanya kepada Danang. Namun, hanya gelengan kepala dari Danang yang didapat beliau.

"Saya berani menjamin, cucu saya tidak akan melakukan tindakan sehina itu. Meskipun kami miskin, saya tidak pernah mengajarkan cucu saya mengambil sesuatu yang bukan haknya."

"Begini saja, Nek. Bagaimana kalo kita sama-sama menyelesaikan di kantor pengurus saja. Biar keadaannya lebih tenang."

"Baiklah, saya setuju," jawab nenek masih merangkul Danang yang terus terisak.


****

Suasana perkemahan mendadak ramai. Pasca keributan yang ditimbulkan Danang, kegiatan pramuka diliburkan sementara. Menunggu kakak pembina menyelesaikan masalah.

Di dalam kantor pengurus, nenek, Danang, Dito, Sapri, dan kakak pembina berkumpul. Danang terlihat sedikit tenang.

"Jadi, kronologisnya baru kita dapat dari penuturan Sapri, mari kita dengarkan pembelaan dari Danang," ujar petugas pengelola perkemahan.

"Saya bukan maling, Pak. Saya bersumpah. Saya akui saya salah, karena masuk tanpa izin. Saya sudah mencoba memberi salam, tetapi kakak itu tidak merespon," ujar Danang sambil menunjuk Dion.

Dion hanya bisa tersenyum mendengar pembelaan Danang. Diakuinya, memang kalo sudah tidur, sulit untuk dibangunkan.

"Lo, seh, main teriak aja. Jadi rame, kan." Tangan Dion menoyor kepala Sapri

"Etdah, mana gue tau. Lo lagian tidur kayak kebo, kalo seandainya yang masuk tenda psiko, dah koit, lo." Sapri membalas toyoran Dion.

Semua yang hadir tersenyum melihat kelakuan mereka. Akhirnya masalah salah paham bisa diselesaikan. Danang meminta maaf, begitu pula Dion dan Sapri.

Sebagai permintaan maaf dari regu pramuka, Danang diperbolehkan mengikuti acara api unggun nanti malam.

*****

Sumber gambar Di sini

Senyum Danang terkembang, menyaksikan nyala api unggun. Impiannya terwujud. Impian sederhana dari seorang anak yang tak pernah mengenyam pendidikan sekolah.


Jepara, 12 Agustus 2019
Diubah oleh iissuwandi 12-08-2019 00:50
TaraAnggaraAvatar border
bekticahyopurnoAvatar border
anasabilaAvatar border
anasabila dan 19 lainnya memberi reputasi
20
2.3K
58
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan