Berawal dari diajakin teman untuk "mengkeretakan" sepeda motor dari kota Lumpia menuju kota Berhias dengan biaya GRATIS (disinilah gue berasa katrok banget, selama ini nggak tahu kalau ada layanan pemerintah yang oke banget) akhirnya hidup gue sedikit punya cerita.

Dengan teman satu daerah, kami berdua pergi ke stasiun yang melayani mudik gratis yakni stasiun Tawang. Tentunya dengan membawa persyaratan untuk mendaftar, yaitu kartu keluarga (KK), KTP, STNK, dan SIM. Setelah mendaftar, tak lupa mendapat penjelasan dari mbak administrasinya mengenai prosedur penyerahan motor (paling lambat diserahkan H-1 pengiriman) hingga pengambilan di stasiun tujuan.

Sekitar dua minggu setelah mendaftar. Yaitu H-1 pengiriman motor, tepatnya tanggal 29 Mei aku dan temanku pergi ke stasiun Tawang untuk menyerahkan motor guna dilakukan pengecekan kondisi motor, pengosongan tangki bahan bakar, pencopotan spion dan verifikasi data (KTP, SIM C, STNK, kertas verifikasi, dan tiket perjalanan pemilik motor). Tak lupa adanya akad lisan bahwa "Kita (pihak motis) berusaha mengirim dengan baik mbak. Namun bila nanti ada sedikit kesalahan, kami mohon maaf. Bagaimana?".

Setibanya di stasiun Tegal, kami berdua bergegas untuk mengambil motor. Tapi ternyata, motor kami berdua belum sampai di stasiun (adanya miskomunikasi antara kami dan petugas di Tawang) bahwa motor akan tiba H+2 dari penyerahan.

Alhasil karena sudah terlanjur tidak meminta dijemput orang rumah, dengan sedikit "oyok-oyokan" dengan petugas, akhirnya ada bapak petugas yang bersedia meminjamkan motornya untuk kami bawa pulang ke rumah.

Keesokan harinya, barulah kami kembali ke tasiun Tegal untuk mengambil motor dengan menunjukkan KTP, SIM, KK, STNK dan bukti verifikasi. Tak lupa juga mengembalikan motor pinjaman dari bapak petugas motisnya setelah sebelumnya membeli bensin terlebih dahulu.