Masa Kecil Ane

Ane dulu sangat senang, Gan kalau main di sungai. Waktu kecil, rumah ane memang tak begitu jauh dari sungai sehingga ane dan teman-teman masa kecil ane sering menghabiskan waktu kami di sungai selain di daratan, wkwkwk.

Jaman dulu, sungai memang masih bersih sehingga beberapa permainan, seperti lomba renang, mencari kepiting, mencari remis, bola air dan kejar-kejaran di air sering kami mainkan di sungai.

Seperti apa keseruannya? Baca ceritanya di bawah ini, ya ... ! Sebab, selain tentang permainannya, ada juga hukuman bagi yang kalah dalam permainan. Apa, sih hukumannya? Baca dulu sampai habis, ya hehe.

1. Lomba Renang & Lomba Menahan Nafas Terlama di Air


Lomba renang menjadi permainan di urutan pertama yang sering ane dan teman-teman ane dulu mainkan di sungai. Biasanya, pembatasnya adalah tiang kayu tempat perahu-perahu kecil mengikat talinya agar tak terbawa arus sungai.

Selain itu, kami juga sering berlomba menahan nafas terlama di dalam air. Dalam permainan ini, sering terjadi kecurangan, Gan dimana yang bertindak sebagai wasit-wasitan bekerja sama dengan teman dekatnya yang menjadi peserta supaya temannya itu menang perlombaan, wkwk.

Jadi, dalam lomba ini, seluruh badan hingga ujung kepala harus berada di dalam air sambil menutup lubang hidung dengan tangan. Jika ada yang mengangkat kepala dari air maka dianggap kalah.

Nah, agar temannya menang. Si wasit-wasitan tak mengumumkan kekalahan temannya jika temannya itu melanggar peraturan lomba.

Supaya tak ketahuan peserta lain, si peserta curang langsung turun ke bawah air lagi sehingga ia jadi pemenangnya karena ia keluar dari air dan menahan nafas lebih lama dibandingkan peserta lainnya.

Hal ini sangat sering terjadi, Gan. Kacau emang, ya! Haha. Tak cukup sampai di situ, Gan. Kadang, muncul ide jahil. Ketika lomba berlangsung, si wasit-wasitan malah kabur ninggalin peserta. Begitu peserta keluar dari air, eh ... Si wasit sudah tak ada, wkwkwk.

Terkadang pula, hanya salah satu peserta saja yang dikerjai. Saat dia keluar dari air, teman-temannya sudah naik semua ke tepi sungai sambil mentertawakan dirinya. Ia malah ditinggal sendiri di dalam air, wkwkwk.

Ane sudah pernah, sering malah, baik menjadi pelaku ataupun menjadi korban, Gan makanya untuk mengantisipasi kejahilan teman-teman ane, ane selalu meminta saat sedang lomba-lombaan, semua peserta harus membentuk lingkaran di dalam air sambil bergandengan tangan.

Dengan begitu, saat ada yang keluar dari air maka akan diketahui oleh semuanya. Yeu, kan? Cerdas ane, mah! Wkwkwk.

2. Mencari Kepiting Sungai


Kepiting sungai sering terlihat sedang menempel di tepian sungai, baik itu pada bebatuan, jembatan kayu dan tiangnya atau benda apapun yang berada di pinggir sungai.

Ukurannya lumayan kecil, Gan dan warna tubuhnya sering kali menyerupai warna air sungai sehingga mencarinya susah-susah gampang.

Ane dan teman-teman ane menangkap hewan ini karena iseng saja alias gabut, wkwk. Kalau sedang asik berenang dan kebetulan salah satu ada yang melihatnya maka yang lain juga akan ikut mencoba menemukan, setidaknya satu.

Setelah ditangkap, kepiting hanya untuk kami main-mainkan saja. Setelahnya, kami lepas kembali ke sungai, wkwk. Sepertinya, akan ada sista yang bilang bahwa inilah salah satu faktor kenapa cowok suka sekali, habis main-main, dibuang begitu saja. Ternyata, karakter tersebut sudah dimulai sejak kecil, wkwkwk.

3. Mencari Remis


Saat sedang musim remis, ane dan teman-teman ane bersama puluhan warga lainnya mencari remis di pinggiran air sungai yang surut. Waktu mencarinya, yaitu di pagi dan sore hari.

Saat itu, kami dapat banyak sekali. Total, masing-masing seember besar bahkan ada warga yang mendapat 3 ember. Anaknya banyak, jadi banyak yang bantu, wkwkw.

Seru sekali, Gan momen-momen seperti itu karena hampir semua warga turun ke sungai untuk mencari remis sehingga bisa sambil silaturahmi. Anak-anak juga bisa main sambil mencari remis.

soal remisnya sendiri, ada yang mencari untuk dikonsumsi sendiri. Ada pula untuk dijual kepada pengepul.

4. Main Bola di Sungai


Bagi kami, main bola kaki itu asyik. Mau di darat ataupun di sungai. Keduanya, sama-sama menyenangkan. Hanya saja, di sungai, kami menggunakan tangan sehingga oper-mengoper bola dan menyerang lawan menggunakan lemparan tangan.

Kesulitan bermain bola air adalah susah buat lari, mau berenang nanggung. Bayanginlah, Gan, wkwkwk. Oleh karena itu, permainan ini tak bisa dimainkan terlalu lama karena cukup menguras tenaga.

5. Main Kejar-Kejaran di Air


Main kejar-kejaran adalah salah satu permainan favorit anak-anak bahkan di sungai sekalipun. Seru sekali mengolok-olok teman yang menjadi penjaga, wkwkwk.

Selain bola air, permainan kejar-kejaran di air ini juga cukup menguras tenaga makanya ane berusaha jangan sampe ane kalah dan jadi penjaga. Lelah, Cuymengejar sana sini.

Untuk bermain kejar-kejaran di air, kami selalu memilih tempat yang memiliki benda, yang bisa duduki atau digantungi, seperti jembatan di sisi sungai untuk dijadikan tempat berisitirahat saat mengejar atau dikejar sehingga tak cepat kelelahan.

Hukuman dalam Permainan Kami

Permainan juga tak beda dengan kompetisi. Ada pemenang, ada juga yang kalah. Yang kalah, ada hukumannya, Gan.

Dalam permainan kami, yang kalah biasanya akan disuruh gendong di belakang membawa pemenang. Tak jarang pula, yang kalah tidak sportif. Tak mau menjalani hukuman, hadehh!.

Hukuman lainnya adalah telinga dijepit dengan penjepit jemuran, Gan.

Sekian dulu ya Thread kali ini. Jumpa lagi di lain kesempatan. Jangan lupa cendol, share cerita ini juga ke teman-teman dan sosmed mu.